Sermon PJJ Tgl 10 Juni 2021.

Nats:  Mas 133:1-3, Tema: Pengerakut kiniersadan ibas jabu/ ikatan yang kuat ditengah keluarga

===================================================.  

Mazmur ini  nyanyian ziarah (Mas 120-134) yang kerap dinyanyikan oleh para peziarah yang naik ke bukit Sion untuk merayakan hari raya agama ke Jerusalem. Melalui Mazmur ini peziarah menyatakan sukacita mereka yang satu hati dan satu tujuan untuk menghadap hadirat Tuhan. Daud yang memiliki banyak anak dan istri, sangat mengharapkan agar keturunannya dapat hidup dengan rukun. Demikian juga keduabelas suku Israel supaya semakin bersatu dan tidak lagi hanya mementingkan diri sendiri, sebab Tuhan telah memberikan kepada mereka seorang raja untuk memimpin umatNya. Alangkah baik dan indahnya: Merindukan terciptanya kesatuan dan mau memberikan diri menjadi alat pembawa berkat. Betapa indah persekutuan yang diikat dalam kasih Tuhan, sebagaimana Tuhan Yesus katakana: Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka” (Mat. 18: 20). Kerukunan yang indah itulah dikehendaki Allah dari kita sebagai saudara di dalam Kristus Yesus, melalui penebusan di salip yang menjadikan kita sebagai anak-anak Allah.

Dalam PL, Hidup orang percaya selalu diperhadapkan kepada berkat atau kutuk. Maka pemasmur menggambarkan hidup rukun adalah:  seperti “minyak wangi” dan “embun”.

1. Berkat Tuhan mengalir seperti minyak (Mzm 133:2). Minyak yang dimaksud disini adalah   minyak  urapan yang kudus. Minyak yang dipakai di Bait Allah untuk penahbisan imam yang dituangkan diatas kepala Harun (Im. 8:12), yang kemudian mengalir ke janggut dan leher jubahnya. Pengurapan adalah menjadi berkat pertama untuk bisa menciptakan kerukunan. Pengurapan adalah panggilan atas keterpilihan kita sebagai bangsa yang kudus dan dipercayakan untuk melayani Tuhan dan untuk menaklukan kuasa si jahat, karena kita hidup berlimpah-limpah dalam sukacita dalam semua kondisi, termasuk  menghadapi berbagai persoalan.

2. Kerukunan digambarkan seperti embun yang menyegarkan,  mempersatukan gunung Hermon dan turun ke gunung Sion. Pemahaman utama ialah, embun mengungkapkan kesegaran ilahi: Kasih karunia Allah kepada umatNya apabila mereka berada dalam persekutuan. Turunnya embun Hermon ke atas Sion merupakan mujizat, dan persekutuan adalah anugerah ilahi (Ef. 2:11-22). Untuk membangun hubungan kebersamaan yang rukun, sangatlah penting untuk tetap menjaga hati. Maka:

1. Persaudaraan diantara manusia sangat sulit untuk mewujudkannya, sebab didalam perosesnya kita selalu lebih mempersoalkan tingkat perbedaan daripada kebersamaan.   Kesombongan dan keangkuhan hanyalah benteng dan penghalang pemersatu. Hidup saling menghargai tercipta karena semua sama-sama menyadari diri sebagai mahluk Tuhan yang memiliki potensi-potensi khusus sekaligus memiliki kebutuhan-kebutuhan khusus pula. Itulah sebabnya Paulus berkata, “bertolong-tolonglah kamu menanggung bebanmu!” (Gal 6:2). Artinya, dalam sebuah komunitas selalu ada yang sanggup memberi pertolongan dan sebaliknya selalu ada pula orang yang membutuhkan pertolongan. Oleh sebab itu gaya hidup individual dan eksklusivisme harus disingkirkan, itulah makna kekristenan sejati seperti yang Tuhan Yesus firmankan “….. supaya mereka menjadi satu, sama seperti kita adalah satu” (Yoh 17:22).

2. Pengikat kerukunan adalah Firman Tuhan melalui terang budaya rakut sitelu, yang dilandasi kasih Kristus sehingga kita mampu menunjukkan kehormatan kepada kalimbubu, kesehatian kepada senina, dan kemurahan hati bagi anak beru. Kesehatian ini disaksikan melalui:

a. Minyak wangi: lambang keharuman: orang yang mencintai perdamaian, kebersamaan dan jadi alat untuk membangun jembatan kasih Kristus bagi semua orang.

b. Embun: lambang anugerah dan kasih karunia dari Allah. Gunung Hermon dan gunung Sion dan gunung-gunung lainnya sangat banyak berjejer dan indah karena tidak sama bentuk dan tingginya, tetapi ketika turun embun maka semuanya tampak sejajar dan mengikat satu dengan yang lain. Jadi kasih karunia dan berkat dari Allah diberikan kepada kita tujuannya adalah mengikat dan mempersatukan semua anak-anak Tuhan agar hidup dalam kasih Kristus. Maka hati seperti inilah berkat Tuhan terus mengalir kepadanya.