PA PERMATA 09 Juni 2022

Sahabat Alam

PERAN PERMATA GBKP DALAM MERAWAT LINGKUNGAN/AKSI

Kolose 1: 15 – 17
Keutamaan Kristus

1:15 Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan,
1:16 karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.
1:17 Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia.

Agar PERMATA GBKP:

  1. Mengetahui bahwa di dalam Kristus telah diciptakan segala sesuatu, segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk kemuliaan namaNya.
  2. Mampu menjadi sahabat alam semesta dengan menjaga dan memelihara lingkungan.

Metode: Aksi Bersama Seluruh PERMATA GBKP (clean up challenge)

I. PENDAHULUAN
Di media sosial kini bertebaran video orang-orang yang menggalakkan untuk memelihara lingkungan untuk tidak lagi membuang sampah sembarangan, mengurangi pemakaian kantong plastik, mengelola limbah rumah tangga dengan baik, dan sebagainya. Namun tetap saja masih banyak yang tidak peduli, sehingga yang terekspose lebih banyak ketidak cintaan akan lingkungan dibandingkan gerakan perubahan dalam mencintai lingkungan kita. Dan mungkin saja, mereka yang mengekspose kegiatan “pemeliharan lingkungan” itu juga hanya sekedar ajang pamer, kebutuhan konten untuk mendapatkan like, comment dan subscribe saja.
PENDAHULUAN Dikutip dari laman indianatimes.com pada tanggal 15 Juli 2019, Indonesia adalah negara penghasil sampah terbanyak kedua di dunia setelah Cina. Data ini harusnya mengejutkan kita untuk semakin sadar bahwa lingkungan yang kita tinggali sedang dalam fase darurat sampah. Mungkin saja, udara yang kita hirup sudah tercemar asap limbah produksi, air yang kita minum sudah tercemar bakteri yang tidak dapat mengurai, tanah yang kita pijak juga sudah tercemar pupuk kimia, makanan yang kita konsumsi sudah tercemar pengawet dan penambah rasa, dan segudang pencemaran lainnya. Mungkin, iman kita juga sudah tercemar dengan “ketidakpedulian” terhadap alam ciptaanNya

II. ISI
Teks yang kita bahas kali ini adalah mengenai surat Kolose, surat yang ditulis Paulus dari dalam penjara. Tujuannya adalah untuk memberi pengertian terhadap ajaran sesat yang ada pada jemaat Kolose pada waktu itu. Ajaran sesat ini berupa mementingkan hal-hal lahiriah (yang terlihat saja), memuja malaikat, ajaran Gnostik (spekulasi mengenai alam semesta; keselamatan hanya bagi mereka yang memiliki pengetahuan (gnosis) saja), mengandalkan asketisme serta meragukan ajaran Kristus. Dari konteks surat Kolose ini ada garis singgung dengan konteks zaman sekarang yakni kekurang pedulian dalam ajaran yang benar mengenai Kristus dan berfikir bahwa Allah dan alam semesta terpisah.

Dalam nas kita pada ayat 15-16 tertuang keutamaan Yesus Kristus atas segala sesuatu. Artinya segala sesuatu yang diciptakan Allah oleh Kristus dan untuk Kristus. Artinya, penciptaan alam ini adalah bagian dari rangkaian rencana Allah untuk mempermuliakan namaNya di tengah dunia ini. Kristus terhubung dengan seluruh ciptaan karena memang olehNya dan untukNyalah itu semua diciptakan (lih. Yoh. 1:3). Apapun yang terjadi dan akan terjadi adalah untuk kemuliaan namaNya (lih. Rm. 11:36). Alam raya ini semua sudah dibentuk dan diciptakan baik adanya (Kej. 1) serta dalam hikmat Allah, semua diatur dengan sungguh sangat baik. Manusia diikutsertakan untuk menjaga dan memelihara alam ciptaan ini (lih. Kej. 2:15) karena memang manusia diciptakan sebagai gambar dan rupa Allah (Kej. 1:27). Dengan kata lain, Allah mencipta manusia sebagai sahabatNya untuk mengelola ciptaan, dan Allah mencipta alam ciptaanNya sebagai sahabat manusia untuk bersama-sama memuliakan Allah.
Setelah manusia jatuh ke dalam dosa, maka keberadaan ciptaan juga telah ikut jatuh ke dalam dosa. Fase pertama dimana Allah menciptakan ciptaanNya yang baik dan teratur, sedangkan setelah kejatuhan manusia ke dalam dosa, alam ciptaan ini menjadi rusak, rentan, dan juga menjadi ancaman bagi manusia itu sendiri. Manusia juga semakin rakus dan ingin menguasai alam ciptaanNya. Sang penjaga ciptaan berubah menjadi “penjagal” ciptaan. Ketidakmampuan manusia menghadirkan harmoni kepada seluruh ciptaanNya membuat Allah turun tangan sendiri, datang ke dunia ini dalam inkarnasi, menebus dosa manusia, dan memartabatkan manusia menjadi manusia seutuhnya (lih. Kol. 1:18-20).

Allah tetap memelihara ciptaanNya walaupun dosa manusia telah merusaknya. Karena memang Allah adalah rahim dari segala ciptaan. Sebagaimana rahim seorang ibu yang memberi kehidupan kepada janin dalam kandungannya, demikian Allah tetap memelihara dan membentuk kehidupan ciptaanNya untuk tetap bertumbuh dan berkembang. Dengan kehadiran Kristus yang menebus dosa ini, demikian alam ciptaanNya juga ditebus dengan darah yang mahal. Oleh karena itu manusia diberi mandat untuk mengasihi Allah dan mengasihi sesama termasuk di dalamnya adalah ciptaanNya.

