RENUNGAN IBADAH MINGGU 2 OKTOBER 2022

“Kebaikan Bait Allah”
Hagai 2: 1-9

pada hari yang kedua puluh empat dalam bulan yang keenam. Pada tahun yang kedua zaman raja Darius, dalam bulan yang ketujuh, pada tanggal dua puluh satu bulan itu, datanglah firman TUHAN dengan perantaraan nabi Hagai, bunyinya: ”Katakanlah kepada Zerubabel bin Sealtiel, bupati Yehuda, dan kepada Yosua bin Yozadak, imam besar, dan kepada selebihnya dari bangsa itu, demikian: Masih adakah di antara kamu yang telah melihat Rumah ini dalam kemegahannya semula? Dan bagaimanakah kamu lihat keadaannya sekarang? Bukankah keadaannya di matamu seperti tidak ada artinya? Tetapi sekarang, kuatkanlah hatimu, hai Zerubabel, demikianlah firman TUHAN; kuatkanlah hatimu, hai Yosua bin Yozadak, imam besar; kuatkanlah hatimu, hai segala rakyat negeri, demikianlah firman TUHAN; bekerjalah, sebab Aku ini menyertai kamu, demikianlah firman TUHAN semesta alam, sesuai dengan janji yang telah Kuikat dengan kamu pada waktu kamu keluar dari Mesir. Dan Roh-Ku tetap tinggal di tengah-tengahmu. Janganlah takut! Sebab beginilah firman TUHAN semesta alam: Sedikit waktu lagi maka Aku akan menggoncangkan langit dan bumi, laut dan darat; Aku akan menggoncangkan segala bangsa, sehingga barang yang indah-indah kepunyaan segala bangsa datang mengalir, maka Aku akan memenuhi Rumah ini dengan kemegahan, firman TUHAN semesta alam. Kepunyaan-Kulah perak dan kepunyaan-Kulah emas, demikianlah firman TUHAN semesta alam.

Orang Kristen tidak dapat memisahkan dirinya dari tempat ibadah, yaitu gedung gereja itu sendiri. Melalui gedung gereja maka orang-orang percaya dapat mendengarkan Firman Allah dan bersekutu dengan saudara-saudara seiman. Pembangunan ini bukan hanya menyangkut kepada pembangunan gedung gereja tetapi juga pada pembangunan spritual jemaatNya. Gereja sebagai rumah Tuhan, tidak hanya dipahami sebatas bangunan fisiknya saja, melainkan menunjuk pada pribadi dan persekutuan orang percaya. Karena itu gereja harus bertumbuh dan berkembang baik bangunannya sebagai tempat di mana misi Allah digumuli dan dikerjakan maupun iman orang-orang percaya yang ada di dalamnya. (Tema).
Sekembalinya orang-orang Yehuda ke Jerusalem yakni dari pembuangan Babil, mereka sampai bertahun-tahun menunda pembangunan Bait Suci. Tantangan yang sering dihadapi selain dari masallah ekonomi, yang terbesar adalah datangnya serangan atau ancaman dari musuh. Nabi Hagai mengkritisi orang-orang Yahudi dan mengajak mereka untuk memperhatikan dengan sungguh-sungguh keadaan yang mereka alami. Semua mereka telah bekerja keras, tapi apa yang mereka peroleh? Hasil panen sangat sedikit, pekerjaan dan usaha pun menjadi sia-sia. Makan tidak sampai kenyang, minum tidak sampai puas, walaupun berpakaian tetap merasa kedinginan. Nabi Hagai, mengingatkan bahwa tujuan hidup umatnya sudah salah, sebab mereka lebih mendahulukan kepentingannya sendiri, dari pada mengutamakan dan menempatkan Allah di tempat yang utama. Sepatutnya rumah Tuhan merupakan hal yang paling penting dalam kehidupan iman Israel, sebab melambangkan kehadiran Allah. Jika rumah Tuhan tetap menjadi reruntuhan, bagaimana Tuhan dapat dimuliakan dengan benar? Dengan membiarkan rumah Tuhan sama artinya dengan menutup berkat yang disediakan-Nya. Itulah sebabnya langit menahan embunnya dan bumi menahan hasilnya. Sebaliknya harus bersikap peduli dan menopang untuk pembangunan Rumah Tuhan, secara bersama-sama dengan orang banyak. (Invocasio). Pembangunan gedung gereja/ Bait Suci, berarti kita membawa orang-orang yang telah percaya untuk berkumpul dan bersekutu memuji dan menyembah Tuhan, sehingga mereka berada dalam tubuh Kristus. (Bacaan). Ketika orang-orang percaya berkumpul, saling mengasihi, melayani dan membangun, berarti kita hidup sebagai saudara dalam Kristus Yesus (Ibr 2:11-12). Kita dibuat menjadi ahli waris bersama dengan Kristus. (Rom 8:16-17).
Gereja memiliki peran strategis untuk menggerakkan dan membangkitkan terwujudnya sinergi di antara pemerintah, gereja dan masyarakat dalam pembangunan demi kesejahteraan seluruh anak bangsa. Peran ini harus terus ditumbuhkan dan ditingkatkan. Gereja harus menjadi pelopor dimana semangat berusaha, rajin bekerja dan suka memberi dapat menjadi kerja hidup bersama, di gereja dan masyarakat. Kepedulian utama orang percaya adalah mendahulukan kepentingan dan kehendak Tuhan di atas kepentingan dan kehendak diri sendiri. Mari ambil bagian dalam pembangunan rumah Tuhan. (Minggu Inventaris). Yesus berkata: janganlah kamu kuatir tentang , Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang kami pakai? Renungan: …tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya akan ditambahkan kepadamu,” (Mat 6: 33). MG.

Warta Jemaat dapat didownload di sini