Masmur 8:1-10
Tema: Ipekena kena Tuhan.
LB: Masmur ini adalah nyanyian yang biasa dinyanyikan saat mengalami kemenangan: peperangan, atau lepas dari ancaman berat terhadap umat-nya. Maka dalam ay 1-3 Pemasmur menceritakan keagungan Allah dalam karyaNya. Perkataan ya Tuhan, Tuhan kami: suatu penegasan bahwa Allah yang disembah umatNya adalah Tuhan yang penuh kemuliaan, keagungan dan kuasaNya tidak ada yang mampu menyamai, bahkan menandinginya. Dan pengakuan itu terus ada. Kata bayi dan anak-anak sebagai simbol kelemahan dan kerendahan hati manusia, dan Allah memakai yang lemah di mata dunia untuk menyatakan kuasaNya dan dapat membungkam para musuh. Tetapi orang-orang congkak yang tidak percaya, bukan saja tidak memujiNya tetapi juga mencemoohkanNya. Sikap kerendahan hati ( ayat 4): Memperlihatkan keagungan ciptaan Allah melalui benda-benda langit : bulan dan bintang (hingga semua memandang ke bawah).
Pemasmur dikejutkan dengan karya utama Pencipta, yaitu manusia: “Apakah manusia sehingga Engkau mengingatnya dan segala-galanya telah Kauletakkan di bawah kakinya.” (ay.5-7). Bila kita membandingkan alam semesta ciptaan Tuhan yang begitu besar, manusia hanyalah sebutir pasir di lautan luas. Siapakah manusia hingga patut diperhitungkan oleh Tuhan? Manusia adalah ciptaan yang satu-satunya diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, yang telah ditugaskan untuk bekerjasama dengan Dia dalam mengelola kehidupan seluruh ciptaan ditengah-tengah dunia. (Kej 1:28). Untuk memenuhi status sebagai mitra dan pemimpin dalam kerajaan-Nya, maka Tuhan memberikan kemampuan untuk memikirkan pikiran-pikiran-Nya, mengungkapkan perasaan-Nya dan untuk mengenal dan melakukan kehendak-Nya. Maksud Allah menciptakan manusia adalah: mendudukkan dan memberi mandat kepada manusia sebagai wakilNya di dunia ini untuk menguasai/memerintah seluruh alam semesta. Kesegambaran manusia dengan Allah juga melukiskan hubungan yang khusus antara Allah dan manusia, mengikat perjanjian dengannya dan, manusia juga dapat berhubungan dengan Allah. Kesadaran inilah membawa manusia tau akan tanggungjawabnya.
Tema: i Pekena-kena Tuhan.
1. Manusia dipanggil agar dapat membawa kembali pada tujuan semula yakni memberitakan kabar sukacita, bahwa semua orang percaya tetap ambil bagian dalam menjaga dan memulihkan keutuhan ciptaanNya. Sebagai mahluk paling mulia,manusia seharusnya mampu menampak- kan sifat-sifat yang mulia sebagaimana yang dimiliki oleh Allah. Selain itu juga mampu memanfaatkan apa yang telah diciptakan Allah bagi dirinya secara bertanggungjawab. Melalui masmur ini, Tuhan betul-betul berbicara kepada kita bagaimana hebatnya manusia dibanding ciptaan lain, berbicara tentang kehidupan kita, tentang diri kita, serta tentang masa depan kita sampai masa mendatang. Tema. Dalam ay. 10). Kuasa dan pemeliharaan Allah menjadikan manusia memiliki kemampuan untuk melakukan berbagai hal sebagai ungkapan rasa syukur atas segala yang telah Allah lakukan bagi kita, yaitu memuji dan memuliakan nama Tuhan.
2. Bagaimana Tuhan memandang kehidupan kita? (ay 4-7)
Sebagai ciptaan yang telah diberi kuasa dan kebijaksanaan artinya selalu: diingat, di -indahkan, itulah sebabnya Tuhan memberi kuasa, mahkota, dan kemuliaan. Di sekitar kita, ada orang-orang yang rendah diri, merasa kurang berharga dan tidak puas dengan dirinya. Mereka begitu haus akan perhatian, pujian, dan penghargaan. Lihatlah bahwa Tuhan, Sang pencipta, sungguh mengasihi dan menghargai mereka apa adanya karena semua manusia sungguh-sungguh sangat berharga di mata-Nya. Buktinya: oleh karena begitu besarnya kasihnya kepada kita, maka telah diberikanNya Yesus Kristus sebagai jalan kebenaran dan kehidupan, sehingga kita senantiasa hidup dalam kebenaran dan kasihnya.
Goal:
Hargailah hidup kita dengan penuh cinta kasih dan tetaplah muliakan Tuhan dari semua tatanan hidup, sebab Allah menghendaki kita tetap menjadi terang dan berkat bagi dunia ini.
Kesimpulan: Bahan sermon PJJ
1. Allah harus jadi utama untuk disembah, diagungkan dan dimuliakan dalam setiap perjalanan hidup kita.
2. Kebesaran yang diberikan kepada manusia oleh karena kuasa dan anugrah Allah semata, bukan karena usaha dan kemampuan kita.
3. Hanya dengan hidup dekat yang dilandasi oleh persekutuan yang benar dengan Tuhanlah maka manusia mampu berkarya, mampu untuk bekerja dan memelihara kehidupan dan lingkungan melalui : tertib membuang sampah ditempat sampah, dan selalu belajar menempatkan sesuatu pada tempatnya.
4. Adanya aksi kraetif (pribadi/ kelompok), untuk mendesain, menata, dan mengatur ruangan gereja/ ibadah, agar dengan kegiatan- kegiatan gereja pondasi iman kita semakin kuat dan bertumbuh.