Renungan ibadah minggu 27 November 2022

“Raja Damai Akan Datang”

Jesaya 11:1-10

Raja Damai yang akan datang
11:1 Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah. 11:2 Roh TUHAN akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan TUHAN; 11:3 ya, kesenangannya ialah takut akan TUHAN. Ia tidak akan menghakimi dengan sekilas pandang saja atau menjatuhkan keputusan menurut kata orang. 11:4 Tetapi ia akan menghakimi orang-orang lemah dengan keadilan, dan akan menjatuhkan keputusan terhadap orang-orang yang tertindas di negeri dengan kejujuran; ia akan menghajar bumi dengan perkataannya seperti dengan tongkat, dan dengan nafas mulutnya ia akan membunuh orang fasik. 11:5 Ia tidak akan menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan, seperti ikat pinggang tetap terikat pada pinggang. 11:6 Serigala akan tinggal bersama domba dan macan tutul akan berbaring di samping kambing. Anak lembu dan anak singa akan makan rumput bersama-sama, dan seorang anak kecil akan menggiringnya. 11:7 Lembu dan beruang akan sama-sama makan rumput dan anaknya akan sama-sama berbaring, sedang singa akan makan jerami seperti lembu. 11:8 Anak yang menyusu akan bermain-main dekat liang ular tedung dan anak yang cerai susu akan mengulurkan tangannya ke sarang ular beludak. 11:9 Tidak ada yang akan berbuat jahat atau yang berlaku busuk di seluruh gunung-Ku yang kudus, sebab seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan TUHAN, seperti air laut yang menutupi dasarnya. 11:10 Maka pada waktu itu taruk dari pangkal Isai akan berdiri sebagai panji-panji bagi bangsa-bangsa; dia akan dicari oleh suku-suku bangsa dan tempat kediamannya akan menjadi mulia.

Kedamaian merupakan sebuah hal yang sangat dirindukan oleh manusia. Sejatinya, tidak ada seorang manusia pun yang ingin hidup dalam peperangan, konflik, permusuhan atau kondisi  yang tidak nyaman. Sayangnya, manusia tidak memilki potensi untuk memastikan adanya selalu hidup dalam  damai. Damai sesungguhnya bukanlah ketiadaan rasa takut atau gelisah, tetapi merupakan sesuatu yang ada dalam hati   karena hadirnya suatu sumber damai itu sendiri. Bisa dikatakan bahwa damai adalah sebuah pemberian atau anugerah. Itulah sebabnya mengapa kita senantiasa perlu Yesus Kristus sang Raja Damai selalu ada dalam kehidupan kita setiap saat. Untuk itu kita selalu diingatkan agar senantiasa mempersiapkan diri. (Adven).  

Nabi Yesaya menubuatkan bahwa Allah akan memulihkan Israel, bahkan seluruh bumi melalui seorang raja dari keturunan raja  Daud yang akan menegakkan keadilan dan kebenaran. (Invocasio). Hal ini digambarkan sebagai pohon yang ditebang menjadi tunggul, yang akan bertunas, bertumbuh lebih besar daripada pohon asalnya, dan akan berbuah lebat.   Dari sana akan lahir tunas, yaitu Yesus Kristus yang menjadi Raja dunia yang nantinya akan memimpin dengan keteraturan, keadilan, dan kedamaian (ayt 1-5). Tunas yang muncul dari pangkal pohon yang masih tertanam di dalam tanah sehabis ditebang,   membuktikan masih ada kehidupan bagi umatNya.  Yesus adalah nebuatan dari tunas   tunggul Isai melambangkan Dialah Tuhan yang mencintai kerendahan hati, namun melawan kesombongan. Tunggul adalah sesuatu yang paling rendah dari sebatang pohon. Jika Tuhan kita Yesus Kristus disebut tunas dari tunggul, membuktikan Dialah Tuhan yang mencintai kerendahan hati, namun melawan kesombongan.  

(1) Yesus meninggalkan sorga dan kealahan-Nya (Flp. 2:5-8).

(2) Yesus lahir di kandang yang hina (Luk. 2:2)  diwarnai kesederhanaan dan kerendahan hati;

(3) Yesus  menunjukkan bukti kerendahan hati  kepada dunia agar orang percaya tetap hidup rendah hati.   Dengan demikianlah maka umat-Nya yang kini hidup dalam penderitaan, dalam kehancuran dan kegelapan,  akan melihat jalan yang terang, jalan yang baru di dalam kebenaran.  Untuk itu harus menyucikan dirinya kepada ketaatan dan mencintai kebenaran, sebab kapak sudah siap untuk menebang pohon yang tidak berbuah. (bacaan). Ketika umatnya kembali kepada Allah maka suasana  akan berubah seperti yang digambarkan  dalam taman Eden. Ditaman Eden Tuhan memperlihatkan semua ciptaanNya dengan bermacam-macam binatang, hewan dan manusia dan semuanya  hidup rukun.  Di sini terjadi pemulihan hubungan antara manusia dengan Allah, terhadap sesama dan bagi alam ini. Kehidupan yang harmonis akan terwujud kembali dengan kedatangan Kristus kemballi. (Tema minggu. ayt 6-10).

Persekutuan dengan  Tuhan  akan menjadi  ungkapan syukur dan kesaksian tentang kuasa Yesus yang menyelamatkan Pengampunan dosa yang  kita terima adalah karena Kasih dan Kuasa Allah yang besar melalui hidup yang senantiasa mencintai  Allah.  Hidup dalam Tuhan walaupun ada ancaman, tantangan namun kita tidak pernah ragu atau khawatir  sama seperti   seorang anak kecil yang tidak pernah khawatir   karena ia tahu bahwa bapanya pasti akan menyediakan segala sesuatu yang  terbaik.   Jadi apakah yang harus kita lakukan?  Yakni bertobat dan terus bertobat.  Setialah mengandalkan Tuhan dan mintalah kekuatan dari  padaNya untuk mengekang dan mengendalikan hati dan pikiran   terhadap  dosa.   Renungan:  Tetaplah hidup dalam iman dan pengharapan  sebab hidup  tanpa Yesus tidak ada kehidupan yang sesungguhnya, sebab Dia datang untuk memberi hidup berkelimpahan (Yoh. 10:10)(MG).  

Warta jemaat dapat didownload di sini