Renungan dan Ibadah Minggu, 13 Juni 2021

“Orang Rajin Mendapatkan Harta yang Berharga”

Amsal 12: 24 – 28

12:24 Tangan orang rajin memegang kekuasaan, tetapi kemalasan mengakibatkan kerja paksa.
12:25 Kekuatiran dalam hati membungkukkan orang, tetapi perkataan yang baik menggembirakan dia.
12:26 Orang benar mendapati tempat penggembalaannya, tetapi jalan orang fasik menyesatkan mereka sendiri.
12:27 Orang malas tidak akan menangkap buruannya, tetapi orang rajin akan memperoleh harta yang berharga.
12:28 Di jalan kebenaran terdapat hidup, tetapi jalan kemurtadan menuju maut.

Ketika kita melirik pada hidup orang-orang sukses di dunia ini, jelas yang menjadi kunci keberhasilan mereka adalah tekun, rajin, dan tidak suka menyerah, artinya orang berhasil tak mengenal kata malas dalam hidupnya. Rajin adalah tangga menuju keberhasilan, sedangkan malas, apalagi bermalas-malasan adalah pintu dan jalan lebar menuju kepada kehancuran. Satu tokoh muda inspiratif dalam PL: Yusuf. Dia adalah anak ke-11 dari Yakub dan anak pertama dari Rahel. Di usia yang masih muda ia terbiasa menggembalakan kambing domba bersama-sama dengan saudara saudaranya yang lain (baca Kej 37:2). Bahkan kerajinannya bekerja melebihi yang lain sehingga ia menjadi anak kesayangan orang tuanya. Kerajinannya dalam bekerja itulah yang membuat Yusuf disukai oleh semua orang, sekalipun ia hidup dalam tekanan. Firaun sendiri mempercayakan seluruh kekayaannya kepada Yusuf karena ia tau Jusuf adalah orang rajin dan tekun serta mengandalkan Tuhan dalam setiap langkahnya hingga mencapai keberhasilan. (Invocasio)

Salah satu penyakit manusia adalah suka menunda-nunda, meski tak berniat untuk malas, namun hal itu kerap saja mengalir begitu saja bahkan sering mengabaikan jadwal ataupun rencana yang sebenarnya telah dibuat. Kemalasan atau keengganan melakukan sesuatu pada waktunya bisa bersumber dari banyak hal. Mungkin saja memang kurang disukai, atau cara kita menata waktu perlu dibenahi. Temukan dan bereskanlah akar masalahnya. Setiap orang punya kecenderungan untuk bermalas-malasan. Kita lebih suka mengatur jadwal sesuka hati dari pada memperhatikan kepentingan orang lain. Kemalasan bisa merebut sukacita dan berkat dalam bekerja serta hidup bersama.

Mari melatih diri untuk rajin dan persembahkan upaya terbaik kita untuk menghormati Tuhan. Kemalasan mengakibatkan kerja paksa. Kemalasan bisa membuat seseorang tidak menikmati, apalagi memetik manfaat dari apa yang dikerjakannya. Mungkin akhirnya ia merasa didikte orang lain yang lebih rajin (ayt 24). Mungkin akhirnya ia merasa sering gagal (ayt 27). Karena itu giatlah dan bekerja keraslah. Ams 19:15 “Kemalasan mendatangkan tidur nyenyak, dan orang yang lamban akan menderita lapar.” Kemenangan tidak akan ada tanpa adanya perjuangan, pertempuran, jerih payah dan kerja keras. Tuhan Yesus sendiri setiap hari mengajar dan memberitakan kerajaan Allah, dan di juga menyuruh Simon untuk bekerja yaitu menebarkan jalanya. (Bacaan) Ketahuilah bahwa Tuhan menghendaki agar kita berjuang dengan sungguh-sungguh sehingga kita bisa mencapai rencana Tuhan yang sempurna atas hidup kita. Dalam nats ini Amsal menunjukkan perbandingan antara orang yang bijaksana dengan orang bodoh, yaitu ketika orang bijak mengabaikan cemooh, orang bodoh akan menyerukannya (ayt.16). Saat orang bijak mengatakan kebenaran yang adil, orang bodoh akan mengucapkan tipu daya (ayt.17). Kesimpulannya, kehidupan hanya ada di jalan kebenaran, sementara jalan kemurtadan akan membawa kepada maut. (Ayt.28).

Kemalasan adalah jalan tol menuju kematian. Ungkapan ini bisa saja dianggap ekstrim, namun jika dicermati dengan sungguh maka memang begitulah adanya. Kata kematian disini tidak selalu merujuk pada kematian fisik, bisa jadi kematian akan kreatifitas dan produktifitas. Penulis kitab Amsal menuliskan bahwa orang yang malas tidak akan pernah menangkap apa yang diimpikan. Bagaimana bisa meraih cita-cita kalau tidak ada sesuatu hal yang berharga dilakukan dengan serius. Sebaliknya, orang yang rajin akan memperoleh apa yang dikejarnya bahkan hasilnya bisa melampaui atau melebihi dari apa yang sebelumnya tidak direncanakannya. (Tema). Orang rajin selalu menjadikan seluruh waktunya dengan baik dan benar, sebab waktu itu adalah anugerah dan semuanya amat berharga.
Renungan: Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga,” (Pengk. 9:10).Pekerjaan apa pun yang dipercayakan Tuhan, kerjakan itu dengan baik, Sebab tidak ada kemenangan tanpa kerja keras.

Pdt. Maslon Ginting

Warta Jemaat dapat diunduh pada link berikut: Momo 13 Juni 2021