Penebusan Kristus terhadap manusia harusnya menyadarkan kita untuk peduli dan mengasihi lingkungan kita. Sadarlah bahwa alam ciptaan ini adalah korban dari ulah manusia yang berdosa. Alam ciptaan ini tidak menyebabkan manusia berdosa, namun dosa manusia menyebabkan terjadinya kekacauan dalam seluruh alam ciptaanNya. Ketidakpedulian manusia ini menyebabkan eksploitasi besar-besaran terhadap alam, sehingga manusia menjadi musuh bukan sahabat.

III. APLIKASI
“Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran” (Ams. 17:17). Kita adalah sahabat Allah dalam mengelola ciptaanNya. Sahabat kita yaitu Yesus Kristus telah menebus dan mau mati demi kita. Dia mengasihi kita dengan sepenuh hatinya. Kita adalah sahabat alam – yang dengan kasih Kristus telah dicurahkan bagi kita – harusnya mampu untuk mengasihi alam ini sebagaimana Kristus mengasihi kita. Kasih ini berarti kita mau untuk meluangkan waktu untuk memperhatikan dan memelihara lingkungan sekitar kita. Membuka hati dan pikiran kita bahwa ada banyak hal yang dapat kita berikan untuk merawat alam. Serta terus menerus peduli dan mengasihi alam ini seperti sahabat kita sendiri. Hidup kita bukanlah soal diri kita saja. Kita diciptakan Allah untuk memuliakan namaNya.
Hidup bukan seberapa banyak yang kamu kumpulkan, namun soal seberapa banyak yang dapat kamu berikan. Berilah diri kita untuk aktif dalam perawatan lingkungan hidup kita. Hal-hal kecil dapat membawa perubahan yang besar asalkan kita mau dan terus menerus konsisten mengerjakannya. Tidak membuang sampah sembarangan bukanlah sebuah perintah atau tuntutan, melainkan kesadaran kita bahwa sampah akan menyakiti dan mengganggu sahabat yang mengasihi kita, yaitu alam ini. Alam senantiasa konsisten mencintai kita dengan memberi hidupnya bagi kesejahteraan kita, karena kita adalah sahabatnya. Sebagai sahabat, sudah seharusnya kita mengasihi alam dengan memberi hidup kita baginya.

Satu contoh sederhana: setiap kali kita makan, piring kita berisi makhluk hidup yang mati agar kita hidup. Ikan, sayur, nasi, telur, tempe, roti, tauco, dan lainnya, semuanya adalah makhluk hidup. Hampir 97% kita makan sesuatu – yang hidup dan mau mati demi kita. Tinggal 3% nya adalah air. Untuk makan saja, ada cerita “pengorbanan” kehidupan untuk mati agar kita yang memakan itu tetap hidup. Terlebih ada kasih Yesus yang mau berkorban mati demi kita agar kita hidup dalam kekekalan. Sudah seharusnya kita menghargai pengorbanan alam ciptaan ini demi kelangsungan hidup kita dengan mencintai alam ini dan berkorban untuknya.

Tiap tanggal 05 Juni adalah hari lingkungan hidup sedunia, tujuannya adalah untuk mengingatkan manusia tentang pentingnya alam ciptaan ini. Kita sebagai orang yang telah ditebus, setiap hari adalah hari yang baik untuk memelihara hubungan yang baik dengan sahabat kita yakni alam ini. Dengan demikian, pemaknaan spiritualitas kristiani kita meningkat mulai dari HPDT (Hubungan Pribadi Dengan Tuhan). HPDS (Hubungan Pribadi dengan Sesama), dan muncul HPDA (Hubungan Pribadi Dengan Alam Semesta). Masing-masing hubungan ini harus dirawat dan dipelihara untuk memberi manfaat keberlangsungan hidup kita, baik dalam hal rohani maupun jasmani. Selamat menjadi sahabat yang baik bagi alam ciptaanNya. Soli Deo Gloria.

IV. Aksi Bersama Seluruh PERMATA GBKP (Clean Up Challenge)
Dalam metode kali ini kita mengadakan aksi yang berhubungan dengan tema kita kali ini, yaitu sahabat alam. Aksi ini dapat dilakukan secara perorangan ataupun kelompok dengan kesadaran masing-masing. Aksi ini dapat dilakukan antara lain: Kebersihan lingkungan, menolong pemulung, petugas kebersihan, penanaman pohon, bank sampah, mengelola pertanian untuk ketahanan pangan, pemberdayaan kepada pengamen (menciptakan lapangan pekerjaan dan lainnya).

Dalam challenge ini diharapkan kita membuat foto maupun video sebelum dan sesudah kita melakukan aksi ini. Lalu kita upload dan ramaikan jagad Media Sosial dengan aksi PERMATA GBKP dengan menggunakan hastag #SahabatnyaPERMATAGBKP.
Kita harapkan dengan adanya aksi ini semakin banyak orang tersentuh, tersadar, dan tergerak untuk melakukan aksi yang sama dengan yang kita lakukan

V. USULAN LAGU

  1. KJ No. 428 Lihatlah Sekelilingmu atau dalam KEE No. 300 Nehenlah Sekelewetta
  2. KJ No. 337 Betapa Kita Tidak Bersyukur
  3. KEE No. 260 Oh Andiko Jilena
  4. KEE No. 261 Kuga Kin Ndia Sura-sura Ni Dibata

Allah mencipta manusia sebagai sahabat-Nya untuk bersama-sama mengelola ciptaan, dan Allah mencipta alam ciptaanNya sebagai sahabat manusia untuk bersama-sama memuliakan Allah