Bahan Sermon PJJ 22 September 2021

Dalam Roma 13: 8-14, Paulus menggambarkan kehidupan orang-orang percaya yang bukan lagi dipaksa oleh Taurat, tetapi hidup oleh iman dalam kasih Allah, maka kehidupan Taurat sendiri menjadi nyata.

  1. Paulus memberikan suatu gambaran/ kiasan hidup orang percaya yang tidak lagi tinggal di dalam kedagingan : Pesta pora dan kemabukan, hawa nafsu dan percabulan, perselisihan dan iri hati. Seperti ulat yang bertransformasi menjadi kupu-kupu. Mengapa? Karena waktu kedatangan Tuhan sudah dekat, maka Paulus menggunakan waktu “sekarang” yakni menjelaskan waktu/ saatnya perubahan. Kata “Sekarang” adalah menjelaskan sebuah rentang waktu antara saat percaya sampai kedatangan-Nya kembali yang sudah dekat. Orang percaya tidak lagi tinggal di dalam kedagingan tetapi hidup sesuai dengan kebenaran Allah.( Efesus 4:22-24)
  2. Perubahan yang terjadi dalam hidup orang percaya adalah hidup dari kegelapan menjadi hidup terang (hidup dari dosa-hidup dalam kasih Allah). Karena itu janganlah berutang apa pun dan kepada siapa juga, kecuali berutang dalam kasih. Berhutang berarti memiliki tanggungjawab yang harus diselesaikan dan harus dilunasi. Artinya sebagai orang percaya tetaplah dalam kondisi berhutang kasih sebagai tanggungjawab yang harus dilakukan dan tidak pernah lunas sehingga kita tidak akan berhenti untuk mengasihi Tuhan dan sesama, sampai Kristus datang kembali.
  3. Keselamatan melalui Yesus Kristus akan mengalami perubahan dalam diri kita melalui proses ketaatan menuju pengudusan sebagai hasil dari pembenaran oleh Kristus. Dari pembenaran inilah akan menjadikan kita, menjadi penghuni surga, dan sebagai warga kerajaan Allah wajib hidup dan mempraktekkan wujud kasih, sebab di surga hanyalah ada kasih. Maka orang-orang percaya harus hidup dan belajar tentang kasih yakni mengasihi sesama manusia seperti dirinya sendiri, dan siap selalu mengenakan senjata terang di dalam Yesus Kristus.

Hidup Allah tri tunggal adalah hidup dalam kasih. Dalam 1 Joh 4:7 “Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi sebab kasih itu berasal dari Allah, dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah.”, artinya jika hidupnya masih dalam dosa dan kegelapan maka ia belum hidup dalam kasih Allah. Itulah sebabnya masih ada orang-orang yang telah percaya tapi oleh karena mungkin ada jasa/budi baiknya, itulah sebagai dasar selalu menuntut kepada orang lain, kepada Tuhan, gereja dsb. Ada udang dibalik batu= dunia.

Kasih dalam Tuhan benar-benar sebagai wujud persembahan bagi Tuhan (Roma 12:1). Emaka lalit syarat dan batasannya, lakukanlah

Mari berjuang dalam cinta kasih Allah, yaitu berkorban, melayani, dan saling mengampuni karena itu bukti kita mengasihi Allah. (Kol 3:17).

PERENUNGAN/ Goal yang ingin dicapai?

  1. Ketika kita mampu berbuat baik, atau berkorban bagi orang lain, sudahkah kita mampu dengan kesadaran bahwa itu adalah untuk Tuhan? Walaupun mungkin perbuatan itu tidak pernah diingat atau dihargai orang lain?
  2. Sudahkah dengan sadar bahwa setiap kita mengasihi, benar-benar dilakukan dengan hati yang tulus, dan dengan iman dalam Tuhan? Adi langa, kai usahanta gelah ola nari lit pembenaren bas dirinta sementara perukuren sibage benar-benar sangat jahat dimata Tuhan

Hati-hati jangan terlalu lama dalam mimpi ego, sehingga kita terlena dengan tidur panjang dan tidak berbuat apa-apa selain menuntut saja.
Mari berjuang keluar dari zona nyaman dan belajar hidup mengasihi semua orang karna kita takut akan Tuhan.
Dalam 1 Kor 15:58: perbuatan yang didasari oleh kasih dan iman bagi Tuhan tidak ada yang sia-sia.