Renungan Khotbah Minggu 5 Februari 2023

Yesus Mengalahkan Pencobaan”
Matius 4:1-11

Pencobaan di padang gurun
4:1 Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis. 4:2 Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus. 4:3 Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: “Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti.” 4:4 Tetapi Yesus menjawab: “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.” 4:5 Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, 4:6 lalu berkata kepada-Nya: “Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu.” 4:7 Yesus berkata kepadanya: “Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!” 4:8 Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, 4:9 dan berkata kepada-Nya: “Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku.” 4:10 Maka berkatalah Yesus kepadanya: “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” 4:11 Lalu Iblis meninggalkan Dia, dan lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Yesus.

Hidup manusia selalu saja penuh dengan tantangan dan setiap orang umumnya akan mengalami masalah hidup yang serius. Sebagai orang percaya, dalam doa kita bisa menyampaikan keluh-kesah kepada Tuhan untuk meminta pertolongan. Tetapi, kita sadar bahwa Tuhan sudah tahu apa yang kita derita sebelum berdoa. Doa memang bukan dimaksudkan untuk mengingatkan Tuhan akan kesulitan yang dialami, tetapi sebaliknya untuk mengingatkan kita bahwa dalam kesulitan agar selalu dekat dan percaya, sebab hanya Tuhan-lah sebagai sumber kekuatan dan keselamatan bagi kehidupan kita. (Invocasio).

Pencobaan mengandung makna pengujian dan godaan. Pengujian bertujuan untuk membangun iman, sedangkan godaan secara sengaja merusak atau menghancurkan seseorang. Terlepas dari perbedaan ini pada dasarnya menempatkan seseorang pada suatu titik krisis dalam menyikapi kehidupan. Di padang gurun, Yesus menghadapi titik-titik krisis, yakni krisis kelaparan yang dirasakan setelah puasa 40 hari dan 40 malam. Krisis pertama menyangkut persoalan keberlangsungan hidup. Solusi yang diarahkan Iblis adalah penyalahgunaan kuasa. Apakah Yesus tergoda melakukan mukjizat untuk kepentingan diri-Nya?. Ternyata tidak. Krisis kedua: terkait akan pemeliharaan dan pertolongan Allah terhadap diri-Nya. Ego Yesus diangkat Iblis, untuk kemudian dijatuhkan. Krisis ketiga: persoalan memercayakan hidup. (trust). Iblis yang menawarkan jalan tol/instan terhadap kepemilikan atas segala kemegahan duniawi, bukan seperti rancangan Sang Bapa yakni pada jalan penderitaan salib (via dolorosa)? Dalam segala krisis itu, Yesus tidak mau dikalahkan. Ia menang atas segala pencobaan. (Tema). Kisah pencobaan Yesus di padang gurun ini mengajarkan tentang kedaulatan Allah atas pencobaan, hal ini terlihat dimana Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun dan juga terlihat jelas bagaimana kedatangan para malaikat dengan setia melayani Yesus (ay. 11). Kemenangan atas pencobaan terjadi pada diri Yesus, karena tetap bersandar kepada Allah, sebab kuasa yang ada pada-Nya, bukanlah kuasa yang dapat dipakai dengan sembarangan, tapi Yesus memang juga sedang melakukan penyerahan diri secara total dan menantikan pertolongan Allah bagi-Nya. Demikian juga ketika umat Israel berjalan dipadang gurun (Bacaan) selalu diancam oleh berbagai pencobaan pada saat mereka kehausan ketika dalam kelaparan, Tuhan selalu menyediakan manna bagi mereka, hingga pakaian mereka tidak ada yang robek dan kakinya juga tidak bengkak. Dan kemudian Tuhan akan menyiapkan tanah yang subur yang akan memberikan hasil yang melimpah-limpah, tetapi tentunya setelah menang melewati berbagai pencobaan yang terjadi.

Sering kali ketika pencobaan datang, kita cenderung mempertanyaakan kekuasaan dan pertolongan Tuhan, bahkan sering meragukan hikmat dibalik pencobaan yang alami. Konsep yang selalu dibangun adalah apa yang terjadi bukan lagi sebuah rancangan indah dari Tuhan, tetapi selalu membawa ancaman bahaya dan kematian sehingga kita mudah berputus asa. Tuhan berdaulat atas hidup kita termasuk atas pencobaan yang ada pada kita, tetapi itu bukan menjadi sebuah alasan bagi kita untuk menyepelekan setiap pencobaan, tetapi rahasia kemenangan itu adalah dengan tekun mengikuti setiap petunjuk dari Tuhan. Memang seringkali dengan tenaga sendiri kita tidak sanggup untuk mengatasinya, tetapi harus dengan hubungan baik bersama Tuhan. Renungan: Pencobaan diizinkan terjadi, bukan bermaksud untuk menjatuhkan, tetapi agar kita selalu fokus pada kemulian Tuhan bukan pada pencobaannya! Dengan demikian mata iman akan dapat melihat kekuatan dan jalan keluar yang telah Dia sediakan. (MG).

Warta jemaat dapat didownload di sini