PA PERMATA 16 Juni 2022

Panen dan Ucapan Syukur

PERSEMBAHAN KERJA RANI

Keluaran 34: 21 – 22
34:21 Enam harilah lamanya engkau bekerja, tetapi pada hari yang ketujuh haruslah engkau berhenti, dan dalam musim membajak dan musim menuai haruslah engkau memelihara hari perhentian juga.
34:22 Hari raya Tujuh Minggu, yakni hari raya buah bungaran dari penuaian gandum, haruslah kaurayakan, juga hari raya pengumpulan hasil pada pergantian tahun.

34:21 Enem wari ibereken kesempaten man bandu guna ndahiken dahinndu, tapi ola erdahin i bas wari si pepituken, aminna gia paksa si e paksa nenggala ntah rani.
34:22 Pestakenlah Kerja Rani tupung kam menaken peranin buah pagendu si pemena, janah pestakenlah Wari Raya Sapo-sapo i bas pendungi tahun, tupung iperanindu buah kayundu.

Agar PERMATA GBKP

  1. Mengetahui bahwa bangsa Israel harus memberi ucapan syukur kepada Tuhan dalam pekerjaannya.
  2. Mampu memberikan ucapan syukur kepada Tuhan pada waktu pesta panen (Kerja Rani) maupun dalam hal lainnya

Metode: Aksi (Memberi Persembahan Kerja Rani)

I. PENDAHULUAN
Ada banyak pertanyaan yang muncul di benak kita tentang Kerja Rani, khususnya diperhadapkan dengan situasi sulit pada masa pandemi Covid-19 ini, beberapa di antaranya: Mengapa kita harus memberi persembahan di tengah kesulitan hidup / kesulitan ekonomi saat ini? Kemana alamat dan apakah fungsi persembahan di gereja kita? Bagaimanakah kita memberi persembahan yang baik ketika kita tidak memiliki sesuatu untuk dipanen? Masih banyak pertanyaan yang bisa kita ajukan sehubungan dengan persembahan Kerja Rani. Yang jelas: bahwa Tuhan memberi perintah bagi kita untuk memberi persembahan. Yang kurang jelas adalah: mengapa Tuhan memberi perintah memberi ketika kita berada dalam kondisi sulit? sebuah n ng ia sebuah saya, Untuk itulah kita belajar bersama hari ini, untuk melihat perbedaan yang luar biasa dari Tuhan ketika memerintahkan umatNya memberi persembahan di tengah-tengah kesulitan hidup.

II. ISI
Ayat 21. Enam hari, ketika engkau bekerja, tetapi pada hari yang ketujuh harus berhenti, dan dalam membajak dan musim menuai serta memelihara hari juga. Tuhan memberi teladan yang berfungsi sebagai pondasi kehidupan manusia yang kuat, dimana Allah bekerja selama enam hari mengubah kekacauan menjadi kehidupan yang teratur. Allah membangun tatanan hidup yang baik, agar seluruh ciptaan dapat hidup dengan baik. Pekerjaan Allah tidak dimulai dari kondisi dimana dunia yang baik-baik saja, tetapi dimulai dari kondisi yang kacau/ tidak teratur. Hal ini mengingatkan/ menyadarkan kita bahwa kita juga dipanggil untuk melayankan diri kita untuk membangun kehidupan yang baik bagi seluruh ciptaan dan seluruh manusia. Kita dipanggil untuk mengubah kehidupan yang kacau menjadi kehidupan yang baik.

Pada hari ketujuh engkau harus berhenti. Sama seperti Allah yang menguduskan dan memberkati dunia pada hari yang ketujuh. Hari ke tujuh bukanlah hari yang kosong tanpa makna, tapi sebuah hari dimana Allah memberkati. Arti kata “berkat” adalah melipatgandakan rasa, fungsi, makna atau jumlah dari Tuhan. Sungguh disayangkan jika semua yang dikerjakan dan diperjuangkan oleh manusia dengan susah payah tidak mendapat berkat dari Allah, yakni tidak mendapat fungsi pelipatgandaan fungsi, rasa dan jumlah.

Tuhan kerap kali memberi tuntunan dalam menjaga keseimbangan hidup manusia, seperti halnya dalam dasa titah, dimana perintah pertama berhubungan dengan relasi yang baik dengan Tuhan, dan perintah keenam sampai kesepuluh berhubungan dengan menjaga relasi yang baik dengan sesama dan seluruh ciptaan. Menjaga hubungan yang baik dengan Tuhan dan sesama ciptaan adalah bagian penting dalam kehidupan umat Allah, karena sering sekali manusia hanya sibuk dengan urusan dirinya sendiri, tetapi lupa dengan Tuhan, atau terlalu sibuk dengan urusan ketuhanan tapi lupa memelihara hubungan baik dengan sesama.

