Tema : Kita adalah surat kristus yang dapat dibaca oleh semua orang
Roma 12:9-13: Jemaat masih banyak meletakkan pondasi iman dan pengharapannya pada 2 pijakan yakni: Kepada Kristus dan kepada taurat yakni faham Jahudisme. Kalak karo: Tuhan dan begu/ roh gaib. Artinya kekeristenan suam-suam kuku/ samar-samar. Hal ini dibuktikan ayt 9-10: Kasih yang bertumbuh: masih samar-samar. Hendaklah kasih jangan pura-pura ( bersandiwara), tetapi berlimpah-limpah yakni kasih yang dicurahkan oleh Roh Kudus ditunjukkan oleh Kristus di atas kayu salib bagi kita. kasih itu besar dan kuat tidak sehingga hidup orang percaya adalah hidup dalam kasih ini itu sendiri.
Ay. 10-11. Wujud dari kasih dari Allah (Agave):
-Mencintai kebaikan. I Kor 13: 4 Murah hati, tidak cemburu, tdk sombong
-Mengasihi seperti orang tua-anak, dan dengan saudara-saudaranya.
Kasih yang keluar dengan sendirinya, tanpa dipaksa, dan tanpa mengharapkan imbalan/ pujian, tetapi mengalir
Kasih kepada sesama orang percaya adalah kasih persaudaraan (philia), tetapi diwarnai oleh kasih agave karena kita semua adalah anak-anak Allah dan warga kerajaan Allah.
Penghargaan dan penghormatan kepada sesama adalah perwujudan cinta kasih. Semua membutuhkan penghormatan sebagai jawaban dari kasih dalam hidupnya sendiri.
Suka membantu dengan memberi tumpangan, dengan demikian jemaat Roma dapat menjadi garam dan terang, dan terus mengalirkan kasih kepada sesama . Inilah sebagai bukti bahwa kita adalah percaya dan hidup dalam Tuhan.
Roma 12:9-13: Pengajaran agar persekutuan dalam jemaat menjadi kuat. Tidak ada perbedaan dalam Tuhan sebab jemaat adalah tubuh Kristus. Teladan hidup Yesus menjadi pengajaran kehidupan kekeristenan, yakni sabar, tekun dan saling mendoakan dengan iman.
1 Joh 4:12: Tidak ada seorangpun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita.
Tema: Ersada ras simehuli
1. Dasar/ pondasi kasih itu sendiri harus bersumber dari Allah
Kasih adalah jaminan hidup sebagai orang percaya. Jemaat Roma la jelas landasenna= kasih yang pura-pura/ memakai topeng/ adegan sandiwara dalam pementasan.
Kasih yang dilahirkan dari ucapan, dan tindakan adalah berakar dari iman maka ketika mengalir: sifatnya membangun, mempersatukan, tidak memihak dan selalu melahirkan sukacita dalam Allah.
Kasih yang dapat kita berikan bagi Tuhan dan sesama tergantung besarnya kualitas iman itu sendiri. Karena itu jangan lebih besar berharap kepada manusia, sebab tidak ada yang kekal dan selalu berubah-ubah, tetapi jika landasannya kepada Allah maka, kasih itu seperti mata air yang selalu mengeluarkan kasih tanpa pernah berhenti.
Ola penggurun logika: sung-sung, Mata: berbeda, perasaan: keadaan, iman: setia dan tidak berubah= persembahan kepada Tuhan.
2. Hidup dalam kasih berarti berpikir, berkata-kata dan berbuat sesuatu selalu melakukan dengan kasih secara konsisten
Kasih lahir dan dimulai dari komitmen, baru keluar, sehingga orang akan menghormati ketika memberi nasihat. Jemaat Roma dikelilingi oleh masyarakat yang tidak menyukainya, maka caranya untuk dapat diterima adalah dengan memberitakan bahwa Injil mampu mengubahkan hidup menjadi lebih manis yakni saling menerima dan mengasihi; saling mengampuni. Tunjukkan dulu, kedewasaan iman kita kepada sesama orang percaya, lalu kepada masyarakat, maka kita akan menjadikan nama Tuhan selalu ditinggikan. Hati-hati dengan kegiatan rutinitas, sebab tidak dapat memberi dampak terhadap pertumbuhan, namun perlu dengan landasan iman dan sukacita.
Goal:
1. Tuhan melihat pikiran dan hati setiap manusia, maka janganlah mendukakan hati Tuhan= jika engkau mengasihi Tuhan maka hiduplah saling mengasihi.
2. Jangan lelahkan diri dengan membuat topeng kepalsuan ketika mengasihi= semua akan berakhir sia-sia.