Renungan dan Ibadah Minggu, 27 Juni 2021

“Tuhan Memberkati Usaha Dan Pekerjaan Kita”

Mazmur 65: 10 – 14

65:9 (65-10) Engkau mengindahkan tanah itu, mengaruniainya kelimpahan, dan membuatnya sangat kaya. Batang air Allah penuh air; Engkau menyediakan gandum bagi mereka. Ya, demikianlah Engkau menyediakannya:
65:10 (65-11) Engkau mengairi alur bajaknya, Engkau membasahi gumpalan-gumpalan tanahnya, dengan dirus hujan Engkau menggemburkannya; Engkau memberkati tumbuh-tumbuhannya.
65:11 (65-12) Engkau memahkotai tahun dengan kebaikan-Mu, jejak-Mu mengeluarkan lemak;
65:12 (65-13) tanah-tanah padang gurun menitik, bukit-bukit berikatpinggangkan sorak-sorai;
65:13 (65-14) padang-padang rumput berpakaikan kawanan kambing domba, lembah-lembah berselimutkan gandum, semuanya bersorak-sorai dan bernyanyi-nyanyi.

Gelombang kehidupan pasti akan mengalami pasang surut pada waktu tertentu, namun sumber ‘mata air kehidupan’ tidaklah terjadi sebab selamanya akan terus mengalir seperti sungai. Jika sumber kehidupan menjadi buntu dan bahkan berhenti mengalir, bukanlah sumber yang salah, tetapi salurannyalah yang bermasalah. Air kehidupan harus mempunyai jalur untuk alirannya. Airnya harus mengalir ke suatu tempat di mana orang lain bisa menikmatinya. Oleh karena itu, jika kita diberkati kita juga harus menjadi berkat bagi orang lain. Dalam Ams. 11:25: “Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum, dan jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.” (Ams 4:23)

Pemazmur menggambarkan tentang tindakan dan karya Allah melalui alam dimana Allah digambarkan sebagai pengatur utama dalam sistem kehidupan pertanian. Karena berkat dari Tuhanlah sehingga tanah ini dapat menjadi subur dan menghasilkan panen yang melimpah. Hasil dari itu semua ialah kesuburan dan kelimpahan bahkan jejak Allah pun “mengeluarkan lemak”. Dengan bersyukur kepada Tuhan, pemazmur mengingatkan orang-orang bahwa Tuhan adalah Allah yang berdaulat atas semua ciptaan, atas semua tatanan kehidupan, dan terus memberkati bumi dengan segala kelimpahan. Hal inilah yang menjadikan mereka mampu terus bersorak dan bernyanyi kegirangan sebagai respon terhadap besarnya pemeliharaan-Nya. Pemazmur percaya bahwa manusia yang berserah diri kepada Allah dapat menyaksikan dan mengalami mujizat atau perbuatan ajaib yang dilakukan Allah dalam hidupnya. Mujizat-mujizat itu terjadi bukan karena kebetulan, melainkan karena kuasa Allah agar manusia takut, tunduk dan menaruh hormat kepada-Nya. Hanya melalui kuasa dan berkat Allahlah di berbagai tempat seperti padang gurun, bukit-bukit semuanya dapat berikat-pinggang sorak-sorai, padang rumput yang berbusana kawanan kambing-domba, lembah-lembah yang berselimut gandum. Itu semua adalah lambang kesuburan dan kemakmuran hidup bagi para petani, para gembala dan bagi para musafir. Begitu besar berkat-Nya, yang terjadi, dimana batang air, sudah penuh air dan mengairi, melalui hujan gandum dan tanaman lainnya tumbuh. Bukit dan padang, yang tandus di musim kemarau, menghijau kembali ketika hujan turun. Kambing-domba, yang beranak pada musim itu, berkembang biak karena tersedia rumput yang melimpah. Hal ini mengingatkan kita, bahwa segala usaha yang dikelola manusia tidak ada keterpisahan antara kita dengan Tuhan, bahwa Dialah sumber segala berkat dan yang ada.

Pemazmur mengakui dengan basahnya alur bajak, tanah yang berlimpah air karena turun hujan, dan hijaunya tumbuhan di padang, adalah semuanya sebagai karya dan perbuatan tangan Tuhan atas kehidupan kita. Dalam bacaan: Benih yang jatuh di tanah yang subur ia akan tumbuh dan menghasilkan sampai seratus kali lipat. Artinya kita menabur dan menyiram, tetapi yang membuat tumbuh dan memberi hasil tetap oleh Allah, bila pengharapan seperti itu diimani, Tuhan akan memuaskan hati kita dengan berbagai sukacita. (Invocasio). Memang sering sekali alam ini diizinkan untuk bertindak dengan mengerikan dan menakutkan, hingga banyak musibah kematian, bahkan kehancuran yang tidak mudah diperediksi sama sekali. Termasuk berbagai peralatan teknologi juga pada satu sisi banyak berdampak buruk bagi berbagai usaha dan pekerjaan. Sikap utama yang penting dibangun adalah tetap berdoa dan percaya serta melakukan kejujuran dan kebenaran sehingga pekerjaan dan usaha yang dikelola dapat mendatangkan sukacita.
Renungan: Ketika menabur seringkali ada godaan yang membuat kita untuk berhenti. Tapi kita harus terus-menerus menabur sampai bertumbuh dan menghasilkan buah. Tetapi, jangan hanya berpikir bahwa hasil yang kita tuai itu selalu membuat kita semakin berkelimpahan, justru semakin mampu bersyukur dan memuliakan Allah dalam kehidupan.

Pdt. Maslon Ginting

Warta Jemaat dapat diunduh pada link berikut: Momo 27 Juni 2021