Bahan Sermon PJJ 27 Oktober 2021

Melala ring-ring sada kula
1 Kor 12:12-27. (GBP)

Korintus sangat kaya  oleh kemajuan pedagangan, perbankan, pendidikan dan industri. Tidak mengherankan jika banyak anggota jemaat orang-orang sukses   dalam karir dan ekonomi. Subur hidup individualis, eksklusif, dan menganggap orang lain jadi lebih rendah. Dari sana akar timbul perpecahan dan perselisihan  

Paulus berbicara bahwa jemaat itu  adalah tubuh Kristus artinya jemaat adalah milik Kristus, bukan manusia, sebab Dialah sebagai kepalaNya.

Kepemilikan memiliki relevansi sebab sangat rentan terhadap pengultusan para pemimpin  maupun kehormatan bagi orang-orang kaya.  Perlu dietahui bahwa pemilik jemaat adalah Kristus, bukan para rasul (Kefas, Paulus, Apolos). Dengan kesadaran  inilah, kita dapat secara bersama-sama terhadap gereja/ jemaat, membangun rasa memiliki  walaupun kita sebagai anggota sangat heterogen (berbeda-beda)

Kita sebagai anggota jemaat dilihat secara kolektif: semua anggota adalah tubuh Kristus  dan disatukan melalui karya Roh (12:12-14). Dan secara individual,  turut mengambil  bagian dalam pran masing-masing untuk pembangunan tubuh Kristus. Artinya tidak cukup menjadi anggota simpatisan, atau hanya tunas tanpa hasil= benalu.

Tubuh  kita terdiri  dari macam-macam bagian dan semuanya harus saling melengkapi. Kita semua sama namun, berbeda, tetapi  justru    perbedaan kita saling melengkapi dan saling menguatkan  sehingga hasilnya makin besar apalagi untuk Tuhan! Bekerja dan berkorban harus dilaksanakan secara bersama-sama dan terus menerus.  

Untuk menggerakkan tubuh ketika bekerja dan melayani maka kepada masing-masing anggota harus terjadi : Saling mendengar, saling mengisi, saling menopang, saling membangun. Sebab melalui pekerjaan yang satu akan mempunyai relasi yang tersambung dengan anggota yang lain. Satu saja yang sakit semuanya ikut jadi sakit, satu dipuji, maka semuanya ikut mendapatkan penghargaan.

Tema : Melala Ring-ring sada Kula

Persekutuan dalam tubuh Kristus  bukan seperti mesin,  tetapi seperti tubuh manusia,  sebab kita diciptakan menurut teladan atau gambar Allah. Kristus menjadi Kepala dan  tubuhNya  adalah kita    Ef 1:22-23.

Persekutuan dalam  tubuh Kristus  menjadikan orang-orang percaya  harus saling melayani satu dengan yang lain (12-31). Karya pertobatan Roh Kudus membuat kita memiliki karunia-karunia tertentu yang harus kita pakai untuk melayani Tuhan, melayani sesama dan lingkungan. 

Persekutuan dalam  dalam tubuh Kristus memberi pertumbuhan yang seimbang  karena masing masing diberikan berbagai   karunia rohani untuk kepentingan bersama (Ef. 4:11-13).  Pada saat karunia itu digunakan  maka masing-masing  bagian akan dibangun secara utuh. Kita bisa mendapatkan kekuatan dari   karunia yang dimiliki orang lain, sehingga perbedaan dan keragaman  menjadi sumber kekayaan untuk  bertumbuh bersama. 

Persekutuan dalam  tubuh Kristus menyediakan  perlindungan rohani  (Kis. 20:28; Ibr. 13:17).  Melalui persekutuan masing-masing anggota jemaat mendapatkan berbagai pelayanan  yang diperlukan, bahkan gereja terus memantau pertumbuhan rohaninya sehingga dapat tumbuh dengan sehat. 

Persekutuan  dalam  tubuh Kristus jadi sarana pertumbuhan karakter (Ams. 27:17). Karakter  akan  diasah melalui interaksi  dengan gesekan-gesekan yang  terjadi. Dari sana kta belajar untuk mengerti kelemahan dan kelebihan orang lain, belajar   memahami orang lain. Dengan demikian kita selalu belajar merendahkan hati  untuk membangun  bertumbuh bersama. GBP: jadi alat menuju arah menjalankan program agar tujuan tercapai.

Goal yang dicapai:

  1. Dari banyaknya perbedaan, maka tentu banyak juga factor membuat perasaan hidup  tidak jadi nyaman? Sebagai tubuh Kristus kita bekerja untuk kita sajakah atau untuk kepentingan kerajaan Allah?
  2. Perlu sikoreksi: Lakinlah ndia arah kita/ keluarganta adalah bagian dalam tumbuhan parasit/ benalu ataupun  jadi tunas-tunas liar?

Rekaman kesimpuan bahan sermon PJJ

Pdt. Maslon Ginting