Renungan ibadah minggu 3 Juli 2022

“Satu Hati di dalam Pengajaran”
Kisah Para Rasul 8:4-13

Filipus di Samaria
8:4 Mereka yang tersebar itu menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil. 8:5 Dan Filipus pergi ke suatu kota di Samaria dan memberitakan Mesias kepada orang-orang di situ. 8:6 Ketika orang banyak itu mendengar pemberitaan Filipus dan melihat tanda-tanda yang diadakannya, mereka semua dengan bulat hati menerima apa yang diberitakannya itu. 8:7 Sebab dari banyak orang yang kerasukan roh jahat keluarlah roh-roh itu sambil berseru dengan suara keras, dan banyak juga orang lumpuh dan orang timpang yang disembuhkan. 8:8 Maka sangatlah besar sukacita dalam kota itu. 8:9 Seorang yang bernama Simon telah sejak dahulu melakukan sihir di kota itu dan mentakjubkan rakyat Samaria, serta berlagak seolah-olah ia seorang yang sangat penting. 8:10 Semua orang, besar kecil, mengikuti dia dan berkata: “Orang ini adalah kuasa Allah yang terkenal sebagai Kuasa Besar.” 8:11 Dan mereka mengikutinya, karena sudah lama ia mentakjubkan mereka oleh perbuatan sihirnya. 8:12 Tetapi sekarang mereka percaya kepada Filipus yang memberitakan Injil tentang Kerajaan Allah dan tentang nama Yesus Kristus, dan mereka memberi diri mereka dibaptis, baik laki-laki maupun perempuan. 8:13 Simon sendiri juga menjadi percaya, dan sesudah dibaptis, ia senantiasa bersama-sama dengan Filipus, dan takjub ketika ia melihat tanda-tanda dan mujizat-mujizat besar yang terjadi.


Filipus adalah salah seorang dari tujuh diaken yang dipilih jemaat Yerusalem untuk tugas pelayanan sosial (Kis. 6:5). Apakah Filipus membatasi tugas pelayanannya? Tidak. Filipus tetap melakukan tugas pekabaran Injil karena itu yang terpenting (Kis. 8:5). Bahkan Filipus pergi memberitakan (kēryssō) Mesias kepada orang-orang Samaria (ay. 5). Pemberita (kēryx) dalam masyarakat Yunani kuno merupakan jabatan penting. Seorang kēryx adalah anggota pengadilan dengan tugas menyampaikan pengumuman atau berita penting kepada masyarakat. Filipus berada di Samaria untuk menyampaikan berita penting kepada warga Samaria. Berita penting itu adalah Injil tentang Kerajaan Allah dan tentang nama Yesus Kristus. Pentingnya memberitakan Injil bagi Filipus dan jemaat Kristen serta para rasul tercermin melalui penggunaan kata kerja memberitakan Injil (euangelizomai) mendominasi Kisah Para Rasul 8 (ay. 4, 12, 25, 35, 40). Penggunaan kata kerja euangelizomai memperlihatkan, antara lain, bahwa berita yang disampaikan Filipus tidak berbeda dengan berita yang disampaikan jemaat Kristen (ay. 4) dan para rasul (ay. 25).

Pemberitaan Injil di Samaria membutuhkan keberanian. Mengapa? Bangsa Samaria bermusuhan dengan bangsa Yahudi (Yoh. 4:9). Permusuhan itu sudah berlangsung ribuan tahun, sejak terpecahnya kerajaan Israel menjadi dua bagian dengan meninggalnya raja Salomo (sekitar tahun 930 sebelum Kristus). Sepuluh suku dari 12 suku Israel memisahkan diri dan menjadikan kota Samaria sebagai ibukotanya. Permusuhan semakin memburuk ketika Samaria ditaklukkan kerajaan Asyur pada tahun 722 sebelum Kristus. Penduduk Samaria ditawan dan dibawa ke pembuangan. Raja Asyur kemudian memindahkan bangsa-bangsa lain sebagai penduduk baru di Samaria. Akibatnya? Terjadilah percampuran dalam hal agama, etnisitas dan budaya. Bangsa Yahudi memandang bangsa Samaria sebagai musuh karena percampuran itu.

