Renungan dan Ibadah Minggu, 10 Oktober 2021

“Malemen Mere Asa Ngalo”

Terj: “Lebih Berbahagia Memberi Daripada Menerima”

Kisah Para Rasul 20: 32 – 35

20:32 Dan sekarang aku menyerahkan kamu kepada Tuhan dan kepada firman kasih karunia-Nya, yang berkuasa membangun kamu dan menganugerahkan kepada kamu bagian yang ditentukan bagi semua orang yang telah dikuduskan-Nya.
20:33 Perak atau emas atau pakaian tidak pernah aku ingini dari siapapun juga.
20:34 Kamu sendiri tahu, bahwa dengan tanganku sendiri aku telah bekerja untuk memenuhi keperluanku dan keperluan kawan-kawan seperjalananku.
20:35 Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima.”

Ketika hati terbuka untuk berbagi, ada banyak cara untuk mewujudkannya, umpamanya seorang pelajar dapat berbagi ilmu dengan membantu mengajari teman-temannya, seorang pekerja dapat berbagi ilmu untuk rekan kerja lainnya untuk mencapai tujuan bersama, bagi para hamba Tuhan, kesediaan berbagi saling melengkapi dan memeberi dukungan doa atau nasihat untuk bertumbuh bersama, dsb. Artinya tidak harus menunggu mampu dan kaya baru dapat berbagi, jelas tidak, sebab Allah telah lebih dahulu memberi dan mengasini kita, maka dengan tindakan yang kita lakukan tidak saja dapat menolong tetapi dapat juga menginspirasi orang lain untuk melakukan hal yang sama, sehingga bertumbuh dalam iman.

Rasul Paulus merasakan kesedihan ketika harus berpisah dengan para pemimpin dan semua jemaat di kota Efesus. Selama tiga tahu Paulus membangun jemaat dan mengajar orang-orang di Efesus, dan menganggap mereka seperti keluarga sendiri. Saat berpisah Paulus memberikan nasihat bahwa meski ia tidak lagi bersama mereka sebagai guru, tetapi sebagai saudara dalam Tuhan dan tetap memberi semangat bahwa Allah terus memelihara dan menuntun mereka melalui kasih karunia dan oleh Firman-Nya. Paulus berharap ketika ia meninggalkan Efesus, mereka dapat berdampak bagi sesama, yakni melalui tindakan untuk saling memberi. Dengan memberi, maka setiap orang dapat saling menopang dan ikut merasakan pergumulan dan dengan sendirinya dapat meringankan beban orang lain.

Sebab adalah lebih berbahagia orang yang memberi daripada menerima. Memberi atau berbagi berarti kita merespon anugerah keselamatan dari Tuhan (ay. 32) Paulus telah membuktikannya kepada jemaat, bagaimana mengasihi, berbagi dan menolong dalam Tuhan, dengan demikian dapat menghindarkan kita dari keserakahan. Dalam ayat 33-34: ia tidak pernah mengingini harta benda milik siapapun. Melalui yang ia miliki, ia telah memberi pertolongan bagi teman-temannya. (ay.35). Dengan demikian ia menghindari dari dosa keserakahan karena ia telah belajar memberi, seperti Yesus telah memberi dan menyelamatkan. (Tema)

Sesuai dengan minggu ini, adalah berbahagialah orang-orang yang setia memperhatikan orang yang lemah karena kita melihat wajah Tuhan (bacaan). Hukum dunia jelas sangat menekankan hukum timbal balik, jika demikian ketika kita menolong dan mengasihi anak-anak YKPD, Gelora Kasih, PPOS, maka tidak akan terjadi. Dalam Pengk. 11:1 “Lemparkanlah rotimu ke air, maka engkau akan mendapatnya kembali lama setelah itu, artinya Tuhan akan bertindak kembali. ( Invocasio). Untuk itu kita dapat belajar dengan prinsip air, yakni, jika keran air tidak pernah kita buka dalam waktu yang cukup lama, maka yang akan terjadi: air menjadi tidak sehat dan menjadi kotor, demikian juga dengan berkat Allah dalam hidup kita.
Renungan: Ingat, Tuhan selalu melihat perbuatan baik setiap orang dalam iman, terutama memperhatikan dan menolong orang-orang yang menderita dan yang lemah.

Pdt. Maslon Ginting

Warta Jemaat dapat diunduh pada link berikut: Momo 10 Oktober 2021