Renungan Khotbah 8 Januari 2023

Yesus Terang Dunia”
Johanes 8:12-20

8:12 Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.” 8:13 Kata orang-orang Farisi kepada-Nya: “Engkau bersaksi tentang diri-Mu, kesaksian-Mu tidak benar.” 8:14 Jawab Yesus kepada mereka, kata-Nya: “Biarpun Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, namun kesaksian-Ku itu benar, sebab Aku tahu, dari mana Aku datang dan ke mana Aku pergi. Tetapi kamu tidak tahu, dari mana Aku datang dan ke mana Aku pergi. 8:15 Kamu menghakimi menurut ukuran manusia, Aku tidak menghakimi seorangpun, 8:16 dan jikalau Aku menghakimi, maka penghakiman-Ku itu benar, sebab Aku tidak seorang diri, tetapi Aku bersama dengan Dia yang mengutus Aku. 8:17 Dan dalam kitab Tauratmu ada tertulis, bahwa kesaksian dua orang adalah sah; 8:18 Akulah yang bersaksi tentang diri-Ku sendiri, dan juga Bapa, yang mengutus Aku, bersaksi tentang Aku.” 8:19 Maka kata mereka kepada-Nya: “Di manakah Bapa-Mu?” Jawab Yesus: “Baik Aku, maupun Bapa-Ku tidak kamu kenal. Jikalau sekiranya kamu mengenal Aku, kamu mengenal juga Bapa-Ku.” 8:20 Kata-kata itu dikatakan Yesus dekat perbendaharaan, waktu Ia mengajar di dalam Bait Allah. Dan tidak seorangpun yang menangkap Dia, karena saat-Nya belum tiba.

Bila kembali ke penciptaan, pada mulanya Tuhan menciptakan terang. Itu sebabnya mustahil bagi manusia hidup tanpa terang. Perkataan ini Ia ucapkan ketika ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada-Nya seorang perempuan yang kedapatan berzinah dan mereka ingin menghakiminya. Namun jawaban Yesus membuat mereka tak dapat menghukumnya, dan Yesus pun menyuruh perempuan itu pergi dan memintanya jangan berbuat dosa lagi. Sesudah itulah Yesus menyatakan diri-Nya “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup. Terang itu akan menerangi seluruh hidup dan jalan manusia. (Invocasio).

Ketika kita berusaha memahami Yesus hanya dengan pola pikir manusia, kita akan tersesat. Kita tidak akan dapat menerima Yesus itu Tuhan jika mengandalkan pikiran kita yang terbatas ini, seperti yang dikatakan Yesus kepada orang Farisi dan ahli-ahli Taurat: kamu menghakimi menurut ukuran manusia. Jika manusia dengan hati dan terbuka mau mengenal Yesus lebih dalam, ada banyak kesaksian untuk menyatakan kebenaran bahwa Yesus adalah Tuhan, yang dimulai dari nubuatan dalam PL. Tetapi orang-orang farisi menghakimi Yesus dengan pandangan manusiawi, yakni melihat kehinaan-Nya sebagai anak tukang kayu, bergaul dengan pemungut cukai, perempuan berdosa dsb. Pikiran-pikiran yang dangkal seperti ini dapat menyesatkan, yakni dengan betapa mudahnya kita menghakimi Tuhan atas apa yang terjadi dalam hidup kita. Padahal kita sendiri yang terlalu dangkal memahami Tuhan sehingga kita menganggap Tuhan itu tidak adil, tidak perduli, dan tidak mengasihi kita. Dengan pikiran yang dangkal itu, hidup kita perlu diterangi oleh Roh Allah, sebab terang yang daripada Tuhan bukanlah seperti terang yang ada di dunia ini, yakni memiliki keterbatasan, butuh energi dan juga dibatasi oleh keadaan dan waktu. Kita membutuhkan terang dari Tuhan di dunia yang penuh kegelapan oleh dosa. Diri kita terlalu lemah untuk dapat berjuang tanpa Tuhan, betapa mudahnya kita ditundukkan oleh kenikmatan dan juga kesusahan yang sementara itu. Kita membutuhkan juruselamat untuk dapat menghadapi segala situasi dalam kehidupan ini. Apa pun yang pernah dialami, sadarilah bahwa sampai kapan pun kita tak akan pernah bisa mengubah masa lalu. Kita boleh menyesal atau malu atas perbuatan kita, tetapi jadikanlah hal ini sebagai pelajaran yang sangat berharga, bukan sebagai batu penghalang. Ingatlah janji Tuhan, bahwa di saat kita menyerahkan diri sepenuhnya, Dia akan berkarya. Dia akan mengobati, memperbaiki, mengubahkan, dan memulihkan kita secara total, bahkan jauh melebihi apa yang berani kita harapkan. (Bacaan).

Dunia yang kita tinggali ini gelap dengan segala kecemaran dosa. Namun Yesus yang adalah terang telah datang ke dunia untuk menerangi semua yang hidup dalam kegelapan, dengan satu tujuan agar kita tak lagi berjalan dalam kegelapan itu. (Tema). Betapa besar kasih Tuhan pada kita, dan menyatakan diri-Nya bahwa Kristus adalah satu-satunya yang tidak takluk pada maut, bersemayam dalam terang yang tak terhampiri. Renungan: Apakah kebenaran ini membuat hati kita rindu hidup di dalam terang-Nya? Sadarkah kita bahwa tanpa Kristus kita tak akan memiliki kehidupan kekal? Oleh karena itu, jangan lagi suka bermain-main dengan dosa, sebab kegelapan tak pernah memiliki tempat di dalam Tuhan, sebaliknya, hidup sebagai anak-anak terang, berarti kehidupan kita hanya berbuahkan kebaikan dan kebenaran. (Epiphani). Ingat, dalam Tuhan, kegelapan akan diubah menjadi masa depan yang terang benderang. (MG)

Warta Jemaat dapat didownload di sini