Renungan Kebaktian Minggu 15 Januari 2023

Bercahaya Seperti Bintang”
Filipi. 2:12-18

2:12 Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir, 2:13 karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya. 2:14 Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan, 2:15 supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia, 2:16 sambil berpegang pada firman kehidupan, agar aku dapat bermegah pada hari Kristus, bahwa aku tidak percuma berlomba dan tidak percuma bersusah-susah. 2:17 Tetapi sekalipun darahku dicurahkan pada korban dan ibadah imanmu, aku bersukacita dan aku bersukacita dengan kamu sekalian. 2:18 Dan kamu juga harus bersukacita demikian dan bersukacitalah dengan aku.

Menjadi seorang yang mampu menjadi bintang adalah merupakan dambaan setiap orang. Maka tidak heran selalu ada audisi acara-acara ajang pencarian bakat yang diadakan oleh stasiun televisi, seperti: Indonesian idol, Master Chef, The Voice Indonesia, dan lain-lain, diikuti oleh ribuan peserta, dengan tujuan ingin menjadi bintang. Menurut pemahaman umum, seorang bintang adalah orang yang hebat, memiliki prestasi luar biasa, dikagumi oleh banyak orang, sukses atau orang yang populer. Bagaimana arti seorang bintang di pandangan mata Tuhan? Yaitu apabila ia berhasil dalam menjalankan panggilan hidupnya sesuai yang ditentukan oleh Tuhan, yaitu bekerja dan menghasilkan banyak buah kebaikan, serta menjadi terang bagi bangsa-bangsa. (Invocasio).

Sebagai orang yang percaya kita telah diberikan kepercayaan dan juga pengharapan bahwa Tuhan senantiasa hadir dalam kehidupan umat-Nya. Pengakuan dan kepercayaan ini tidaklah berhenti pada diri secara pribadi saja, tapi haruslah terlihat melalui kehidupan nyata. Allah berkehendak agar kita hidup di dalam-Nya mampu menunjukkan keberadaan kita menjadi cahaya ditengah kehidupan dunia yang penuh kegelapan ini. Paulus dalam suratnya kepada jemaat Filipi dengan tegas mengatakan kehidupan orang percaya haruslah tetap taat dan setia, bekerja/berkarya, kudus, menjadi terang, berkorban dan bersukacita dalam segala hal. Menjadi terang bukanlah hal yang mudah, tapi kita ditolong oleh Tuhan maka akan mampu menjalaninya, sehingga mampu memberikan dampak kepada orang lain. Kita mampu melakukannya karena kuasa Tuhan dalam Roh yang telah memampukan kita, karena itu janganlah sombong dan menjadi angkuh. Bercahaya seperti Bintang, lebih menunjuk pada fungsi dan manfaat yang dapat dinikmati oleh orang lain, yakni ketika orang melihat kita (perilaku/perbuatan) dan orang tersebut merasakan manfaatnya sekecil apapun itu, maka kita telah menjadi berkat. Dalam diri setiap orang percaya, Roh Allah hidup untuk memampukan kita memiliki penguasaan diri, kebaikan, dan kesetiaan (Gal. 5:22-23). Jika setiap orang percaya menjadi “bintang yang bercahaya” dengan kuasa Roh Kudus, bayangkan saja bagaimana terang Allah dapat mengenyahkan kegelapan di sekitar kita! Sama seperti pertemuan Musa dengan Tuhan menjadikan wajahnya mengalami perubahan, yakni bercahaya Jadi dapat dipahami bahwa orang yang “bertemu dengan Tuhan” mengalami perubahan di dalam dirinya. Perubahan ini bersumber dari Allah sendiri yang menguduskan orang yang percaya kepadanya. (Bacaan).

Kehidupan orang percaya adalah kehidupan yang diperbaharui di dalam Kristus, sama seperti cahaya bintang, (Tema) yakni tidak berlebihan namun tetap, dan dapat diartikan bahwa terang itu tidak menjadikan kita sombong (menyilaukan) orang lain yang tentu saja membuat orang marah, takut dan jatuh tetapi dapat memberikan ketenangan, kesejukan dan sukacita bagi orang lain. Jangan pernah menyerah ditengah kehidupan dunia ini, berharaplah terus kepada terang sejati yaitu Yesus Kristus. Hanya orang-orang yang sungguh-sungguh mencari wajah Tuhan, mampu meninggalkan percintaan dunia dengan segala keindahan serta hiburannya, benar-benar hidup baik, dan tidak bercela yang dapat bercahaya seperti bintang. (Epiphanias). Renungan: Jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti hidup bekerja dan memberi buah yakni menghadirkan cahaya kemulian Allah dengan benar. (MG).

Warta Jemaat dapat didownload di sini