Bahan Semon PJJ 20 Oktober 2021

Matius 16: 5-12 (GBP GBKP)
Tema:  Nggeluh Benar, Ula Papak.
 
Tema :  Iman bukan Pasif tapi aktif, dinamis dan inovatif

Dalam nats  diperlihatkan:

  1. Ragi=Pengajaran tentang  mengenal Yesus dengan benar  sehingga dapat hidup di dalam kerajaan Allah.  Pada masa Yesus ada dua golongan yang mengajar tentang agama: Kaum Farisi dan Saduki=  guru-guru agama Jahudi yang ahli dalam Taurat. Mereka sebenarnya berseberangan sebab Saduki tidak percaya akan kebangkitan (orang-orang cendikiawan), tapi dalam melawan Yesus mereka bersatu. 
  2. Mereka tidak mau mengakui Yesus sebagai Mesias karena Mesias itu adalah seorang pemimpin politik dan militer yang akan membuat Israel kembali mengalami  masa jayanya. Ajaran   orang Farisi dan Saduki  inilah yang  harus diwaspadai oleh murid-murid-Nya karena  fokus pada kebutuhan jasmani,  standard dunia, bukan pada rohani.
  3. Cara kerja ragi tidak terdeteksi hingga  dapat memengaruhi seluruh adonan, demikian ajaran para Farisi dan Saduki itu pun tidak terdeteksi. Ajaran mereka yang selalu menentang Kristus sebenarnya sedang membawa kebinasaan, mereka sedang meracuni seluruh adonan dengan cara yang sangat halus sehingga tidak banyak yang tahu. Itu sebabnya Tuhan Yesus memperingatkan  agar waspada terhadap ragi Farisi dan Saduki.
  4. Pengajaran Taurat begitu ketat dan benar, tetapi tidak memiliki hati bagi Tuhan. Memang secara fenomena begitu dekat dengan Tuhan, tetapi  hanyalah sebagai pertunjukan palsu, karena dikurung oleh standar aturan yang begitu kaku dan keras. Para murid adalah orang-orang yang  memiliki waktu dan kebersamaan dengan Yesus, tetapi mereka  belum mengenalNya dengan benar, maka pada waktu itu  Yesus berbicara tentang ragi, fokusnya  kepada roti,  dan Yesus menegur mereka  karena  masih mempermasalahkan hal-hal yang sifatnya sementara, tetapi Yesus sedang berbicara tentang hal-hal yang sifatnya pada kekekalan (kerajaan Allah).

Tema:   Nggeluh benar, Ula papak.

Pertumbuhan iman harus  terus menerus diasah agar bertumbuh dan berbuah kepada kebenaran Tuhan.  Sehingga murid-murid dapat membedakan mana ajaran benar dan mana yang menyesatkan.

Bekembangnya teknologi dan zaman, sangat besar dampaknya pada kekuatan pondasi iman. Sampai sekarang manusia  terus mencari rasa nyaman, maka fokusnya lebih banyak pada hal-hal kedagingan, ukuran dunia. Keinginan  daging begitu   tinggi padahal perjuangan  begitu lemah dan rapuh. Perjuangan iman harus tinggi,  serta latihan  bersama Roh Allah sebab iman harus mengalami perubahan tidak saja dalam pemahaman tetapi juga dalam Tindakan, jangan seperti orang Farisi. 

Dalam proses perjalanan iman, maka kita akan semakin kecil, tetapi Tuhan akan menjadi semakin besar, sebab bukan aku lagi yang hidup  tetapi Kristus hidup dalam kehidupanku.

Orang  percaya  selalu dilatih untuk peka  terhadap  kerinduan  untuk melakukan kehendak Tuhan (Yoh. 7:17), dan  peka mendengar suara Tuhan  agar dapat mengikuti Dia dengan  setia (Yoh. 10:27).

Pada awalnya  murid-murid hanyalah  orang- sederhana yang belum mengerti kehendak Tuhan, tetapi dengan belajar barulah ada harapan  untuk setia dalam kebenaran. Dengan demikian baru   kita akan   ter-asah,   untuk mengenal Tuhan dengan benar , dan siap  melatih diri  untuk terus  melakukan kehendakNya. Tujuannya bukanlah untuk sekedar menaati aturan ataupun melakukan ritual keagamaan, tetapi hidup sungguh-sungguh bertindak selaras dengan kehendak Tuhan.

Goal yang dicapai:

GBP adalah petunjuk arah/rel yang akan kita jalani, maka:

  1. Sebagai orang Kristen, sudahkah kita benar-benar mengenal Tuhan dan bagaimana kita hidup dalam kerajaan Allah?
  2. Apakah kita dapat membedakan   orang yang sungguh-sungguh mengenal Tuhan dengan orang yang asal menjadi pengikut Tuhan?

Voice Recording Kesimpulan Sermon PJJ 20 Oktober 2021

Pdt. Maslon Ginting