Renungan dan Ibadah Minggu, 18 April 2021

“Hidup Dalam Kasih Karunia”

Mazmur 106: 1 – 5
Kasih setia Allah dan ketegaran hati Israel

106:1 Haleluya! Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
106:2 Siapakah yang dapat memberitahukan keperkasaan TUHAN, memperdengarkan segala pujian kepada-Nya?
106:3 Berbahagialah orang-orang yang berpegang pada hukum, yang melakukan keadilan di segala waktu!
106:4 Ingatlah aku, ya TUHAN, demi kemurahan terhadap umat-Mu, perhatikanlah aku, demi keselamatan dari pada-Mu,
106:5 supaya aku melihat kebaikan pada orang-orang pilihan-Mu, supaya aku bersukacita dalam sukacita umat-Mu, dan supaya aku bermegah bersama-sama milik-Mu sendiri.

Beberapa orang mengeluh karena mawar memiliki duri, tapi sebenarnya seharusnya kita bersyukur karena duri memiliki mawar. Orang yang tertusuk duri mungkin menyesalkan kenapa bunga mawar yang begitu indah harus berduri, tapi jika duri bisa bicara, mungkin duri akan bersyukur bahwa ia memiliki mawar. Kita bisa memandang dari banyak sisi akan benda yang sama, baik dengan keluhan ataupun bersyukur. Ajakan untuk bersyukur sebenarnya bukan hal yang baru. walaupun hal itu bukanlah semudah seperti membalikkan telapak tangan, apalagi jika kita sedang berada dalam tekanan. Sungguh begitu sulitnya untuk mengucap syukur pada saat sulit, sehingga ada orang yang berusaha berjuang dengan kekuatannya sendiri. Alkitab mencatat bahwa banyak nasihat untuk senantiasa mengucap syukur dalam segala hal “Haleluya! Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama lamanya kasih setia-Nya.” Tuhan tau betapa sulitnya berada dalam sebuah situasi berat sehingga Dia merasa perlu mengingatkan berkali-kali bahwa kasih setiaNya bagi kita berlaku untuk selama-lamanya.

Pemazmur berseru kepada umat Israel untuk terus bersyukur kepada Tuhan, karena Ia baik dan kasih setia-Nya abadi. Di sini pemazmur dengan gamblang mengungkapkan bahwa kebahagiaan akan tetap dimiliki oleh mereka kalau senantiasa berpegang pada hukum Allah dan berlaku dengan adil. Pemasmur juga memohon belas kasihan Allah untuk mendatangkan pertolongan dalam segala pergumulan serta beroleh kebahagiaan dalam janji Allah bagi umat pilihanNya. Memang pada satu sisi Israel sangat dikenal sebagai bangsa yang tegar tengkuk, bahkan Allah sendiri pun menyatakan demikian (Kel. 32:9). Berulang kali mereka menyaksikan dan mengalami karya Tuhan dalam kehidupannya, namun tetap saja mereka memberontak kepada Allah. Mujizat demi mujizat mereka terus melihat dan alami, namun hal itu seolah-olah tidak membekas di hati dan kehidupan mereka. Kenyataannya, bukan rasa terima kasih yang keluar dari hati dan mulutnya, melainkan terus bersungut-sungut. dan berkeras hati. Apa yang diberikan Tuhan terjadi tujuan sebenarnya adalah baik, meski pada saat ini terlihat seolah-olah sulit untuk dilalui. Tetapi percayalah, Dia adalah Allah yang tidak pernah berubah. “Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang. (ogen) Karena itu, dalam kondisi sulit sekalipun kita tetap mengucap syukur, sebagaimana Paulus berulang kali menyatakan bahwa dirinya dipenuhi ucapan syukur meski dalam penderitaan yang sangat berat. “Aku mengucap syukur kepada Allah, yang kulayani dengan hati nurani yang murni seperti yang dilakukan nenek moyangku. ” (2 Tim 1:3).

Kita patut bersyukur kepada Tuhan karena dapat mengenal dan percaya kepada-Nya. Kasih setia-Nya besar dan anugerah-Nya menyelamatkan kita. Sekarang ini kita ada sebagaimana kita ada bukan karena kebaikan kita. Namun oleh pemeliharaan Tuhan, dan semuanya itu karena anugerah-Nya dan kebaikan-Nya. Bahkan setiap helai rambut di kepala kita pun dihitung-Nya. (Mat 10:30). Dia telah melukiskan kita dalam telapak tangan-Nya dan kita selalu ada di ruang mata-Nya. (Yes 49:16). Karena itu, jangan pernah melupakan bahwa Allah kita penuh dengan kasih setia, sebab kita hidup dalam pemeliharaan-Nya, dalam rancangan-Nya. Tetaplah setia memegang teguh iman percaya kita dalam segala suasana, tetap bekerja jangan berpangku tangan, tetapi teruslah mengucap syukur atas kasih setia Tuhan yang dilimpahkan kepada kita.
Renungan: Pandanglah setangkai mawar dengan pola pandangan baru. Jangan bersungut-sungut melihat duri, tetapi bersyukurlah bahwa duri yang tajam itu memiliki mawar yang sungguh indah. Kalau kita menyadari betapa baik-Nya Tuhan dalam hidup ini, itu akan membuat kita selalu bersyukur kepada-Nya.

Pdt. Maslon Ginting

Warta Jemaat dapat diunduh pada link berikut: Momo 18 April 2021

Tema: “Nggeluh I bas Keleng Ate Tuhan”
Bacaan: Kisah Para Rasul 3: 12 – 19
Khotbah: Mazmur: 1 – 5

Pengkhotbah: Pdt. Nyoman
Peliturgi: Pt. Rico Johanes Ginting
Pembuka Ibadah & Pewarta: Dk. Edininta Boy Tarigan
Pemusik: Yan Sembiring
Pemandu Lagu: Nd. Marco Tarigan & Nd. Filia Ginting Ginting
Operator LCD: Pt. Sergius Ketaren

Tim Streaming: Elia Sinuraya, Arianta Sembiring, Mikael Adam Pinem, Septa Barus, Janta Surbakti, Doddy Ginting