Ayat 22, Hari raya Tujuh Minggu, yakni hari raya buah bungaran dari penuaian gandum, haruslah kau rayakan, juga hari raya pengumpulan hasil pada pergantian tahun. Merayakan pesta panen adalah bentuk kesadaran dan syukur atas pemeliharaan Tuhan, karena bangsa Israel hidup di tengah padang gurun yang ganas dan sulit untuk bertahan hidup. Bersyukur adalah cara berpikir yang fokus kepada kebaikan Tuhan, bukan kepada hal-hal negatif dalam perjalanan hidup. Bersyukur adalah kekuatan besar untuk bertahan dalam menghadapi tantangan kehidupan

Dikaitkan dengan Kerja Rani:
• Dimensi Spiritual:
Kerja Rani mulai pada masa perjalanan Israel di padang gurun menuju tanah Kanaan. Padang gurun adalah sebuah lokasi yang sangat tidak memadai bagi sebuah bangsa pengembara (sekitar 12.000 keluarga) untuk hidup secara normal dalam memenuhi kebutuhan hidup harian mereka. Adalah sebuah mujizat jika jumlah orang Israel yang cukup banyak ini dapat hidup selama 40 tahun di padang gurun yang gersang. Oleh karena itu, persembahan pesta panen (Kerja Rani) adalah perintah Tuhan untuk mengingatkan manusia bahwa Tuhan telah memberi kita izin untuk hidup di dunia yang bukan ciptaan dan milik kita. Dunia ini dan semua yang bisa kita upayakan demi kehidupan kita adalah anugerah/ pemberian Tuhan. Tuhan meminta apa yang sudah la beri, bukan meminta apa yang belum la berikan. Memberi persembahan adalah cerminan kedekatan, rasa syukur dan kehormatan kita kepada Tuhan dan sekaligus cerminan kualitas kebersamaan kita dengan sesama.

• Dimensi Sosial-Ekonomi
Persembahan Kerja Rani adalah sebuah momentum di mana bangsa Israel dipanggil membudayakan hidup yang saling menopang di tengah tantangan kehidupan yang berat, walau mereka sendiri berhadapan dengan kesulitan hidup, sehingga seluruh umat Israel dapat bertahan di tengah kerasnya kehidupan. Hal ini merupakan wujud solidaritas kemanusiaan, di mana kita mewujudkan hakekat kita sebagai manusia yang segambar dengan Allah, yang dipanggil untuk memberi diri kita menjadi sumber kebaikan bagi sesama. Bangsa Israel menjadi bangsa yang sangat disegani dari dulu sampai hari ini, karena budaya mereka yang sangat kuat dalam menopang sesama walau hidup mereka menghadapi banyak pergumulan.

III. APLIKASI
Pemahaman yang benar tentang persembahan akan membawa kita untuk hidup yang benar, kuat dan tangguh di tengah tantangan zaman. membuat kita bersyukur di hadapan masalah hidup, dan melatih kita untuk terarah kepada semua yang bersyukur kepada Tuhan kepada kepahitan. Memberikan persembahan adalah wujud rasa hormat kita bagi Tuhan dan wujud kekayaan jiwa yang sangat dibutuhkan untuk memelihara hidup kita dan sesama kita dalam menghadapi masalah kehidupan secara bersama. Sebagai seorang PERMATA GBKP, kami juga dipanggil untuk memberi diri kami untuk membangun tatanan hidup yang baik, yang hormat kepada Tuhan dan peduli kepada sesama. Persembahan tidaklah diukur dari jumlah uang yang kita berikan, tapi dari kemauan kita memberi diri kita menjadi kebaikan dan berkat bagi sesama, keluarga dan gereja, bisa dalam bentuk tenaga, pikiran, dll.

Melatih diri sejak dini dalam memberi persembahan kepada Tuhan akan melatih kita untuk menjadi pribadi yang hidup bahagia, fokus pada kebaikan. dan menjadi solusi positif bagi masyarakat, karena bangsa kita membutuhkan generasi yang mau hidup dalam kebaikan dan membiasakan diri memberi kontribusi yang positif bagi masyarakat. Perlu kita catat, bahwa kemajuan hidup kita sangat ditentukan oleh sebesar apa kemauan kita memberi diri menjadi kemuliaan bagi Tuhan dan menjadi berkat bagi masyarakat. Selamat mempersembahkan diri bagi Tuhan.

IV. AKSI PERMATA GBKP
PERMATA GBKP ikut mengambil bagian memberikan persembahan Kerja Rani dalam pelaksanaan Kerja Rani yang diadakan di Runggun.

V. USULAN LAGU

  1. KEE No. 459:1-3 “Sendah Kerja Rani”
  2. KEE No. 471 “Ermengkah Ukurku”/ Betapa Hatiku
  3. Kumau Selalu Bersyukur