Renungan dan Ibadah Minggu, 09 Mei 2021

“Berdoalah”

1 Samuel 1: 9 – 18

1:9 Pada suatu kali, setelah mereka habis makan dan minum di Silo, berdirilah Hana, sedang imam Eli duduk di kursi dekat tiang pintu bait suci TUHAN,
1:10 dan dengan hati pedih ia berdoa kepada TUHAN sambil menangis tersedu-sedu.
1:11 Kemudian bernazarlah ia, katanya: “TUHAN semesta alam, jika sungguh-sungguh Engkau memperhatikan sengsara hamba-Mu ini dan mengingat kepadaku dan tidak melupakan hamba-Mu ini, tetapi memberikan kepada hamba-Mu ini seorang anak laki-laki, maka aku akan memberikan dia kepada TUHAN untuk seumur hidupnya dan pisau cukur tidak akan menyentuh kepalanya.”
1:12 Ketika perempuan itu terus-menerus berdoa di hadapan TUHAN, maka Eli mengamat-amati mulut perempuan itu;
1:13 dan karena Hana berkata-kata dalam hatinya dan hanya bibirnya saja bergerak-gerak, tetapi suaranya tidak kedengaran, maka Eli menyangka perempuan itu mabuk.
1:14 Lalu kata Eli kepadanya: “Berapa lama lagi engkau berlaku sebagai orang mabuk? Lepaskanlah dirimu dari pada mabukmu.”
1:15 Tetapi Hana menjawab: “Bukan, tuanku, aku seorang perempuan yang sangat bersusah hati; anggur ataupun minuman yang memabukkan tidak kuminum, melainkan aku mencurahkan isi hatiku di hadapan TUHAN.
1:16 Janganlah anggap hambamu ini seorang perempuan dursila; sebab karena besarnya cemas dan sakit hati aku berbicara demikian lama.”
1:17 Jawab Eli: “Pergilah dengan selamat, dan Allah Israel akan memberikan kepadamu apa yang engkau minta dari pada-Nya.”
1:18 Sesudah itu berkatalah perempuan itu: “Biarlah hambamu ini mendapat belas kasihan dari padamu.” Lalu keluarlah perempuan itu, ia mau makan dan mukanya tidak muram lagi.

Hanna ras Eli

1:9-10 I bas sada wari kenca kerina ia enggo elah man i Rumah TUHAN i Silo, keke Hanna. Seh kal atena cedana, e maka tangis ia janahna ertoto man TUHAN. Sanga si e Imam Eli sangana kundul i bas inganna deherken pintun.
1:11 Erpadan Hanna man TUHAN nina, “O TUHAN si Mada Kuasa, perdiateken min aku suruh-suruhenNdu enda! Nehenlah kesusahenku janah ingetlah aku! Ola lupaken aku! Adi iberekenNdu man bangku sekalak anak dilaki, erpadan aku maka kuendesken ia man baNdu kidekah geluhna, janah bukna ndigan pe la ipangkasna.”
1:12 Hanna terus ertoto man TUHAN seh ndekah janah iperdiateken Eli biberna.
1:13 Ertoto ia i bas ukurna; biberna kemuit, tapi la ibahanna ersora. E maka iakap Eli ia enggo mabuk,
1:14 e maka nina, “Pengadi perlangkahndu si bagi kalak mabuk ena! Ngadiken minem-minem jenari pejore-jorelah ukurndu!”
1:15 “Lang, labo aku mabuk, Bapa,” nina ngaloi. “Aku langa bo minem Bapa! Ceda kal ateku, janah aku enggo ertoto nungtungken kerina kesusahenku man TUHAN.
1:16 Ola iakapndu aku sekalak diberu si la mehuli. Ertoto aku ndai nari bagenda sabap susah kal kuakap.”
1:17 “Mulihlah alu dame,” nina Eli, “ibereken Dibata Israellah man bandu kai si ipindondu.”
1:18 “Ngarap aku gelah rusur iukurkenndu si mehuli kerna aku,” nina Hanna ngaloisa. Kenca bage lawes ia, man ia, janah lanai atena ceda.

Doa lahir karena semua orang menyadari akan kekuatan dan kemampuan yang terbatas, sehingga kita sangat membutuhkan pertolongan dan campur tangan Tuhan. (Invocasio). Namun banyak orang Kristen kurang menyadari arti pentingnya berdoa, terbukti mereka sering mengabaikan jam-jam doa dan susah sekali menyediakan waktu secara konsisten untuk berdoa, sedangkan untuk melakukan aktivitas lain, mereka bisa. Berdoa haruslah menjadi hal terpenting dalam kehidupan sebab segala pekerjaan yang ada di dunia ini sifatnya hanya sementara saja, sedangkan berdoa adalah suatu pekerjaan yang berdampak kekekalan. Hidup tanpa doa ibarat rumah tidak bertiang! Dapatkah sebuah rumah berdiri tegak bila tidak ada tiang yang mendukungnya? Mustahil sekali!

