“Firman Tuhan Membangun Sukacita”
Yesaya 55:10-13
55:10 Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan, 55:11 demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya. 55:12 Sungguh, kamu akan berangkat dengan sukacita dan akan dihantarkan dengan damai; gunung-gunung serta bukit-bukit akan bergembira dan bersorak-sorai di depanmu, dan segala pohon-pohonan di padang akan bertepuk tangan. 55:13 Sebagai ganti semak duri akan tumbuh pohon sanobar, dan sebagai ganti kecubung akan tumbuh pohon murad, dan itu akan terjadi sebagai kemasyhuran bagi TUHAN, sebagai tanda abadi yang tidak akan lenyap.
Setiap orang pasti menginginkan kehidupan lebih baik, manusia dari berbagai tempat, zaman, dan konteks selalu berjuang dengan berbagai cara. Keinginan dan perjuangan kita untuk kehidupan yang lebih baik amatlah wajar, bahkan sangat ilahi. Bangsa Israel pun pada zaman nabi Yesaya merindukan kehidupan seperti itu, bahkan Tuhan sendiri dari dahulu hingga zaman sekarang, tetap menginginkan seluruh umat ciptaan tangan-Nya, selalu mendapatkan kehidupan damai sejahtra, baik pada saat ia hidup di dunia ini maupun pada saat zaman yang akan datang (akhir zaman).
Masih banyak orang yang entah sadar atau tidak, sengaja atau tidak justru merusak kehidupannya sendiri bahkan kehidupan orang lain juga di sekitarnya. Hal itu jugalah yang membuat Allah menghukum umat Israel dengan membuangnya ke Babel, dan mereka diperbudak selama kurang lebih 70 tahun. Lalu, apakah selamanya Tuhan membuang umat-Nya? Tidak! Maz. 103:9 “Tidak selalu Ia menuntut, dan tidak untuk selama-lamanya Ia mendendam.” Kasih setia-Nya jauh lebih besar dari dosa-dosa umat manusia, dan atas dasar itulah Dia membebaskan umat-Nya kembali setelah tiba waktunya. Melalui pasal 55 nabi Yesaya mengatakan: Firman Tuhan ibarat hujan dan salju yang memberi kehidupan. Ia dipersonifikasi sebagai hamba suruhan Allah, yang mengerjakan tugasnya dengan bertanggungjawab, yakni dengan menyelamatkan umat Israel yang sedang terbuang. Hal tersebut merupakan anugerah Allah yang melampaui akal manusia, tetapi diberi jaminan bahwa anugerah Allah melalui pemberitaan Firman yang dapat membatin dan dilakukan dengan setia. Apabila Firman Allah didengar dan ditaati orang yang ditebus itu akan dimerdekakan dari belenggu penderitaan dan masuk ke dalam sukacita dan damai sejahtera. (Tema). Seluruh alam di sekitar mereka akan turut merasakan kegembiraan itu, saat anugerah Allah dinyatakan, hasilnya tanah diberkati dan menghasilkan pangan yang berlimpah. Artinya hidup umat Israel akan sama seperti tanah yang subur, bila tetap mengandalkan Tuhan walaupun masih dalam pembuangan. (Bacaan). Suatu hari kelak dengan pembebasan umat-Nya alam ini juga ikut menikmati anugerah dan kemuliaan anak-anak Allah. Dengan kemerdekaan itu mereka ikut memelihara segenap alam ciptaan sebagai rumah bersama segala mahluk yang mendiaminya. Ternyata semuanya itu dapat dipahami melalui pemberitaan dan penerimaan firman Tuhan yang mengakar dan membatin hingga tumbuh menjadi nyata dalam tindakan iman kita.
Apapun yang direncanakan oleh Tuhan, selalu dilaksanakan-Nya, dan tidak akan terjadi dengan sia-sia. Ini menunjukkan kekuatan firman Allah dalam penggenapan terhadap janji-Nya, yaitu kehidupan yang baik bagi seluruh umat-Nya. Sebelum pembebasan terjadi, tentunya umat Israel harus berperang dengan iman terhadap penyembahan dewa-dewa Babil, dan mungkin dihalau oleh kerasnya terpaan ombak serta berbagai penderitaan yang terjadi, (Invocasio), namunharus yakin bahwa hanya Tuhan adalah gunung batu, tempat perlindungan dan kubu pertahanan bagi kita. (Estomihi). Renungan: Ketika Tuhan menjadi gunung batu, walaupun tetap berhadapan dengan berbagai persoalan dan penderitaan, kita tetap bersukacita, sebab Firman Tuhan tetap hidup dan tidak akan kembali dengan sia-sia. Mari terus berjuang dan temukan cara pandang Allah dengan iman. (MG).