1 Tawarikh 23:24-32,
Tema: Aron si erdahin ibas rumah pertoton.
==============================
Kondisi Daud yang telah tua tidak memungkinkan dirinya menjalankan pemerintahan dengan baik,maka ia segera mengangkat Salomo sebagainya. Meski demikian, ada satu hal yang menjadi kegelisahan Daud, yaitu Bait Suci. Untuk memastikan hal itu maka Daud mengumpulkan semua pembesar Israel, para imam dan orang-orang Lewi, berkenaan dengan tugasnya melayani di Bait Suci (24). Bait Suci itu sudah harus menjadi bangunan permanen di Yerusalem, bukan lagi diangkat-angkat (25-26). Karena itu tugas anak-anak Lewi adalah membantu anak-anak Harun, yakni mengawasi dan melakukan pelayanan di Bait Suci (28), menyediakan sajian dan tepung yang terbaik (29), menyanyikan syukur serta puji-pujian (30-31); termasuk memelihara kemah pertemuan, dan tempat kudus, dan melayani anak-anak Harun (32).
Raja Daud bukan hanya memikirkan tentang pembangunan Bait Allah, tetapi juga, memikirkan kehidupan rohani bangsa Israel, agar tetap memiliki identitas sebagai umat pilihan Allah. Itulah sebabnya Raja Daud mempersiapkan orang-orang Lewi dalam melakukan tugas-tugasnya sebagai suku yang dipilih secara khusus untuk melayani Tuhan. (Kel 28:1, Ul 10:8 dan Bi 3:5-9). Daud mengingatkan mereka agar jangan sampai terpesona oleh kemegahan Bait Allah, sehingga lupa akan ibadah sebab tugas utama mereka, adalah menyelenggarakan ibadah di rumah Tuhan dengan baik dan benar. Ada dua alasan Daud membuat ranvcangan pengelolaan dan pelayanan dalam ibadah kepada Tuhan:
1. Allah sendiri yang menyelenggarakan kehidupan dalam peribadahan kita. Sejak bangsa Israel mengembara di Padang Gurun, Allah menyuruh mereka membuat Tabernakel (Kemah suci) yang menunjukkan bahwa Allah berdiam ditengah-tengah umat-Nya. Hal ini menunjukkan bahwa bukan diri kita yang menyelenggarakan ibadah untuk Tuhan tetapi Tuhanlah yang menyelenggarakan ibadah untuk kita. Oleh karena itu, seluruh aktifitas pelayanan harus dikelola karena setiap orang yang terlibat dalam proses peribadahan dia sedang melangsungkan tugas pelayanan dengan otoritas Tuhan untuk memberitakan kebenaran berdasarkan kehendak Tuhan bukan berdasarkan kehendak diri sendiri. Dengan demikian, baik para pemimpin dan jemaat harus tunduk pada aturan pengelolaan pelayanan yang berlaku supaya tidak ada yang merasa dirinya lebih utama dan yang lain diabaikan.
2. Kita adalah bagian dari hidup masyarakat maka ibadah harus memberi dampak yang positif. Raja Daud, selalu mempertajam landasan spiritual dalam kehidupan sebagai bangsa pilihan, sekaligus dapat memberi pengaruh positif pada kehidupan sebagai anggota masyarakat. Oleh karena itu, kehidupan kita sebagai jemaat diharapkan memberi dampak bagi kehidupan berbangsa dan bernegara yang penataannya dimulai dari pusat peribadahan (Bait suci). Itulah sebabnya Daud mengelola pelayanan di Bait Allah melalui 38.000 orang Lewi sebagai pengawas pekerjaan di rumah Tuhan, pengatur dan hakim, penunggu pintu gerbang serta para pemuji dan pemain musik agar kepemimpinan Allah tetap dialami bukan saja pada saat beribadah tetapi juga di luar peribadahan melalui kesaksian yang benar.
Tema: Aron sierdahin ibas rumah pertoton
- Pengelolaan semua pelayanan selalu membangun dan menghidupkan Kepemimpinan Allah. Meski Daud tidak ikut membangun Bait Suci, tetapi di balik semuanya itu, Ia bukan hanya mempersiapkan bahan baku, tetapi juga mengatur tugas-tugas kaum Lewi dalam hal pelayanan Bait Suci. Prinsip ibadah ini Allah datang dalam kekudusan dan keagunganNya, maka ibadah itu harus mencakup pentingnya persiapkan, pengaturan, sehingga dalam melaksanakan ibadah semua jemaat mampu memperlihatkan semangat melayani dengan penuh ucapan syukur dan pengagungan pada Tuhan sendiri. Lakukanlah ibadah dan pelayanan dengan perasaan kagum dan rasa syukur pada Tuhan yang telah menyelamatkan dan memelihara hidup kita. Jadi saat beribadah kita bersama-sama melayani dan bersama-sama mengagungkan Allah itu sendiri melalui seluruh rangkaian acara dari awal sampai akhir. Artinya kita semua memiliki tanggung jawab yang sama: sama-sama mempertanggungjawabkan kinerjanya kepada Tuhan. Dengan demikian kita senantiasa mampu bersinergi dalam melayani Tuhan dalam setiap ibadah-ibadah yang dilakukan gereja.
- Melayani Tuhan berarti kita memberi diri, maka meskipun tidak nampak, namun sangat berdampak. Dalam rangkaian ibadah yang utama adalah Allah-lah yang harus ditinggikan, dimuliakan, diagungkan. Dia Tuhan harusmenjadi pokok utama puji-pujian, hal utama dalam kesaksian Dalam Joh 3:30: Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil. Digambarrkan seperti akar pada pohon, sebenarnya ia adalah tonggak utama sebuah pohon namun tidak menonjolkan diri. Akar tidak pernah mendapatkan pujian sekalipun akar yang bekerja terus dan mengabdikan diri demi batang, daun dan bunga. Bekerja dan melayani tanpa menuntut pengakuan. Sekalipun berada di tempat yang paling rendah dan tersembunyi, namun batang, bunga, daun dan bagian pohon lainnya pada akhirnya menyadari bahwa mereka ada atas kerja keras akar sendiri. Mari saling melayani Tuhan bukan mengagungkan diri.
- Bagaimana kita dapat melayani Tuhan dengan baik dan benar. Kehidupan rohani harus terpelihara dengan baik yakni melalui Integritas yakni dapat dipercaya dan diandalkan, orang bertanggung jawab, dan tidak hanya ikut menjadi pelayan tapi juga mau belajar untuk mengembangkan keterampilannya.