The Greatest Love
(KAMIS PUTIH, JUMAT AGUNG, SABTU PENGHARAPAN DAN PASKAH)
Yohanes 3:16
3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.Ibrani 9: 23 – 28
9:23 Jadi segala sesuatu yang melambangkan apa yang ada di sorga haruslah ditahirkan secara demikian, tetapi benda-benda sorgawi sendiri oleh persembahan-persembahan yang lebih baik dari pada itu.
9:24 Sebab Kristus bukan masuk ke dalam tempat kudus buatan tangan manusia yang hanya merupakan gambaran saja dari yang sebenarnya, tetapi ke dalam sorga sendiri untuk menghadap hadirat Allah guna kepentingan kita.
9:25 Dan Ia bukan masuk untuk berulang-ulang mempersembahkan diri-Nya sendiri, sebagaimana Imam Besar setiap tahun masuk ke dalam tempat kudus dengan darah yang bukan darahnya sendiri.
9:26 Sebab jika demikian Ia harus berulang-ulang menderita sejak dunia ini dijadikan. Tetapi sekarang Ia hanya satu kali saja menyatakan diri-Nya, pada zaman akhir untuk menghapuskan dosa oleh korban-Nya.
9:27 Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi,
9:28 demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia.
Agar PERMATA GBKP:
- Memahami makna Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Pengharapan
- Meneladani pengorbanan dan kasih Kristus dalam kehidupan sehari hari
Metode: Aksi (mempersiapkan rangkaian perayaaan Kamis Putih, Jumat Agung,Sabtu Pengharapan dan Paskah dengan Kreatif)
I. PENDAHULUAN
“Pengorbanan” merupakan kata yang familiar dalam semua ragam relasi manusia. Kata yang sangat kuat untuk menggambarkan perjuangan demi sesuatu yang diharapkan. Seorang ibu berkorban (kesakitan kala melahirkan) untuk melihat bayi mungil yang dalam waktu bertentu berada dalam kandungannya; seorang bapak mengorbankan waktunya untuk bekerja demi memenuhi kebutuhan hidup keluarga; seorang anak mengorbankan kesenangannya bermain dan belajar untuk mengisi diri demi masa depan; seorang pria berkorban menempuh perjalanan jauh agar dapat bertemu sang kekasih; dan masih banyak bentuk pengorbanan lainnya. Ada sesuatu yang berharga direlakan untuk mendapatkan hal lain, yang tentunya berharga pula.
Dalam perenungan PA PERMATA GBKP kali ini, melalui penghayatan akan peristiwa Yesus Kristus (Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Pengharapan dan Paskah), kita menyadari dan menghayati sebuah pengorbanan yang berarti dalam sejarah hidup yang memberikan kepercayaan, yaitu Anugerah Terbesar Allah kepada dunia dengan Putra Tunggal-Nya, Yesus Kristus. Pengorbanan yang tiada tara, karena Sang Bapa memberikan Putra Tunggal Nya, dan Sang Anak, Yesus Kristus, rela meninggalkan tahta dan taat pada pengutusan dari Sang Bapa, bahkan melalui dolorosa jalan-jalan kesengsaraan) demi dunia, yang dicintai-Nya.
