Bahan Sermon PJJ 10 November 2021

Kerina erdahin guna Tuhan Roma 16:1-7 / tahun pelayanan 2022

Roma pasal 16, Paulus menyebutkan nama- nama pribadi, dengan rinci dan benar-benar mengenalnya dan selalu memberi salam. “salam” bermakna, memberi rasa hormat dan juga tetap mengingat dan menghormatinya, walau sudah bertahun-tahun berlalu dan kini mereka ada di kota yang berbeda. Ini adalah salah satu bukti realita kasih Paulus yang sederhana tapi bernilai besar bagi teman-teman sepelayanannya di Roma. Dengan demikian pekerjaan pelayanan tidak pernah berhenti.

Paulus ingin agar jemaat Roma mengenal dan mengikuti ajaran yang benar sebab di luar nama itu bisa berbahaya bagi pertumbuhan jemaat oleh pengajaran sesat.

Paulus mengingatkan jemaat Roma untuk menyambut Febe dan memberikan bantuan kepadanya, dan pelayanan bagi banyak orang, sekaligus sebagai teladan bagi jemaat di dalam memberi dengan cinta kasih

  1. Priska dan Akwila juga bukan jemaat Roma, tapi mereka datang dari Roma berbisnis di Korintus bersama Paulus serta mencoba mengajak jemaat Roma, untuk membentuk persekutuan kecil yakni membina pertumbuhan iman melalui jemaat rumah. (kelompok kecil). Demikian juga Epenetus, Maria dan teman-teman lainnya.
  2. Paulus menyadari bahwa sehebat-hebatnya dirinya, dia tidak dapat mengerjakan pelayanan itu seorang diri. Harus diakui bahwa tempat dan peran pemimpin itu penting, tetapi tanpa dibantu oleh banyak orang, termasuk juga perempuan, semua tak berarti apa-apa.
  3. Paulus menerobos tradisi jahudi tentang keberadaan perempuan, saat mengajar (hanya pendengar) dan ibadah ( posisi dibelakang), dengan tugas pelayanan, sehingga mereka dapat berada di depan.
  4. Pekabaran injil tidak saja berbicara tentang pengajaran, tetap juga berbicara tentang kasih. Artinya kasih tidak selalu harus mengalir dari “sungai yang besar”, tetapi juga bisa dari “kali yang kecil”. Dari hal-hal kecil yang tidak pernah kita pikirkan, bahkan hal-hal yang sering kita abaikan, kasih mengalir. Melalui salam Paulus mengajar jemaat untuk hidup saling mengampuni, mengasihi, dan saling melayani.

Tema : Kerina erdahin guna Tuhan. Muara pelayanan setiap manusia hanya satu: memuliakan Tuhan, emaka la lit waktu tanpa belajar D. L. Moody : “Saya sanggup mengerjakan pekerjaan 10 orang dengan baik, tetapi saya lebih suka ada 10 orang yang mengerjakan tugasnya!”

Apa yang Paulus lakukan terhadap Tuhan, dia lakukan juga terhadap manusia, yakni dalam bentuk penghargaan. Manusia cenderung melihat kekurangan orang lain, yang berbeda dengan kita. Paulus selalu melihat sisi positif hidup orang lain terutama peranan wanita ternyata sangat penting, artinya tidak ada perbedaan antara laki-laki dan wanita, karena itu sangat dibutuhkan kerendahan hati dan ketulusan dalam melayani.

Menaruh perhatian, menyambut dan menerima orang lain dalam Tuhan Jika orang-orang itu adalah orang yang hidup dalam Tuhan, maka itulah orang-orang kudus, walau: status sosial, ekonomi, budaya atau suku, siapaun dia, dia adalah saudara seiman kita, maka kita harus menerimanya, menyambutnya dengan hangat, dalam kasih Tuhan.

Jangan mengutamakan kwantitas tapi kwalitas dalam pelayanan. Masih banyak orang menjadi Kristen hanya untuk mencari koneksi, yakni mencari keuntungkan dunia, maka hati-hati, spirit-nya harus hidup yang berakar dan bertumbuh dalam Tuhan. Jangan datang dengan spirit keinginan dosa.

Iman harus dipelihara, diasah, bertumbuh untuk membangun tubuh Kristus, melalui keluarga, jemaat, dan gereja. Seringkali dalam hidup kita hanya jadi orang Kristen yang sudah selamat, pegang tiket ke surga, tunggu di waiting room, tunggu dipanggil. Kita harus membangun tidak hanya menunggu, tetapi berkreatifitas, dan berinofatif. Kita harus aktif dalam kegiatan-kegiatan gereja, termasuk memberi persembahan, membangun gedung dan prasarana yang dibutuhkan. Jangan hanya sekedar aktifis agamawi, tapi ikut memberi konstribusi terhadap pertumbuhan gereja.

Goal yang dicapai:

  1. Belajar untuk saling membangun persekutuan yang lahir dari iman, sehingga akan membangun kebersamaan untuk saling menopang dan saling menguatkan.
  2. Kita diperlengkapi dengan karunia-karubia rohani, bila tidak dipakai untuk pekerjaan Tuhan maka hal itu akan dicabut langsung oleh Tuhan sendiri.

Pdt. Maslon Ginting