Renungan dan Ibadah Minggu, 30 Mei 2021

“Utusan Yang Dipenuhi Oleh Roh Allah”

Yohanes 3: 31 – 36

3:31 Siapa yang datang dari atas adalah di atas semuanya; siapa yang berasal dari bumi, termasuk pada bumi dan berkata-kata dalam bahasa bumi. Siapa yang datang dari sorga adalah di atas semuanya.
3:32 Ia memberi kesaksian tentang apa yang dilihat-Nya dan yang didengar-Nya, tetapi tak seorangpun yang menerima kesaksian-Nya itu.
3:33 Siapa yang menerima kesaksian-Nya itu, ia mengaku, bahwa Allah adalah benar.
3:34 Sebab siapa yang diutus Allah, Dialah yang menyampaikan firman Allah, karena Allah mengaruniakan Roh-Nya dengan tidak terbatas.
3:35 Bapa mengasihi Anak dan telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya.
3:36 Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya.”

Roh Kudus telah diberikan oleh Allah sehingga kita mendapatkan perutusan, yaitu menjadi laskar Kristus yang siap diutus untuk mewartakan Injil. Tentunya situasi sosial, politik, budaya, ekonomi dan lingkungan berbeda dengan situasi pada zaman para rasul, namun siapa pun kita yang telah mengaku percaya dan telah menerima Roh itu, pasti akan dimampukan untuk hidup dalam kebenaran Firman-Nya. Contoh: seorang ibu rumah tangga setiap hari menyiapkan makanan bagi keluarga yang akan sekolah dan bekerja. Dia tak pernah mengeluh walaupun harus menjalani tugas rutin dan bahkan tidak pernah dipuji dan diucapin terima kasih. Kesetiaan dan kegembiraannya dalam menjalani tugas rutin itu merupakan kesaksian iman yang sungguh indah dan wujud anugerah Roh Allah yang diterimanya.

Yesus sedang menggambarkan kepada kita perbedaan yang tajam antara yang datang dari atas dan dari yang di bawah. Yang datang dari surga adalah sangat berbeda dari yang berasal dari bumi. Manusia pertama adalah dari bumi, berasal dari tanah; manusia kedua adalah dari surga. Sama seperti yang berasal dari tanah, demikian pula orangorang yang berasal dari tanah; sama seperti yang surgawi, demikian pula orang-orang yang surgawi. Berdasarkan seluruh Injil, bahwa semua orang percaya kepada Kristus atau orang Kristen yang sejati adalah berasal dari atas. (Yoh 3:3,7). Dalam injil Yoh 17, Yesus berkata: mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. Namun yang menjadi pertanyaannya adalah, dalam kehidupan kita setiap hari, apa yang kita lihat, yang didengar, yang dikatakan?. Apakah ada tandatanda jelas bahwa kita orang surgawi, ataukah berasal dari bawah? Kata Yesus kepada Nikodemus, “Sesungguhnya aku berkata kepadamu, kami berkata-kata tentang apa yang kami ketahui dan kami bersaksi tentang apa yang kami lihat.

Selanjutnya, “Aku, seorang yang mengatakan kebenaran kepadamu, yaitu kebenaran yang kudengar dari Allah.” Yoh 5:19, Yesus berkata, “Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari dirinya sendiri, jikalau ia tidak melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak.” Pertanyaannya adalah, apa yang kita lihat, dan apa yang kita dengar? Yesus bersaksi tentang apa yang dilihatnya dan yang didengarnya, tetapi pada umumnya kesaksiannya ditolak mentah-mentah. Hal-hal surgawi tidak akan diterima oleh orang yang duniawi. Namun apa yang tampak mutlak tidak sepenuhnya mutlak, tetapi hanya ada segelintir kecil yang akan menerimanya. Itulah reaksi terhadap Injil, dari dulu sekarang, dan selama-lamanya. Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan daripada terang, tetapi siapa saja yang melakukan yang benar, ia datang kepada terang itu sendiri. (Invocasio)

Orang-orang percaya akan mengalami kebenaran bahwa Allah itu penuh dengan kemurahan, sebab Dia telah memberikan Roh-Nya tanpa batas. Tetapi manusia suka dan sering sekali mengukur-ukur saat memberi. Allah yang kita sembah selalu memberi dengan murah hati, agar kita melihat, mendengar dan berkata-kata dengan kebenaran oleh Roh sehingga mengalami kekayaan sejati, dan siap untuk bersaksi. (Tema). Yesaya mendengar suara Tuhan:, “Siapakah yang akan Ku utus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?” Maka sahutnya: “Ini aku, utuslah aku!” Allah mengutus Yesaya: “Pergilah dan beritakan kepada mereka, tetapi mata mereka tidak akan melihat, telinga mereka akan berat mendengar dan mereka tidak akan menerima apa yang kamu katakan. (bacaan) Kalau ada orang yang berkata kepada kita bahwa ada sebuah pulau yang sangat indah, apakah saudara percaya atau tidak, tidak akan menghilangkan pulau itu. Jika kita tidak percaya, kita tidak akan pernah sampai ke pulau itu. Dengan cara yang sama, apakah kita percaya atau tidak, tidak akan pernah dapat mengubah kenyataan apa pun. Bebannya ada pada kita untuk mencari tahu, sebenarnya pulau itu ada atau tidak, kalau ada kapan kita boleh kesana. Apakah kita percaya atau tidak bahwa selain dari bumi ini ada surga, tidak akan mengubah kenyataan sama sekali. Yang perlu berubah hanyalah kita sendiri.
Renungan: Betapa indahnya hidup ini,ketika kita memilih dengan bebas tanpa paksaan, menerima tawaran dari Allah untuk beroleh hidup kekal.

Pdt. Maslon Ginting

Warta Jemaat dapat diunduh pada link berikut: Momo 30 Mei 2021