Renungan ibadah minggu 10 Juli 2022

“Hikmad Membuat Umur Panjang”
Amsal 9:7-12

9:7 Siapa mendidik seorang pencemooh, mendatangkan cemooh kepada dirinya sendiri, dan siapa mengecam orang fasik, mendapat cela. 9:8 Janganlah mengecam seorang pencemooh, supaya engkau jangan dibencinya, kecamlah orang bijak, maka engkau akan dikasihinya, 9:9 berilah orang bijak nasihat, maka ia akan menjadi lebih bijak, ajarilah orang benar, maka pengetahuannya akan bertambah. 9:10 Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian. 9:11 Karena oleh aku umurmu diperpanjang, dan tahun-tahun hidupmu ditambah. 9:12 Jikalau engkau bijak, kebijakanmu itu bagimu sendiri, jikalau engkau mencemooh, engkau sendirilah orang yang akan menanggungnya.

Pada masa Perang Salib banyak kekonyolan terjadi dengan mengatasnamakan Tuhan. Suatu saat penguasa Yerusalem bernama Guy de Lusignan maju melawan pasukan Sultan Saladin. Ia diperingatkan oleh penasihatnya untuk tidak nekad berperang di luar Yerusalem karena mereka akan sulit memperoleh air minum di tengah gurun yang kejam. Apalagi, mereka menghadapi pasukan Saladin yang lebih berpengalaman di padang pasir. Ia mengabaikan nasihat itu. Ia berkoar bahwa perang ini adalah kehendak Tuhan, dan akhirnya ia dikalahkan  serta sangat menyesali atas tindakannya yang bodoh itu.

Berbicara mengenai pendidikan memang tidak selalu tentang kecerdasan intelektual melainkan soal karakter dan  gaya hidup. Banyak yang berpendapat bahwa seseorang yang memiliki hikmat adalah mereka yang memiliki title sampai tingkat tertinggi. Namun, nyatanya, seseorang yang berpendidikan tinggi belum tentu memiliki hikmat, sebab hal itu datangnya dari Tuhan, yakni Takut akan Tuhan. Pendidikan itu penting sebab pintar saja tidak cukup, namun manusia membutuhkan hikmat. Tanpa hikmat  maka manusia akan sulit untuk menerima kritikan dan masukan. Orang bijak tidak takut dan marah, bila diberi masukan, termasuk kecaman atau teguran yang keras. Ia mampu menerima dan mengelola kritik sebagai sarana untuk membangun dirinya. Ia memiliki kelenturan dan kelembutan yang luar biasa terhadap kritik. Ia tidak mudah dihancurkan oleh kritik. Sebaliknya, pencemooh tidak suka terhadap kritik dan membenci orang yang menasihatinya. Ia cenderung menganggap masukan sebagai serangan terhadap pribadinya. Takut akan Tuhan bukanlah bentuk-bentuk ketakutan dalam artian sempit.   Takut akan Tuhan adalah berbentuk perasaan hormat,kagum dan bersyukur. Takut akan Tuhan berarti kita mengerti bahwa Tuhan tahu apa yang ada dalam hati kita, dan kita ingin selalu menyenangkan Tuhan. Kenapa? karena kita mengasihi Tuhan.   Daud memiliki banyak pengalaman hidup dengan Allah, dan dari sanalah ia memperoleh pengajaran ilahi  tentang kebijaksanaan dan pengetahuan dengan benar. (Invocasio).  Maka janganlah memperdebatkan hal-hal kecil yang tidak penting atau melakukan pembicaraan bodoh karena perdebatan yang membingungkan, tidak berguna, dan bahkan mendatangkan bahaya. Tetaplah hidup dalam kebenaran secara tepat, karena itu kita harus menyelidiki apa yang difirmankan oleh Allah supaya kita bisa memahaminya. Dalam hal inilah diperlukan hikmat dan pengetahuan dengan benar. (Bacaan).

Memang hidup selalu diperhadapkan dengan banyak pilihan, namun kita bisa membandingkan pilihan itu dengan terang hikmat Tuhan, maka hanya akan ada satu pilihan yaitu berpaut pada Tuhan sang sumber hikmat. Karena hanya dengan hikmat Tuhan saja, hidup akan mendapatkan kesejatian dan kepuasan dalam menikmati hari-hari pertambahan usia kita.  Panjang umur   sesungguhnya adalah anugerah yang dikaruniakan bagi orang yang hatinya melekat, berpaut  serta yang melakukan segala perintah-Nya.   Umur panjang adalah berkat Tuhan bagi orang-orang benar. Renungan: Ketika Tuhan memberkati kita dengan umur, waktu, dan kesempatan, apakah kita selalu mampu mempergunakannya dengan baik yakni   menjadi berkat bagi orang lain, serta setia  memuji dan memuliakan kebesaran Tuhan?. (MG).  

Warta Jemaat didownload di sini