Bahan Sermon PJJ 9 November 2022

Pengkhotbah 9: 4-10
Tema: Cirem dingen sianglah ayondu katawari pe

Manusia memang pada dasarnya susah bersyukur. Kombinasi dari akal budi dengan natur keberdosaan, membuat manusia cenderung menginginkan hal selalu lebih baik, dan lebih baik, sehingga “susah untuk bersyukur” akibat keadaan hidupnya belum seperti apa yang dia harapkan setiap hari.


Latar belakang: Menceritakan tentang kesia-siaan hidup seperti menjaring angin. Apa-lagi kematian bisa saja datang tiba-tiba “seperti ikan yang tertangkap dalam jala” atau “seperti burung yang tertangkap dalam jerat. Anjing yang hidup lebih baik dari pada singa yang mati” Artinya selalu mencari agar selama kita hidup, berusahalah hidup dengan baik. Selama hidup adalah kesempa-tan untuk memakai waktu, kesempatan, peluang, keadaan, sebab bila kema-tian datang maka orang mati tidak bisa lagi bekerja, berkuasa, mencari pengetahuan, maupun mencari hikmad. Sadarlah bahwa hidup yang dijalani selalu bertemu dengan penderitaan tetapi senantiasa ada pengharapan.

Bagaimana cara kita menikmati hidup dengan benar?
1) Menikmati hidup harus tetap berpusat pada Allah. Ia adalah penguasa atas hidup dan segala yang ada, termasuk manusia. Hikmat dan cara Allah tidak sama seperti hikmat manusia, maka Allah memberikan hikmat-Nya kepada siapa saja atau atas apa saja terhadap yang dikehendaki-Nya, dan semua itu, banyak dilakukan dengan cara-cara yang tidak masuk akal, atau tidak tertangkap oleh logika manusia.
2) Menikmati hidup harus dengan sukacita. Pengkhotbah: Mari makan roti dengan sukaria dan minum anggur dengan hati yang senang, … Biarlah selalu putih pakaianmu dan jangan tidak ada minyak di atas kepalamu, (Ayt.7,8). Pakaian putih adalah simbol sukacita. Minyak mengacu kepada tanda berkat dan ekspresi jiwa dari buah/ tindakan sukacita yang lahir oleh karena pertumbuhan iman.
3) Menikmati hidup harus dimulai dari hal-hal yang sudah disediakan, dan akan dijanjikan oleh Allah. Roti yang dimakan, anggur yang diminum, minyak yang dicurahkan, suami/istri (keluarga) yang dikasihi, dan tenaga dan kemampuan untuk bekerja dan melayani, adalah berasal dari Allah.

Tema: Cirem dingen sianglah ayondu katawari pe

1) Manusia disadarkan untuk selalu melihat esensi hidup manusia yang mendasar, yaitu : untuk apa kita hidup di tengah-tengah dunia ini.
Pengkhotbah : memenangkan kehidupan bukanlah orang yang cepat dan kuat, tetapi orang yang setia mempergunakan hikmat Tuhan dalam setiap perkara, dialah orang-orang yang dapat menikmati kebahagiaan dalam Tuhan. Kemenangan hanya bisa didapatkan saat hidup benar dan dekat dengan Allah, sehingga kita mampu mempertanggung jawabkan kehidupan ini selalu menjadi berkat bagi sesama dan alam ini. Seseorang yang memiliki tujuan yang jelas, pasti selalu mengarahkan hidupnya kepada tujuan itu, maka kita akan berjaga-jaga dan berhati-hati. Orang yang tidak memiliki tujuan hidup yang jelas, sama seperti seseorang yang berenang dalam kegelapan di tengah lautan. Ef 6: 16: Dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat.

2) Sukacita kita harus didasarkan pada kekuatan iman sebab Yesus adalah Tuhan telah menaklukkan kematian dengan kebangkitan
Untuk dapat bersukacita, harus senantiasa berdiri teguh diatas iman. Agar saat berhadapan dengan berbagai masalah kita selalu beroleh kemenangan atas karunia Tuhan sendiri. Tapi sebalik-nya, jika kita mudah menyerah dan lemah akibatna gagal maka pasti akan tumbuh rasa bersalah, yakni menyalahkan diri sendiri bahkan juga akan meyalahkan orang lain. Jadi jelas dimana ada konflik, kesenjangan, tekanan dan perselisihan maka tidak ada sukacita. Sukacita adalah buah Roh, dan tidak tergantung pada keadaan, tetapi merupakan sebuah keputusan, sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan. Tuhan tak pernah janji : jalan selalu rata, tapi Dia berjanji selalu menyertai kita. Renungkanlah: kehidupan jangan disia-siakan, hayati dan nikmatilah setiap waktu atau momen-momen baik bersama dengan keluarga, sebab ada nanti saaatnya semua akan berakhir. Jadi janganlah habiskan waktu untuk bertengkar, mencari kesusahan oleh kesombongan dan berlomba dengan dunia dalam ketinggian hati, sebab Ketika kematian datang, semua akan berakhir. Dalam Ul 30:19: Hari ini akan ku pepilihkan: kehidupan atau kematian, berkat Allah atau hukuman, tetapi pilihlah kehidupan supaya engkau dan keluargamu mendapatkan kehidupan. Tema: Cirem dingen tawalah