“Kebaikan Allah Nyata Dalam Ciptaan-Nya”
Masmur 36:6-11
36:6 (36-7) Keadilan-Mu adalah seperti gunung-gunung Allah, hukum-Mu bagaikan samudera raya yang hebat. Manusia dan hewan Kauselamatkan, ya TUHAN. 36:7 (36-8) Betapa berharganya kasih setia-Mu, ya Allah! Anak-anak manusia berlindung dalam naungan sayap-Mu. 36:8 (36-9) Mereka mengenyangkan dirinya dengan lemak di rumah-Mu; Engkau memberi mereka minum dari sungai kesenangan-Mu. 36:9 (36-10) Sebab pada-Mu ada sumber hayat, di dalam terang-Mu kami melihat terang. 36:10 (36-11) Lanjutkanlah kasih setia-Mu bagi orang yang mengenal Engkau, dan keadilan-Mu bagi orang yang tulus hati! 36:11 (36-12) Janganlah kiranya kaki orang-orang congkak menginjak aku, dan tangan orang fasik mengusir aku.
Banyak orang menganggap sepele segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupannya sehari-hari. Dapat tidur nyenyak semalaman dan bangun pagi dengan kekuatan baru, badan dalam keadaan sehat dan tidak sakit-sakitan, pergi pulang dalam keadaan yang selamat, semuanya dianggap sebagai hal yang biasa dan lumrah saja. Kita seringkali tidak menyadari ketika tubuh ini sehat, pekerjaan atau usaha berjalan lancar, rumah tangga adem, anak-anak bertumbuh secara sehat semua karena kasih setia Tuhan. Manusia ingin hidup karena Allah memang memberinya hidup. Kejadian 2:7 mencatat: “ketika itulah Tuhan Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya, dengan demikian hidup manusia tak mungkin lepas dari Sang Pemilik Hidup itu sendiri. (Invoc)
Di dalam pasal 36 ini, pemazmur menjelaskan tentang bagaimana orang fasik yang mendurhaka kepada Tuhan, kejahatan dan tipu daya ada pada mulutnya dan merancangkan yang jahat . Kita mungkin bisa berada diantara orang-orang yang seperti itu, atau mungkin kita sedang berada pada situasi yang tidak membuat kita nyaman, namun pemazmur hendak mengarahkan pandangan kita kepada Tuhan, bahwa sekalipun kita berada pada orang-orang fasik, namun kita ada bersama dengan Allah yang penuh dengan kasih setia. Dalam nas ini pemazmur menjelaskan bagaimana pemeliharaan Allah kepada orang-orang yang berlindung kepada-Nya. (Tema), melalui kiasan atau gambaran:
1. Kasih-Mu sampai ke langit, setia-Mu sampai ke awan, seperti tingginya awan dan langit yang ada di atas, demikianlah kasih setia Tuhan yang tidak dapat terukur oleh manusia. Kasih setia Tuhan seperti seekor burung yang sedang melindungi anak-anaknya dari ancaman dan juga memberikan rasa hangat.
2. Hukum-Mu bagaikan samudera raya yang hebat, hingga dapat mengenyangkan dengan lemak. Ini adalah suatu gambaran bahwa lemak adalah bahagian dari korban persembahan yang paling baik yang berkenan kepada Allah, sebagai gambaran anugerah Allah yang mencukupkan kehidupan orang berpengharapan.
3. Minum dari sungai kesenangan karena senantiasa dapat menikmati aliran air yang datangnya dari Tuhan. Ada sukacita yang tidak dapat dinilai atau dibandingkan dengan apapun yang ada dalam dunia ini. Sekalipun jalan yang kita lalui gelap pekat, namun tidak ada keraguan untuk maju melangkah, sebab kita ada bersama Tuhan yang akan menerangi jalan yang akan kita lalui, sehingga Roh Allah memberi keberanian dan petunjuk untuk melangkah ke depan. Kita dapat bersaksi melalui karunia-karunia yang telah diberikan kepada kita, hingga memperoleh kemenangan iman. (Bacaan) Melalui minggu Epiphanias II ini, Pemazmur hendak mengarahkan kita untuk melihat bagaimana kuasa dan kebesaran Tuhan dalam kehidupan kita. Sekalipun berada pada masa-masa yang sulit, kita memiliki Allah yang setia dengan kasih-Nya yang terus memelihara kita melalui kuasa-Nya. Apapun pergumulan dan tantangan yang dihadapi bukanlah menjadi penghalang bagi kita untuk maju ke depan, justru menjadikan hidup dalam hal apapun dan dalam keadaan apapun, kita tetap bersama dengan Allah. Renungan: Kita senantiasa membutuhkan Allah, karena itu janganlah sampai “off-line” dengan Dia, sebab tanpa Tuhan kita akan kehilangan Hidup dan Terang.MG)
Link Warta Jemaat 16 Januari 2022, dapat diunduh di sini