Masalah yang terjadi dalam keluarga Elkana adalah dalam pernikahannya dengan Hana mereka tidak dikaruniai anak. Dengan menikahi Penina, Elkana seolah mendapatkan solusi untuk memiliki anak, namun ada masalah baru yang terjadi. Di dalam konteks budaya saat itu, tidak bisa melahirkan anak adalah suatu aib atau dianggap mendapatkan kutukan. Disanalah Hana direndahkan, sehingga mengalami kesedihan yang mendalam. Ia terus menerus dihina oleh Penina namun Hana tidak pernah dendam Jadi Hana tidak mudah terpancing dalam emosi untuk membalas dendam, tetapi ia membawa semua itu kepada Tuhan. Hana berdoa dengan Nazar kepada Allah. Dalam doanya Hana mencurahkan isi hatinya pada Tuhan. Inilah imannya. Ia berdoa meminta seorang anak laki-laki dan ia berjanji bahwa anak itu akan dipersembahkan menjadi hamba Tuhan. Doa bukan berbicara mengenai apa yang kita inginkan tetapi berbicara tentang menyelaraskan kehendak kita dengan kehendak Tuhan. Doa bukan untuk mengubah waktu dan kehendak Tuhan supaya sesuai keinginan kita. Hana berdoa dan kehendaknya selaras dengan kehendak Tuhan. Jadi Hana mengerti hati Tuhan. Ia memikirkan bagaimana anaknya bisa dipakai dalam rencana Tuhan. Ia menginginkan seorang anak namun ia tidak mau menguasai anak itu. Dalam doanya, Eli salah mengerti tentang Hana, yang dikira sedang mabuk. Di tengah kesedihan itu Hana menjawab dengan sopan tentang kesalah pahaman Eli. Hana memiliki kelemah lembutan. hal itulah yang diajarkan Yesus dalam Mat 5:5: Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. Setelah itu Hana diberkati oleh Eli. Jadi dari hal itu Hana teruji iman dan karakternya. Setelah masalah usai, pria biasanya langsung melupakan namun wanita biasanya masih mengingat. Setelah Hana diberkati oleh Eli, mukanya menjadi berseri dan ia mau makan, dan tidak lagi terganggu oleh karena itu Hana percaya pada janji Tuhan.

Berdoa adalah seb uah perintah, bukanlah sebuah pilihan atau himbauan (Tema). Ada orang yang menganggap bahwa berdoa tidak ada gunanya, karena bagi mereka, orang yang tidak berdoa pun diberi makan, sukses, dalam hidupnya. Pada waktu kita berdoa terkadang kita harus bertempur melawan ke-aku-an, disitulah kita diuji apakah mau tetap taat kepada Tuhan dan firman-Nya, atau tetap mengikuti jalan kita sendiri. Haruslah dipahami bahwa Tuhan Yesus mati bahkan ketika disaat kita tidak pantas untuk mendapatkannya. Tuhan Yesus berjanji akan memberikan apa yang baik menurut kehendak-Nya. Memang tidak semua doa kita dijawab, karena terkadang apa yang kita pikirkan, tidak sama seperti yang Tuhan kehendaki, namun satu hal yang pasti adalah Tuhan akan memberikan sesuatu yang terbaik, inilah janji yang luar biasa. Jika Tuhan berjanji, Dia akan menggenapinya, karena Dia adalah Allah yang setia dan bisa diandalkan.(Bacaan) Ketika orang percaya berdoa kepada Tuhan, Dia adalah Tuhan yang Mahakuasa, sanggup melakukan apa saja, sebab tidak ada yang mustahil bagi-Nya ( Luk 1:37) : sebesar apa pun masalah bisa diselesaikan, sakit-penyakit disembuhkan, pintu yang tertutup pun bisa terbuka, perkara yang tak mungkin menjadi sangat mungkin, semuanya terjadi oleh karena kehendak dan rencana Allah sendiri.
Renungan: Teruslah mencari Tuhan, percaya dan taati firman-Nya, maka Tuhan yang akan mengambil alih pergumulan dan harapan doa-doa kita dengan rancangan damai sejahtera Allah.

Pdt. Maslon Ginting

Warta Jemaat dapat diunduh pada link berikut: Momo 09 Mei 2021

Tema: “Terus Ertoto Man Tuhan”
Khotbah: 1 Samuel 1: 09 – 18

Pengkhotbah: Pdt. Maslon Ginting
Peliturgi: Dk. Juliati br. Ginting
Pembuka Ibadah & Pewarta: Pt. Iskandar Ginting

Pemusik: Evita Lestari Purba
Pemandu Lagu: Nd. Laurent Sembiring & Nd. Musa Kaban

Operator LCD: Pt. Bp. Keio Ketaren
Soundman: Dio Tarigan
Tim Streaming: Bp. Arkadeo Ginting, Carlos Pelawi, Maikel Tarigan, Prananta Muham