Renungan Ibadah Minggu 9 Oktober 2022

“Perbuatan Yang Menyenangkan Hati Tuhan.”
Matius 11:25-30
Di suatu acara TV beberapa pemuka agama dan tokoh masyarakat membincangkan topik disekitar agama. Seorang peserta berbicara dengan berani dan terbuka. Menurutnya, agama itu pembawa damai, maka sepatutnya, orang yang taat beragama tidurnya selalu nyenyak, sehat. Hidupnya selalu disenangi karena prilaku hidupnya pun senantiasa menyayangi orang lain. Namun apakah demikian yang terjadi? Barang siapa yang telah percaya dan menerima Yesus berarti dalam hidupnya bukan saja memberikan pengajaran, tapi juga melakukan kebaikan yakni hidup saling mengasihi. Invocasio.
Kata :Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat,… adalah ayat Alkitab yang sangat familiar, bahkan banyak orang Kristen yang menjadi percaya karena ayat ini. Pertanyaan: Apakah kita benar-benar telah menikmati kelegaan itu? Melalui nats ini, jelaslah bahwa waktu itu Yesus sedang melayani di Betsaida, dan Kapernaun, namun Ia ditolak dan diremehkan sebab Ia memulai pengajaranna dengan memberi kecaman dan kritikan terhadap sikap hidup yang jauh dari kebenaran sejati. Dan setelahnya, Yesus memperkenalkan (memproklamasikan) diriNya sebagai orang yang dipilih Tuhan untuk mengemban misi penyelamatan kepada dunia. Apakah janji Yesus Kristus pernah sia-sia dan gagal? Yang pasti tentu tidak! Karena Yesus tidak pernah memberikan janji kosong. Dia adalah setia dan dapat diandalkan, karena itulah Yesus menawarkan jalan keluar untuk dapat melewati segala persoalan atau masalah yang ada di tengah kehidupan. Datang kepada Yesus dan mengharapkan pertolongan, tentu bukan seperti harapan kita yakni serahkan masalahnya, maka Tuhan yang selesaikan masalahnya, tidak seperti itu. Manusia tetap akan mendapat pertolongan dari Tuhan. Caranya, bukan Tuhan yang datang kepada manusia, melainkan manusialah dengan semua beban dan persoalannya, datang kepada- Nya. Karena itu:

  1. Jangan biarkan kata kuk ini, menakut-nakuti kita. Karena ini adalah kuk dari Kristus, dan Dia akan membantu memikulnya. Ia akan membuat kita menyukainya, melalui daya tarik keadilan dan kebenaran. Ia akan membuat kita bosan dengan kesenangan semu dan membuat kita bergembira karena melatih diri untuk kebajikan. Tuhan tidak hanya berjalan bersama kita, Dia juga ada di dalam kita.
  2. Lemah-lembut dan rendah hati. Lemah-lembut berarti sabar, tidak panik, rendah hati sebab semua keberhasilan kita bukan karena kemampuan dan kehebatan kita, melalinkan Allah berkarya melalui kehidupan sehingga misi Allah terus mengalir bagi dunia ini. Tuhan adalah sebagai gembala yang baik yang sangat mempedulikan kawanan dombaNya. Jika kita sudah dipelihara Tuhan, dari sanalah Tuhan menyediakan rumput hijau dan air yang tenang. Maka, rumput hijau itu dan air tenang itu tidak semuanya milik kita, ada juga milik orang lain. (Bacaan sekaligus tema minggu ini).

Setiap orang Kristen yang sejati mengenal Kristus, bukan hanya dengan pengetahuan teori belaka tetapi dengan pengetahuan benar yang dikerjakan Roh Kudus di dalam kehidupan. Kita mengenal Kristus dalam kemuliaanNya, dalam kekayaan kasih karunia-Nya, dan oleh karena itulah kita akan bersama-sama hidup untuk saling melengkapi dan saling menguatkan dalam cinta kasih Kristus, sehingga panggilan dalam iman bukan membuat kita semakin takut dan gelisah tetapi menjadi kuat dan semakin Tangguh. Renungan: Ketika kita menyerahkan semua masalah ke tangan Tuhan dengan iman, Dia akan menaruh damai sejahtera-Nya di dalam hati kita selama-lamanya. (MG).

Warta Jemaat dapat didownload di sini