II. ISI
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga la telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, agar setiap orang yang tidak percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yoh. 3:16). Ayat ini merupakan kalimat penting yang ditegaskan Yesus kepada Nikodemus, seorang Farisi, pemimpin agama Yahudi, ketika ia mendatangi Yesus kala malam supaya tidak ada yang melihatnya. Nikodemus secara langsung mendapat pengajaran dari Yesus mengenai tanggal yang sangat esensial yaitu kasih – kasih Allah, yang menebus dunia dengan mengutus Anak-Nya, Yesus Kristus. Kasih atau cinta-Nya akan menjadi alasan utama dalam penebusan sekalipun Sang Anak kemudian berkorban dan mengorbankan dosa dosa dunia. ese dik ya ter Kri per Tia ini. baik rus Peristiwa Yesus Kristus secara liturgis kita hayati melalui ibadah-ibadah yang dirangkai dengan berkesinambungan. Dimulai dengan minggu-minggu Passion (1-7) untuk melihat perjalanan pelayanan Yesus yang juga menghadapi banyak tantangan. Kemudian Kamis Putih untuk mengenang perjamuan makan terakhir Yesus bersama para murid, sebelum la ditangkap dan disiksa layaknya seorang penjahat. Perlakuan yang diberikan kepada-Nya sama dengan pelaku kriminal, yang menjadi musuh negara. Jumat Agung mengingatkan kita pada peristiwa penyaliban di Golgota dan kematian Yesus di kayu’ salib. Tabir Bait Allah terbelah menjadi dua dari atas sampai ke bawah, terjadi gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah (Mat. 27:51; Mrk. 15:38). Sabtu Pengharapan ataupun Sabtu Sunyi (dalam tata litugi GBKP (Karo) = Sabtu Pengarapen) menjadi masa masa hening karena Yesus berada di rahim bumi, dalam kematian. Pada akhirnya, Minggu Paskah menjadi kemenangan besar dalam iman Kristen karena maut telah dikalahkan dengan kebangkitan sehingga hidup kekal abadi menjadi sebuah kepastian bersama Kristus.
Semua terjadi satu kali saja namun bermakna selamanya (Ibr. 9:28). Jika para imam setiap tahun masuk ke dalam tempat kudus dengan darah yang bukan darahnya sendiri, dengan darah ternak yang disembelih, sebagai korban penghapus dosa. Tidak demikian dengan Yesus. Ia bukan masuk berulang-ulang mempersembahkan diri-Nya, melainkan satu kali saja dan dengan darah-Nya sendiri untuk menanggung dosa banyak orang (lbr. 9:28). Di sinilah letak perbedaan pengorbanan para imam dan Yesus sebagai Imam Besar. Sang Imam Besar berkorban secara langsung bagi penebusan dan keselamatan dunia. Ia adalah Sang Kurban yang dikorbankan untuk menebus dosa-dosa dunia.
III. APLIKASI
“The Greatest Love” – tema yang menggemakan perihal yang sangat esensial dalam kehidupan, yaitu kasih. Dalam tata bahasa Inggris, semua yang dikenai est mendeskripsikan sesuatu pada tingkatan yang tertinggi (superlatif), yang paling, tiada yang melampaui. Kasih terbesar, tertinggi, termulia, termahal, terbaik, berasal dari Allah bagi dunia, melalui peristiwa Yesus Kristus. Ia memasuki kehidupan ciptaan (menjadi manusia), merasakan penderitaan, berada dalam dunia orang mati, melintasi kematian, dan bangkit. Tiada tujuan lain, selain untuk menyatakan kasih Allah yang besar akan dunia ini. Pengorbanan Yesus membuat dunia menyadari kasih Allah yang begitu besar; menebus dan menyelamatkan manusia dari dosa dan pelanggaran. aya 16). kita, ala ng itu saya Sa ah Melalui perenungan hari ini, kiranya PERMATA GBKP mengakui bahwa dirinya telah ditebus oleh masing-masing diri dan dirinya sendiri oleh Allah. Bukan karena kita, gagah dan perkasa kita, paras dan rupa kita, melainkan karena KASIH ALLAH yang besar, sehingga orang kita, bercela dan berdosa dilayakkan menerima Greatest Love melalui pengorbanan Yesus Kristus.
IV. AKSI (Opsi Aksi)
PERMATA GBKP secara kreatif membuat aksi (choir virtual) dalam ibadah-ibadah, baik Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Pengharapan (Sabtu Sunyi), dan Paskah. Boleh pilih salah satu saja.
Aksi: memberi dan berbagi, sebagaimana Yesus yang sudah memberi hidup-Nya bagi dunia. PERMATA GBKP mencari dan menolong keluarga atau anak yang mengalami situasi sulit karena dampak pandemi Covid 19.
V. USULAN LAGU
- Lagu Pujian: “Kasih Allahku Sungguh T’lah Terbukti”
- Lagu Pujian: “Karya Terbesar”
- KEE GBKP No. 399 “Mari Surak Puji Tuhan