“Setia Melakukan Keadilan”
Keluaran 22:21-24
Peraturan tentang orang-orang yang tidak mampu
22:21 “Janganlah kautindas atau kautekan seorang orang asing, sebab kamupun dahulu adalah orang asing di tanah Mesir. 22:22 Seseorang janda atau anak yatim janganlah kamu tindas. 22:23 Jika engkau memang menindas mereka ini, tentulah Aku akan mendengarkan seruan mereka, jika mereka berseru-seru kepada-Ku dengan nyaring. 22:24 Maka murka-Ku akan bangkit dan Aku akan membunuh kamu dengan pedang, sehingga isteri-isterimu menjadi janda dan anak-anakmu menjadi yatim.
Sepanjang peradaban manusia, selalu saja terjadi tindakan yang merendahkan dan menghina martabat dan hak-hak dasar manusia. Tindakan-ini terlihat jelas di dalam bentuk berbagai kekerasan dan kekejaman yang mengarah kepada teror dan kejahatan lainnya yang membawa kepada pelanggaran hak manusia. Seperti kita ketahui bahwa hak asasi manusia adalah, hak dan kebebasan fundamental bagi semua orang, tanpa memandang kebangsaan, jenis kelamin, etnis, ras, agama, bahasa atau status lainnya. Hak asasi manusia mencakup hak sipil dan politik, hak untuk hidup, hak kebebasan berekspresi, dsb.
Jauh pada masa jaman Musa hak hidup bagi bangsa Israel telah diperjuangkan dari perbudakan selama 430 tahun di Mesir. Musa terpilih sebagai pemimpin bangsa membawa keluar dari keadaan buruk di Mesir. Pengalaman pahit ini bahkan dijadikan sebagai pengingat jam kehidupan dan perbuatan yang benar harus dilakukan. Melalui Kel. 22:21-24. Bahwa hak hidup manusia harus dikedepankan bagi mereka yang secara khusus adalah orang yang telah ditinggalkan pasangan ( janda), anak-anak yang telah menjadi yatim piatu, bahkan orang-orang asing, dan orang-orang miskin. Pada dasarnya hak hidup bagi mereka sebagai manusia yang bermartabat adalah untuk mendapatkan kehidupan sebagai wujud dari keadilan dan kasih dari pada Tuhan Yesus Kristus. Konsekuensi dari peraturan jika dilanggar, Tuhan adalah menjadi hakim bagi mereka tanpa terkecuali. Apa saja hak dan kewajiban bagi mereka? Ay 21. Menertibkan paham kesetaraan diantara manusia adalah perkara yang sangat penting. Mengapa? Selama di Mesir mereka juga memiliki dampak mental yang buruk, seperti rasa tak berharga dan bisa juga memihak pada kekerasan. Sebagai orang asing di Mesir, mereka pernah menggalami bagaimana menjadi orang yang di tindas dan ditekan sebagai budak. Padahal mereka tetap memiliki hak untuk hidup yang layak sebagai manusia di tengah-tengah masyarakat.(ay.22). Karena itu sebagai hukuman kepada orang-orang yang menindas para janda dan yatim piatu, yakni ketika Tuhan mendengarkan seruan mereka, murka Tuhan akan bangkit dan Tuhan akan menghukum dengan berat atas pelangggarannya.(Ay 23-24). Sebagai orang percaya sepatutnya kita mengenakan belas kasihan, kemurahan, kerendah hati, kelemahlembutan dan kesabaran. Mengapa? Sebab sama seperti Kristus yang telah mengampuni kita, dan kita juga harus perbuat juga demikian. Dengan damai sejahtera Kristus memerintah dalam hati kita, karena untuk itu kita dipanggil menjadi satu tubuh. Bahkan mampu kita bersyukur atas keselamatan yang telah Dia berikan bagi kita dan bagi dunia ini.(Bacaan)
Minggu HAM ini, adalah membangun hidup dalam kasih Kristus, agar semua orang-orang percaya senantiasa mampu hidup untuk saling menghargai satu dan yang lainnya, bahkan menjadi keindahan dimana laki-laki atau perempuan, miskin atau kaya, besar atau kecil, bahkan rendah atau tinggi, semuanya adalah sama di hadapan Tuhan. (Invocasio). Di tengah maraknya gelombang ketidakbenaran, orang percaya harus tampil sebagai garam yang membersihkan, dan terang yang menerangi kegelapan cara pandang yang salah. Yang pasti, ketika Yesus Kristus, yang adalah kepala gereja, DIA sendiri telah berjanji akan menyertai setiap orang yang bertindak atas Firman dan nama-NYA, tetap memberi jaminan bahwa tindakan yang benar akan selalu menjadi pemenang. Renungan: Mengasihi Allah berarti kita menghormati setiap orang bahwa mereka juga diciptakan menurut gambar Allah, dan tetap menegakkan nilai perdamaian dan membangun kesejahteraan bagi semua manusia.(MG).