Pengertian
Amsal adalah kumpulan tulisan pendek yang disusun sejajar mengenai hikmat mencakup topik keluarga, komunikasi dan harta.
Kesejajaran
Bahasa gambaran (imagery)
simpanlah ajaranku seperti biji matamu (ay. 2).
Seperti biji mata berarti menunjuk kepada penjagaan dan pemeliharaan terhadap bagian yang paling lunak dari bagian tubuh manusia. Menyimpang ajaran orang tua tidak lain menjaganya dengan penuh kehati-hatian sehingga ajaran itu tetap terpelihara. Mata juga menunjuk kepada alat untuk melihat. Mata yang tidak sehat atau rusak mengakibatkan penglihatan menjadi terganggu. Akibatnya? Ajaran orang tua menjadi kabur dan tidak jelas.
Pengajaran tentang bahaya perzinahan merupakan tema penting dalam Amsal 1-9. Teks bacaan Amsal 7 merupakan pengajaran ke empat tentang perzinahan. Tiga ajaran lainnya disampaikan dalam Amsal 2:16-19; 5:1-23; 6:20-29. Ajaran ke empat (Ams. 7) merupakan puncak pengajaran tentang perzinahan karena lebih rinci melukiskan proses terjadinya perzinahan.
Dalam Amsal 7 terungkap tiga bentuk pengalaman. Pertama, pengalaman orang tua yang berjalan di jalan kehidupan. Pengalaman orang tua disampaikan dalam bentuk orang pertama (aku) pada ayat 6-9. Kedua, pengalaman perempuan jalan yang membawa banyak orang muda ke jalan kematian. Pengalaman perempuan jalang itu juga disampaikan dalam orang pertama (aku) pada ayat 13-20. Ketiga, orang muda yang tak berpengalaman. Orang muda diberi pilihan apakah mau berjalan di jalan kehidupan atau berjalan ke dunia orang mati.
Kitab Amsal ditujukan kepada anak (ay. 1). Penutur hikmat sedang berbicara kepada anak. Bentuk pembicaraan seperti itu menyatakan bahwa penutur hikmat adalah seorang bapak atau ibu dan pendengarnya adalah orang yang muda usia. Percakapan hikmat disampaikan dalam relasi orang tua dan anak (Ams. 1:8). Pembicara atau penutur hikmat tidak harus orang tua biologis dari sang anak. Ungkapan itu terutama menyatakan bahwa pengajaran hikmat disampaikan secara kekeluargaan. Hikmat diajarkan dalam konteks keluarga (ay. 4). Dengan lebih tegas dapat dikatakan bahwa pengajaran hikmat mulai dari keluarga dan diajarkan di keluarga.
Ajaran orang tua dinyatakan sebagai perkataan // perintah// ajaran. Semua ajaran itu disimpan di dalam hati. Artinya, ajaran itu menjadi pusat motivasi terhadap semua perbuatan dan perkataan sang anak. Perubahan hidup sang anak bermula dari hati memancar ke luar dalam bentuk perkataan dan perbuatan. Ajaran orang tua bukan pengajaran biasa melainkan hikmat (ay. 4). Hikmat adalah perkataan atau perbuatan yang menyebabkan hidup itu sukses dan bermakna.
Ajaran orang tua, yang bersumber dari pengalamannya seperti terlihat dalam penyampaian bentuk orang pertama (aku), mengubah orang muda (ay. 6-9):
- Tak berpengalaman menjadi berpengalaman.
- Tak berakal budi menjadi berakal budi
- Hidup tanpa tujuan menjadi hidup bermakna.
Relasi sang anak dengan ajaran orang tua dilukiskan sebagai relasi dengan saudara dan sanak (ay. 4). Relasi demikian menunjuk kepada hubungan yang intim dan erat serta personal seperti halnya relasi di dalam keluarga. Anak muda memperlakukan ajaran orang tua sebagai saudara yang tak mungkin relasinya terputus.
Orang tua memberi perintah kepada sang anak yang tidak melupakan ajarannya bahkan menjadikan jalan kehidupan. Perintah itu dinyatakan dengan ungkapan berpegang // simpan // tambatkan // tulis. Ungkapan yang menunjuk kepada proses internalisasi ajaran. Orang muda tidak boleh mendengar ajaran orang tua dengan sikap tidak peduli, memasukkan ajaran dari kuping kanan dan segera membuangnya dari kuping kiri.
Pengajaran orang tua bertujuan supaya anak muda memiliki hidup (ay. 2). Mereka berjalan di jalan kehidupan (Ams. 6:23). Orang muda memiliki pilihan untuk berjalan di jalan kehidupan atau berjalan ke dunia orang mati.
Bila sang anak menaati ajaran orang tua, mereka akan dilindungi dari perempuan jalang atau perempuan asing yang di jalan, di lapangan, setiap tikungan. Mereka berada di ruang publik setiap saat. Orang muda harus tetap waspada setiap waktu karena ada godaan dan rayuan.
Siapakah perempuan jalang atau perempuan asing? Perempuan jalang atau perempuan asing pada dasarnya tidak merujuk kepada perempuan yang berasal dari suku bangsa Israel. Perempuan asing adalah mereka yang tidak hidup menurut hikmat. Perempuan asing itu menggoda anak muda yang tak berpengalaman, tak berakal budi. Menggoda dan merayu menjadi karakteristik perempuan asing (ay. 21). Anak muda yang terjerat oleh godaan perempuan asing akan terperangkap dalam hubungan sebatas pemuasan berahi (ay. 18). Itu saja. Relasi itu bukan didasarkan pada hikmat yang membawa ke jalan kehidupan. Relasi dengan perempuan asing akan berakhir dengan kematian (ay. 27).
Perempuan jalang menjerat orang muda yang tidak mendengar ajaran orang tua dengan cara-cara berikut:
- Agresif (ay. 13)
- Waktu khusus dan sakral (ay. 14)
- Orang muda itu sudah lama dicarinya (ay. 15)
- Tempat yang nyaman (ay. 16-17)
- Waktu kebersamaan yang baik (ay. 18)
- Jaminan keamanan (ay. 19-20)
Perbuatan dan perkataan perempuan jalang kepada orang muda disampaikan secara langsung. Penyampaian bentuk langsung seperti itu mengontraskan dua bentuk perempuan jalan dan anak muda. Pengalaman perempuan jalan menjadi fokus godaan ketika ia merayu anak muda yang tidak berpengalaman.
Ajaran orang tua kepada sang anak dapat dinyatakan sebagai berikut: Anakku janganlah terjerat relasi atau hubungan seksual di luar nikah karena relasi itu akan mengakibatkan kematian. Ringkasnya, perzinahan membawa maut.
Bagaimana penerapan praktis ajaran orang tua itu? Orang muda harus memperhatikan dan mendengar perkataan orang tua dengan menerapkannya dalam tiga tindakan:
- Menjauh dari jalan perempuan asing (ay. 25)
- Mengingat jumlah korban yang mati akibat perzinahan (ay. 26-27)
Pdt Armand Barus