Renungan Ibadah Minggu 23 April 2023

Tuhan Allah Penyayang Dan Penuh Belaskasih.”
Keluaran 34:5-7

34:5 Turunlah TUHAN dalam awan, lalu berdiri di sana dekat Musa serta menyerukan nama TUHAN. 34:6 Berjalanlah TUHAN lewat dari depannya dan berseru: “TUHAN, TUHAN, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya, 34:7 yang meneguhkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu orang, yang mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa; tetapi tidaklah sekali-kali membebaskan orang yang bersalah dari hukuman, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya dan cucunya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat.”

Ketika hati dipenuhi dengan kasih Allah, kita menjadi ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni. Tatkala masa-masa sulit itu datang, jangan pernah lahir rasa benci karena Tuhan menghendaki agar kita hidup dalam kasih. Dia Allah yang penuh dengan belas kasihan, dan ketika Yesus melihat orang banyak itu maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan Ia menyembuhkan mereka yang sakit (Mat 14:14). Dan, saat ini pun hati-Nya tetap dipenuhi oleh belas kasihan, bukan karena kita layak untuk mendapatkannya, tetapi karena Dia mengasihi dan mengerti apa kita alami. (Invocasio).

Allah meminta Musa untuk memahat lagi dua loh batu, kembali, karena loh batu sebelumnya telah pecah, yang melambangkan kehancuran perjanjian Sinai. Sekarang loh batu itu harus dibuat kembali untuk mengembalikan perjanjian sebelumnya, dan hal ini menyatakan bahwa Allah benar-benar mengampuni dosa orang Israel, dan memulihkan perjanjian dengan mereka. Penampakan Tuhan di depan umat-Nya dalam bentuk tiang awan maka Tuhan pun menyerukan nama-Nya dan menyatakan kasih-Nya bagi setiap orang yang menaati firman-Nya (ayat 5-6). Pada saat itu juga terjadi pengulangan jawaban yang sama yang pernah Ia berikan pada Musa (ayat 7). Seperti dua sisi mata uang, demikianlah keadilan dan kasih-Nya harus terjadi. Pada satu sisi Ia mengasihi setiap orang yang berbalik pada-Nya, namun pada sisi lain, Ia tetap menghukum orang-orang yang melanggar hukum-Nya. Meskipun demikian, kasih Tuhan melampaui hukuman itu bagi umat-Nya, sebab Allah itu penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya setia-Nya. (Tema). Tentunya hanya bagi orang yang takut akan Tuhan saja yang mengerti arti hukuman itu sendiri, bukan untuk menghukum apalagi menghajar melainkan untuk mendidik dan membentuk umat-Nya menjadi bangsa yang taat dan percaya. Musa menyadari Allah itu murah hati dan penuh belas kasihan. Melalui seruannya, Allah menunjukkan bahwa Ia tidak akan menghukum siapa pun selama umat itu tidak menolak-Nya. Musa benar- benar mendapatkan kasih karunia, karena itulah ia memohon, kiranya Allah senantiasa memelihara umat Israel karena mereka adalah umat milik kesayangan-Nya. Kesempatan baru yang telah diberikan kepada umatNya, tentulah hal itu tidak akan disia-siakan, bahkan Musa berjanji akan menjalaninya dengan takut kepada Allah. Persoalannya adalah janji Allah tentang keselamatan dalam Yesus Kristus sudah jelas dinyatakan bagi semua orang (Yahudi maupun non Yahudi), agar menjadi umat yang baru bagi-Nya, tapi apakah hal itu beroleh keberanian dan jalan masuk kepada-Nya dalam iman?. Melalui kasih karunia, Allah memanggil kita agar menjadi alat kemuliaan dalam kerajaanNya, sehingga setiap orang yang percaya, akan hidup dalam terang dan menjadi berkat bagi dunia ini. (Bacaan).

Kita harus terus menyadari, siapakah kita dihadapan Tuhan. Tuhan telah mengingatkan bahkan mengajari kita tentang kesabaran dan hal itu menjadi suatu keharusan bagi kita sebagai milik kepunyaan-Nya dalam segala situasi yang dialami. Sadarlah bahwa kasih setia dan belas kasihan Allah bagi kita sungguh tidak pernah terukur, setinggi langit dari bumi. Kita adalah benda-benda belas kasihan, benda-benda yang dipersiapkan oleh-Nya bagi kemuliaan yang telah melingkupi kita dengan rahmat-Nya. Renungan: Tuhan membutuhkan orang-orang yang siap melayani dengan hati yang penuh belas kasihan, apakah hari ini saudara mau dipakai Tuhan menyalurkan kasih-Nya kepada orang lain yang membutuhkan pertolongan Tuhan? Yang pasti, Tuhan menunggu keputusan kita. (MG).

Warta Jemaat dapat didownload di sini