Bahan Sermon PJJ 21 September 2022

 Amsal 12:18-25
Tema:   Kepentaren desken tambar. (18b).

Latar Belakang:  Salomo secara berulang-ulang memberikan penegasan tentang satu kebiasaan umum yakni banyaknya orang terus melakukan kejahatan dengan  mengucapkan saksi dusta, termasuk hukuman yang terjadi  bagi dirinya.

Sewaktu menjadi raja, Salomo usianya masih muda, maka banyak sekali nasehat dan petuah yang baik yang diterima dari tua-tua Israel, dan hal ini dituliskan agar semua keturunan Israel tetap menjadi bangsa yang benar, kudus dan bijaksana. Sebab dimana saja, kapan saja, masih banyak  saja  orang yang bertemu dengan kita, selalu melontarkan kata-kata pahit yang lebih tajam daripada pedang, sampai melukai hati.

Kata-kata yang tidak benar, akan memerlukan kata-kata yang tidak benar lagi untuk menutupi kebohongan itu sendiri. Artinya orang berkata dusta, selalu melakukan kebohongan berikutnya untuk menutupi kepalsuan itu sendiri. Maka dari sana akan lahir lagi manusia seperti serigala berbulu domba.

Di depan pengadilan, seorang saksi dituntut mengatakan yang benar. Kalau dia berkata benar, maka dia mendatangkan keadilan. Namun, jika dia berkata dusta, tidak hanya melakukan tipu daya, melainkan juga menimbulkan kejahatan. Kitab Amsal mengingatkan bahwa sebagai orang-orang percaya agar selalu berhati-hati menggunakan mulutnya, yakni harus memilah apa yang diucapkan, sehingga  mengandung kebenaran sejati. Kata-kata yang benar memang terbatas namun menghasilkan ketenangan sebab dapat dipercaya dan juga diberkati oleh Tuhan. Itulah pentingnya hidup menjadi bijaksana dan takut akan Tuhan sehingga kata-kata/ ucapan yang kita berikan akan  mendatangkan kesembuhan. (Tema).

Bukankah setiap orang pada dasarnya ingin hidupnya selalu lebih baik, lebih maju, lebih bersemangat, lebih berguna, lebih bahagia,dst.? Mulailah dari diri kita dengan belajar melakukan perkataan  yang baik. Orang  benar adalah orang yang menjadikan kebenaran sebagai kesadaran hati nurani, bukan hanya dalam kata-kata saja, melainkan juga dalam semua tindakan. Ia pun tulus dalam semua urusan. Orang seperti ini yang disebut sebagai orang yang berlaku setia, dan hidupnya berkenan bagi Tuhan

Tema:     lidah orang bijak mendatangkan kesembuhan.

1.Dengarkanlah nasihat  agar kita menjadi berhikmat. Bukan hanya para penatua yang bisa memberikan nasihat kepada orang lain. Maka ada tiga hal yang  yang harus diperhatikan:  Apa tujuannya untuk memberi suatu nasihat,  apa dasar dari nasihat itu, serta caranya nasihat diberikan. Itulah sebabnya orang tua terus memberi nasihat bagi anak-anaknya. (Efs 6:4), menasihati wanita yang lebih muda. (Tit 2:3-5).  Harus diingat bahwa dasar yang menggerakkan  untuk memberikan nasihat  adalah kasih agar dapat diterima oleh si pendengar tanpa merasa tertekan.  Sebagai orang percaya, hendaknya perkataan Kristuslah  yang  diam di dalam kita, sehingga orang-orang yang mempunyai beban hidup, yang lemah, ataupun menderita sakit, dapat dikuatkan dan disembuhkan oleh perkataan kita. Kita bisa menolong bukan saja dengan uang tetapi dapat melalui perkataan, saran, arahan, atau perkataan yang baik.

2.   Hidup orang benar, sikap hidup dan ucapannya dapat dipercaya
Hidup orang benar sama dengan lampu yang dapat membrikan terang, maka terang itu tidak perlu ditutupi, justru ditempatkan di tempat yang tinggi, tetapi perkataan, perbuatan yang jahat jelas, bagi banyak orang selalu ditutupi, agar tidak dilihat orang lain. Yang jelas orang benar, tenang hidupnya, ucapannya terpercaya, reputasinya menjadi baik serta memiliki integritas yang jelas. Mat 5:37:  Jika ya,hendaklah kamu katakana ya, jika tidak hendaklah kamu katakana tidak, sebab apa yang lebih dari itu berasal dari sijahat.

Goal:
1. Pernahkah ada orang lain berkata-kata kepada kita sampai ucapan itu tajam seperti pedang, sampai menyayat hati kita? Bila pernah jangan lakukan hal itu bagi orang lain, sebab sampai seumur hidupnya tidak pernah lupa akan ha litu.

Kesimpulan: Bahan sermon PJJ
1. Jagalah lidah sebab lidah walaupun bagian tubuh yang kecil (tidak    bertulang) namun harus tetap dijaga dengan hikmad Tuhan, agar:
a. Dapat memberi kesembuhan, membawa kebenaran sejati,   mengajar,memberi semangat, memuji Tuhan, dan memberkati.
b. Bila tidak dijaga maka : dapat membawa bencana sebab mampu   membunuh, menimbulkan kejahatan, dan akan menjadi kekejian   bagi Tuhan.
2. Hidup bijaksana harus tetap dibangun melalui persekutuan yang   benar dengan Tuhan, maka hati menjadi bersih dan  mampu   menerangi   seluruh panca indra kita.
3. Jangan sampai ada kutuk dalam bentuk apapun yang keluar dari mulut   kita,  tapi pakailah lidah untuk memuji dan menyembah Tuhan, dan   pakai pula untuk memberkati sesama. Di tangan manusia lidah   mungkin tidak bisa dikendalikan, tetapi Tuhan bisa pakai lidah kita   untuk menjadi terang dan garam bagi dunia.