Dengan penuh keberanian Filipus memberitakan Injil kepada warga Samaria. Hasilnya?

  1. Warga Samaria dengan bulat hati menerima pemberitaan Filipus (ay. 6-8).
    Rakyat Samaria menyambut berita Mesias dengan bulat hati (ay. 6). Kebulatan hati rakyat Samaria digambarkan dengan kesediaan mereka untuk dibaptis dan penerimaan berita baik laki-laki maupun perempuan. Tanpa ragu mereka menerima berita Yesus adalah Mesias karena sesungguhnya sudah lama mereka menantikan akan kedatangan Mesias (Yoh. 4:25). Pemberitaan Injil yang dilakukan Filipus juga disertai dengan tanda-tanda mujizat seperti banyak orang dibebaskan dari roh jahat dan banyak orang lumpuh dan timpang disembuhkan (ay. 7). Meski Filipus bukan seorang rasul, tetapi tanda mujizat menyertai pemberitaan Injil. Dengan demikian kita bisa mengatakan bahwa tanda mujizat pada hakikatnya menyertai siapa saja yang melakukan pemberitaan Injil. Ketika rakyat Samaria menerima Injil mereka diselamatkan, disembuhkan dan dibebaskan dari roh jahat. Warga Samaria yang tadinya berada dalam ketakutan kepada roh jahat dan juga kepada Simon, sekarang sukacita yang besar memenuhi hati mereka (ay. 8). Injil adalah berita keselamatan dan pembebasan serta penyembuhan. Injil, bukan perang, mentransformasi hidup manusia.
  2. Simon bertobat (ay. 9-13)
    Warga Samaria berada di bawah pengaruh sihir Simon. Sihir itu mentakjubkan rakyat Samaria. Namun tanda-tanda mujizat yang menyertai pemberitaan Injil yang dilakukan Filipus sekarang mentakjubkan Simon (ay. 13). Takut kehilangan pengaruh terhadap rakyat Samaria, Simon memutuskan untuk percaya dan dibaptis. Pertobatan Simon bukanlah pertobatan sejati. Itu terungkap ketika Simon menyadari bahwa kuasa Filipus bersumber dari Roh Kudus, Simon berniat membelinya (ay. 19). Petrus menegur dengan keras permintaan Simon (ay. 20-23). Ketimbang menyesal dan memohon pengampunan dari Allah secara pribadi, Simon malahan meminta Petrus berdoa untuk dirinya supaya dilepaskan dari hukuman Allah (ay. 24). Injil menyingkapkan kepalsuan hati manusia.
  3. Para rasul di Yerusalem mengutus Petrus dan Yohanes (ay. 14-17).
    Berita pertobatan warga Samaria mencapai Yerusalem. Para rasul memutuskan untuk memeriksanya. Mereka mengutus Petrus dan Yohanes pergi ke Samaria. Rasul Yohanes dahulu pernah meminta api turun dari langit membinasakan Samaria (Lk. 9:54). Akan tetapi sekarang rasul Yohanes telah berubah. Keselamatan warga Samaria menjadi keinginannya yang kuat (ay. 25). Pemberitaan dan pengajaran Petrus dan Yohanes membawa warga Samaria yang percaya kepada Yesus menjadi bagian dari satu jemaat Kristus yang universal. Injil meruntuhkan tembok permusuhan.

Jadi, berita Injil membebaskan manusia dari pengaruh jahat, menyingkapkan hati yang terjerat kejahatan dan menyatukan manusia yang selama ini bermusuhan ke dalam satu tubuh Kristus. Iman kepada Yesus sekarang mengikat Samaria dan Yahudi menjadi satu jemaat Kristus. (AB)

Warta jemaat dapat di download di sini