Bahan Sermon PJJ 11 Agustus 2021

Amsal 23: 19-21
Tema : Jadilah pentar/ Bijaksana

Kitab Amsal mengajar manusia untuk memperoleh hikmat, disiplin dan hidup agar dapat melakukan hal-hal yang benar, adil dan jujur. Dasar dari semua itu adalah takut akan Tuhan ( 1:7). Maka harus difokuskan pada karakter, dan mengajak kita untuk bisa hidup di dalam hubungan yang akrab dengan Tuhan. Pengharapan itu tidak dimanfaatkan untuk meminta hal-hal yang sifatnya kepada kesenangan, seperti harta, umur, kehormatan tetapi meminta “hati yang faham agar dapat menimbang perkara dan juga mampu membedakan mana yang baik dan yang jahat. Sehingga kita dapat hidup dalam kebenaran dan didikan Tuhan.

Ayt 19: Amsal mengingatkan agar kita tetap menjadi orang yang selalu berhikmat dan berakal budi, dengan penuh rasa takut akan Tuhan, yakni memfokuskan hati kepada Tuhan. Sebab kemanapun kita melangkah tetap saja bayang- bayangi kejahatan dan kemunafikan banci dibendung. Karena pondasi kekuatan iman harus selalu menjadi hal penting dan yang utama

Ayt 20-21: Tetap diarahkan untuk selalu berjalan di jalan Tuhan
Takut akan Tuhan yaitu berhikmat dan berakal budi, adalah benteng agar tidak mudah terperangkap dalam pergaulan gaya hidup para pemabuk, dan peminum, yaitu orang-orang pelahap daging yang sangat suka berpesta pora, yang tidak hanya merusak hidupnya tetapi dapat mendatangkan dosa dan banyak kejahatan.
Mengapa? Karena si peminum dan si pelahap kesenangannya hanya bersenang-senang saja, tidak memikirkan masa depan dan keluarga sehingga akan menjadi miskin, dan menjadi berkekurangan serta menderita. Kebiasaan minum-minum dan pesta pora akan semakin terperosok dalam kemiskinan, akhirnya tidak mampu lagi menghargai hidup, dan tentunya akan menjadi beban hidup dan menjadi sampah masyarakat. Orang yang gaya hidupnya mementingkan kesenangan, hidupnya tidak tertib, tidak beretika, dan selalu berfikiran negatif.
Itulah sebabnya kita harus menjaga hidup dengan benar dengan memberi hati yang faham agar kehidupan ini dapat dijalani dengan takut akan Tuhan. Gambar Allah dalam Yesus harus terus dijaga, agar mampu menjadi garam dan terang dunia.

Tema: Jadilah pentar/ bijaksana Tujuan: membangun hidup keluarga yang takut akan Tuhan.
Sebagai orang tua, jadilah pemimpin yang berhikmat di dalam keluarga. Lalu ajarkanlah hikmat itu, melalui teladan, dan ajaran agar mereka dapat hidup dalam hikmat sehingga apa yang diajarkan dapat membangun hidupnya
Kita adalah patron/ teladan bagi anak- anak, walau pe perilaku simehuli banci berubah oleh pengaruh dari lingkungen dan kemajuan teknologi tapi tidak susah untuk diluruskan. Contoh: saat ibadah kita ajak duduk bersama, saat ada persoalan, dsb
Pengajaran tentang kebenaran menjadi utama dengan melalui berbagai cara atau metode, sehingga anak-anak mampu meneladaninya. Itulah yang diharapan oleh Tuhan bagi orang tua terhadap keluarganya agar dapat hidup dalam terang kemuliaan Allah.
Pendidikan ini tentunya harus dimulai sejak dini, dan jangan pernah bosan/ jenuh, sebab ada saatnya mereka tidak akan bersama kita lagi.

Mau kemanakah anak-anak diarahkan? Dan harta seperti apakah yang hendak diwariskan orang tua kepada anak-anakNya ?
Orang tua adalah pewaris kerajaan Dibata man keluarganta. Keriahen orang tua eme adi anak-anakna tutus ngikutken ajaren Tuhan.(KEE 124:2) Emalem ukur simesui lupa dila njuruken lagu anak e. Guna sie me kita lebe orang tua: setia ras tutus ngoge Kata Dibata, rende ras ertoto, nggeluh alu tertip, disiplin, bertanggung jawab ras meteruk ukur, jenari mari alu manjar-anjar siajarken e man anakta, maka ia pe kerina tetap ertedeh ate kubas kebenaren Tuhan. Perlukal siinget maka:
a. Anakta epe pagi jadi orang tua seri ka ras kita, maka dari masa kecilna pe enggo terbiasa nggeluh ibas dahin-dahin simehuli ras sisampat-sampaten.
b. Anak ta e, eme titipen Tuhan man banta, ipercayakenna kita mabai, ngajari ras pebelin-belinca gelah nggeluh bagi singena ate Tuhan. Janah lit pagi paksana perbahanenta e sipertanggung jawabken kerina man Tuhan. Emaka ula erleja-leja ibas Kata Dibata maka buahna pe pagi sinanami tebuan asa tengguli.