Bahan Sermon PJJ 12 April 2023

1 Yohanes 4:7-12,
Tema: Rutang sikeleng-kelengen.

( Belajar terus menerus hidup dan menghidupi kasih Allah yakni Agave).

Dengan adanya tantangan dan penderitaan yang dihadapi, bukanlah membuat kita berhenti hidup untuk bersaksi. Yesus sendiri selalu mengajarkan   bahwa siapa yang mengasihi Dia adalah mereka yang memegang   dan melakukan semua perintahNya (Yoh 14:21,23,24). Apa perintah Yesus itu?   Yakni kita harus tetap saling mengasihi (Yoh 15:12,17), sehingga segala perbuatan/ tindakan selalu dasarnya adalah kasih. Mengapa? Karena kasih itu hanya berasal/ sumbernya dari Allah karena Allah adalah kasih (1 Yoh 4:7,16). Dengan demikian segala perbuatan kita, selalu berlandaskan  dan mencerminkan kasih   dari Allah sehingga benar bahwa Allah ada dan hidup di dalam kita, sebab kasih yang kita bagikan itu adalah kasih  yang sempurna. (1 Yoh 4:12).    

Inti dari percaya dan beriman kepada Tuhan dimaknai sebagai persekutuan dengan Allah. Oleh karena itu Rasul Johanes menegaskan bahwa hakekat Allah dalam hidup semua ciptaanNya adalah kasih karena Allah itu adalah kasih, sehingga tujuan dari PJJ: agar semua orang percaya hidup benar dihadapan Allah yakni hidup dalam kasih. GBP: Tata nilai hidup saling mengasihi bagi semua jemaat, tidak hanya sekedar dibaca, tau, dipahami tetapi sampai pada proses penghayatan,  dan akan menjadi gaya hidup secara terus menerus. Kasih yang disaksikan oleh manusia adalah sebagai respon terhadap kasih dari Allah itu sendiri.

  Apakah nilai kasih Allah itu sehingga dengan kasih itu kita dapat saling mengasihi? Rasul Yohanes menjelaskan bahwa Allah adalah kasih yang telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia supaya kita hidup oleh-Nya (1 Yoh 4: 9-10).   Firman itu telah menjadi daging merupakan puncak kasih Allah kepada manusia  sehingga kita yang mengalami kasih Allah itu  akan hidup saling mengasihi. Kasih Allahlah menjadi model kasih   sesama manusia dan juga bagi seluruh ciptaanNya yakni AGAVE.   Artinya siapa saja yang mengasihi Dia adalah mereka yang memegang dan melakukan perintah atau firman-Nya (Yoh 14: 21,23,24) dan siapa saja yang menuruti firman Allah berarti kita tinggal di dalam kasih Yesus (Yoh 15: 10). Jadi, kasih itu berarti menterjemahkan firman yang didengar, yang direnungkan ke dalam kehidupan disetiap waktu. Firman yang kita pelajari dan berproses menjadi perbuatan kasih dan menjadi bukti dalam melakukan firman Allah sehingga kita disebut tinggal di dalam kasih Yesus.  

 Melalui Tema: Rutang sikeleng-kelengen

1) Kasih itu bersumber dari Allah, karena kasih itu adalah hakekat Allah itu sendiri. Kalau demikian, mengapakah dalam kehidupan ini masih sulit/ masih susah melakukan perbuatan kasih bagi sesama, apalagi terhadap orang yang memusuhi kita? Ternyata salah satu penyebabnya adalah karena hubungan/ persekutuan kita dengan Allah masih gersang/ kerdil. Ayt 8: Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih. Orang yang tidak mengenal Allah kasih yang ia lakukan selalu bersyarat, dan selalu menuntut sesuatu, (aku mengasihi :sebab, supaya, karena…dst): menunjuk kepada keakuan ego kemanusiaan (Human).  Sementera Kasih Allah seperti mata air yang mengalir. Dia tidak pernah berhenti, atau kurang, sebab Ia mengasihi walaupun…, meskipun…dst. Dalam Roma 5:8: Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa, itulah  kasih Agave.

2) Orang yang hidup dalam kasih berarti dia mengenal Allah. Ay.7b: dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Itulah sebagai dasar dan bukti bahwa kita tetap bersukacita melakukan kasih itu sendiri bagi dunia ini. Tindakan kasih (GNOSKA): mengambarkan kedekatan suami istri: memahami, mendalami, mengetahui isi hati Tuhan. Artinya dalam melakukan kasih itu sendiri bukan tertuju kepada persetujuan manusia, tapi kepada kebenaran Allah. Sebab kasih itu digambarkan dalam ayt 10. Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.

Perenungan:

Kita yang berdosa, kita yang melanggar, kita yang melawan, maka terjadi pemberontakan. Demi tercapainya perdamaian maka Ia sendiri mengutus anakNya yang tunggal. Dengan kesadaran itulah maka kita berhutang untuk saling mengasihi. Artinya kasih itu adalah sebagai tindakan untuk membayar harga kasih Allah dalam hidup kita, maka tidak ada hak kita untuk menuntutnya. Maka walaupun kita tidak melihat Allah namun ketika kita melakukan kasih yang murni itu maka Allah hidup dalam kehidupan kita.     Matius 10:42a  “Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir saja pun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku,  Melalui tindakan kecil sekalipun orang lain dapat melihat kehadiran Allah dalam tindakan kasih  yang kita lakukan dalam setiap kehidupan ini. Jelas tidakan kasih itu dua hal yang tidak pernah terpisahkan, yakni ketika kita mengasihi sesama maka pada saat bersamaan kita juga mengasihi Allah .