Tema Memberi dan Berbagi
Job/ Ayub 31:16-20
Kitab Ayub ini tergolong kitab puisi sama seperti Mazmur dan Amsal. Inti dasar dari keseluruhan kitab Ayub: Mengapa orang benar harus menderita? Pasal 4-31 merupakan percakapan panjang lebar antara Ayub dan tiga temannya: Elifas, Bildad, Zofar. ketiga temannya ini datang melalui pendeka-tan teologi kaum awam yakni penderitaan terjadi oleh karena telah berbuat kejahatan. Nats ini merupakan jawaban Ayub atas perkataan ketiga temannya. Ayub menyatakan perlakuannya yang adil terhadap banyak orang antara lain memperhatikan orang hidupnya yang miskin dan melarat, yatim piatu dan para janda. Ia juga menyatakan bahwa dirinya bebas dari hidup keserakahan, penyembahan berhala termasuk kemunafikan. Menarik untuk disimak bahwa Ayub sungguh-sungguh berusaha membuktikan kesalehan pribadinya dengan berani berkata… Jikalau… maka biarlah… Ini sebuah ungkapan iman Ayub untuk secara pribadi yang benar dihadapan Tuhan.
Ayub membela perkaranya dihadapan Tuhan dan dihadapan teman-temannya bahwa: jika aku telah menyembunyikan dosa-dosaku, atau pun telah mengambil milik orang lain dan memperlakukan orang dengan buruk, maka aku dapat mengerti jika Allah pasti murka kepadaku. Tetapi aku sungguh-sungguh tidak melakukan semua kejahatan tersebut. Ayub sadar bahwa jalan yang terbaik untuk dilakukan adalah menjalani hidup dengan takut akan Allah, dan tidak melakukan hal-hal yang jahat. Orang yang hidupnya benar pasti menerima berkat dari Tuhan, sedangkan orang yang melakukan kejahatan pasti juga mendapat hukuman setimpal. Suatu hari kelak, semuanya akan dimintai pertanggung-jawaban dari Allah atas segala perbuatan yang telah mereka lakukan.
Bukti yang dapat disaksikan Ayub adalah: Selama ini ia telah melakukan kegiatan iman, yakni menolong orang lain yang menderita ataupun orang-orang lagi dalam kesusahan. Apa yang dilakukan Ayub bukanlah dengan motivasi yang salah tetapi menolong dan mengasihi dengan kasih Tuhan.
Dengan memberikan sebagian milik kita kepada mereka yang membutuh-kan bantuan, berarti kita memenuhi hukum utama dan terutama, yaitu mengasihi Allah dan mengasihi sesama,sama seperti mengasihi diri kita sendiri.
Tema : Kubereken Deba./ memberi dan berbagi
1. Kita mengasihi (memberi dan berbagi) karena Tuhanlah yang terlebih dahulu memberi dan mencukupkan segala yang ada dalam hidup kita •Bukti nyata kehidupan orang benar hidup menyenangkan hati Allah melalui sikap peduli, murah hati dan suka menolong. Dalam banyak hal, Ayub telah mempraktekkan sikap hidup seperti Yesus dalam hal menun-jukan belas kasihan kepada orang lain, dan menjalani hidup yang berkenan kepada Allah. Yesus sendiri telah memberi teladan bagaimana hidup dalam kasih yang benar yaitu setia dalam mengasihi serta memberi perhatian terhadap hidup sesame yang menderita.
Maka hati-hati berbagi dan memberi harus didasari oleh kerelaan hati, jika tidak seringkali masih disertai harapan- dan motivasi tertentu. Termasuk memberi banyak agar menerima lebih banyak, atau yang biasa disebut “saya memberi supaya saya menerima”.
2. Yesus berkata, “Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya” (Yoh. 10:11). Pemahaman yang benar tentang berbagi atau memberi bukan saja dalam rangka meringankan beban, melainkan supaya ada keseimbangan. Apa arti keseimbangan ? “ kelebihan yang ada pada kita akan mencukupkan kekurangan orang lain dan, kelebihan pada orang lain akan mencukupkan kekurangan kita, sehingga ada keseimbangan.” Murid-murid Kristus wajib memahami bahwa Tuhan mendesain dunia; supaya tercipta kehidupan bersama yang saling berbagi, tercipta hubungan saling timbal balik yang dilandasi kasih, dan terwujud keseimbangan yang saling melengkapi. Setiap orang punya kelemahan dan kelebihan, oleh karena itu kerelaan berbagi dan memberi, akan menciptakan sebuah sinergi yang indah serta dapat saling membangun dan saling memperlengkapi. Kita dapat berbagi walaupun dalam kekurangan, justru dari sana akan belajar tentang makna hidup yang penuh syukur dan hidup bergantung kepada Allah. Mat 6:33.