Renungan dan Ibadah Minggu, 04 Juli 2021

“Melakukan Kehendak Allah”

1 Yohanes 2: 14 – 17

2:14 Aku menulis kepada kamu, hai anak-anak, karena kamu mengenal Bapa. Aku menulis kepada kamu, hai bapa-bapa, karena kamu mengenal Dia, yang ada dari mulanya. Aku menulis kepada kamu, hai orang-orang muda, karena kamu kuat dan firman Allah diam di dalam kamu dan kamu telah mengalahkan yang jahat.
2:15 Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu.
2:16 Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.
2:17 Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.

Kedewasaan iman tidak lahir dari mukjizat dan tanda-tanda spektakuler, tetapi melalui kedewasaan dan ketangguhan iman dalam menghadapinya. Contohnya bangsa Israel, sewaktu keluar dari Mesir, begitu banyak mujizat yang mereka alami, tetapi iman mereka tidak bertumbuh. Tuhan memimpin mereka dengan tiang awan dan tiang api, mengalami mujizat air laut dibelah menjadi dua, air pahit menjadi manis, makan manna dan burung puyuh. Ketika berhadapan dengan pergumulan hidup, mereka bertengkar, bersungut-sungut dan mempertanyakan penyertaan Allah. Mereka melupakan semua mukjizat dan tanda-tanda ajaib yang Allah sudah lakukan. Jadi iman yang sejati dan dewasa tidak lahir dari mujizat, tetapi dari Firman Tuhan, serta berpegang teguh pada Tuhan sendiri. (Tema).

Karena itulah orang-orang percaya yang tinggal di dalam dunia ini, janganlah menjadi serupa dengan dunia. (Rom 12:2), tetapi mengalahkan dunia (1 Yoh. 5:4) membenci dunia (Ibr 1:9), dan mati terhadap dunia (Gal 6:14). Mengasihi dunia berarti mencemarkan persekutuan kita dengan Allah dan mendatangkan kebinasaan rohani. Mengasihi dunia berarti bersekutu dan mengabdi kepada nilai-nilai, kepentingan, dengan cara-cara duniawi. Rasul Yohanes mengingatkan akan bahaya keinginan-keinginan tersembunyi yang telah tercemar oleh sifat dosa yang ada dalam jiwa manusia. Sistem dunia yang jahat yang diotaki oleh iblis mempunyai strategi yang sama seperti di Taman Eden untuk menjatuhkan manusia dalam dosa, pelanggaran akan perintah Allah, dengan menggoda panca indera manusia, menggoda hasrat dan keinginan yang terpendam. Karena kita tinggal di dalam dunia, hati kita bisa begitu melekat pada berbagai hal di dalamnya. Yohanes tidak menuding suatu gaya hidup tertentu, penampilan tertentu, atau kepemilikan harta dalam jumlah tertentu.

Ia sedang berbicara tentang kondisi hati saat umat Tuhan menanggapi apa yang ada di sekitarnya. Kondisi hati yang menganggap bahwa apa yang ditawarkan dunia jauh lebih baik daripada apa yang ditawarkan Tuhan, itulah sesuatu yang keliru! Apa yang disediakan Sang Pencipta bagi masa depan anak-anak-Nya jelas jauh lebih baik dan terjamin, dan ingat dunia ini bukanlah rumah kita selamanya. Karena itu ada ada tiga aspek yang menciptakan permusuhan dengan Allah:

  1. Keinginan daging, yakni mengejar kesenangan dosa dan pemuasan hawa nafsu (1 Kor. 6:18)
  2. Keinginan mata, menunjuk kepada untuk melihat hal-hal yang mendatangkan dosa (Kel. 20:17)
  3. Keangkuhan hidup” berarti adanya roh kecongkakan dan kemandirian yang tidak mengakui Allah sebagai Tuhan atau Firman-Nya sebagai kekuasaan tertinggi. (Yak 4:16). Dunia ini bersifat sementara dan akan dibinasakan oleh Allah (1 Kor. 7:31). (Invocasio).

Saat kita melakukan perbuatan kasih, sesungguhnya kita sedang membawa terang kepada sekitar kita bahkan secara tidak langsung kita sedang menyingkirkan kegelapan dengan cinta kasih Kristus. Oleh karena itu, marilah kita tetap menyatakan keselamatan yang dari pada Tuhan dengan menampakkan kasih itu sendiri, baik terhadap sesama, terlebih lagi kepada Tuhan. Kasih tidaklah sekedar sebagai ucapan yang manis tetapi sebagai wujud kehidupan nyata. (Minggu Njayo). Dewasa ini banyak orang kristen yang ‘bergandengan tangan dengan dunia ini sehingga sulit dibedakan manakah orang percaya dan mana orangorang dunia. Terlebih-lebih menjelang kedatangan Yesus kembali, ingat sudah di ambang pintu, tentunya kita harus berjuang untuk hidup benar dan tidak bercacat-cela. Dalam bacaan: ke empat pemuda itu tidak terpengaruh oleh kenikmatan yang ditawarkan oleh dunia, sebab imannya kepada Allah telah tertanam dengan kuat sehingga ia tidak melakukan kehendak Allah dengan sepenuh hatinya. Dan sebagai bukti kita tidak mengasihi dunia adalah tidak mau berkompromi dengan dosa, tetapi sebaliknya hanya hidup menurut kehendak Roh Allah.
Renungan: Janganlah hidupmu dicemarkan oleh cara dan sistem dunia ini. Jadilah seperti Nuh yang hidup benar dan tidak mudah tergoda dengan tingkah laku dunia ini.

Pdt. Maslon Ginting

Warta Jemaat dapat diunduh pada link berikut: Momo 04 Juli 2021