“Tuhanlah Tempat Pengharapan Yang Sejati”
Yeremia 14:19-22
14:19 Telah Kautolakkah Yehuda sama sekali? Telah merasa muakkah Engkau terhadap Sion? Mengapakah kami Kaupukul sedemikian, hingga tidak ada kesembuhan lagi bagi kami? Kami mengharapkan damai sejahtera, tetapi tidak datang sesuatu yang baik; mengharapkan waktu kesembuhan, tetapi hanya ada kengerian! 14:20 Ya TUHAN, kami mengetahui kefasikan kami dan kesalahan nenek moyang kami; sungguh, kami telah berdosa kepada-Mu. 14:21 Janganlah Engkau menampik kami, oleh karena nama-Mu, dan janganlah Engkau menghinakan takhta kemuliaan-Mu! Ingatlah perjanjian-Mu dengan kami, janganlah membatalkannya! 14:22 Adakah yang dapat menurunkan hujan di antara dewa kesia-siaan bangsa-bangsa itu? Atau dapatkah langit sendiri memberi hujan lebat? Bukankah hanya Engkau saja, ya TUHAN Allah kami, Pengharapan kami, yang membuat semuanya itu?
Minggu ini adalah minggu Rogate artinya berdoalah. Doa bukanlah sebuah penyembahan rohani kepada Tuhan tanpa berharap, namun sebagai jalan dan pintu untuk bertemu dengan Allah. Manusia sering bertanya , sanggupkah aku menghadapi semua keadaan setiap hari demi masa depan? Jawabannya jelas, tidak sanggup. Sebab, sehebat apapun, sepintar apapun, dan sekaya apapun, kita masih membutuhkan kekuatan dari Tuhan, agar tetap kuat berdiri di tengah badai pencobaan. Melalui doa, Tuhan menghadirkan kuasa yang tak terbatas atas diri kita agar mampu menembus kemustahilan. Maka bukalah hati dan jiwa kita untuk selalu diperbaharui oleh Roh Allah. (Invocasio)
Melalui kesaksian Yeremia, bahwa melalui penderitaan yang dialami umat Israel seakan-akan Tuhan tidak lagi memperlihatkan kasih dan rasa peduliNya. Nabi menguraikan penderitaan yang sedang terjadi yakni adanya masa kekeringan yang panjang, akan melanda seluruh Israel. Tidak ada hujan, sumur kering, tanah menjadi retak dan tandus, binatang sekarat dan mati, serta petani gagal panen, maka yang terdengar hanyalah perkabungan dan teriakan minta tolong. Yeremia juga sangat membenci perbuatan Israel yang jahat, tetapi ia memiliki hati yang lembut. Ia datang di hadapan Allah meminta pengampunan atas dosa seluruh umat-Nya. Ia memohon kepada Allah agar tidak memalingkan wajah-Nya, serta membatalkan niat-Nya menghancurkan Israel. Ia berusaha mengingatkan Allah akan perjanjian-Nya dengan nenek moyang Israel sejak dari dulu. Sesungguhnya Allah itu panjang sabar, tetapi janganlah dengan sengaja membuat kesabaran Allah jadi habis. Melalui nats renungan ini, nabi Yeremia tidak lagi memperhatikan pada penolakan Tuhan, tetapi tetap berdoa untuk meminta belas kasihan dan pengampunan. Bagi Yeremia, berdoa bukanlah hanya sebuah kewajiban, tetapi suatu misi dalam ungkapan cinta kasih. Ia terus berdoa untuk sebangsanya sampai akhir, menolak untuk menyerah di tengah jalan, dan tidak mau meninggalkan dalam pengabaian. Meskipun ditengah-tengah umatNya, sangat susah menemukan orang benar, namun nabi masih bertahan untuk berdoa syafaat bagi Israel. Dalam menghadapi suatu bencana, yang dapat dilakukan orang mungkin sangat sedikit, tapi kita masih dapat bertahan berdasarkan iman dan doa, sampai keputusan Tuhan benar-benar sudah dilaksanakan. Sebelum terlambat, maka nabi tidak akan putus-putusnya, memohon kepada Allah agar tidak pernah meninggalkan umat-Nya, karena dia sadar bahwa hanya di dalam Allah saja ada pengharapan kekal. (Tema.) Sama seperti Rasul Paulus, selalu mengucap syukur atas hal-hal yang baik dari Filemon sebagai teman sekerjanya, ( Bacaan). Kesalehan Filemon membuat Paulus senantiasa mampu bersukacita dalam setiap pekerjaan perluasan kerajaan Allah.
Dalam menjalani kehidupan ini, kita pun banyak diperhadapkan dengan hal-hal yang mungkin secara manusia terlihat mustahil. Sakit-penyakit, masalah keluarga, pekerjaan, ataupun keuangan datang silih berganti. Namun, tetaplah menaruh pengharapan kita kepada Tuhan Yesus. Selalu pegang janji Tuhan dan percayalah bahwa Dia akan menjawab doa-doa kita tepat pada waktu-Nya. Datanglah kepada Tuhan dengan penuh iman dan harapan. Ketika kita bisa sungguh-sungguh menaikkan doa dengan penuh iman dan harapan secara terus-menerus, maka kuasa dan mujizat Allah pasti menjadi nyata. Renungan: Berdoalah dengan iman dan tetaplah berpengharapan, nantikanlah Tuhan sampai Ia bertindak, sebab pertolonganNya tidak pernah terlambat karena Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya. (MG).