“Mengasihi Allah”
Keluaran 20: 1 – 11
Kesepuluh firman20:1 Lalu Allah mengucapkan segala firman ini:
20:2 “Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan.
20:3 Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.
20:4 Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi.
20:5 Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku,
20:6 tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku.
20:7 Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan.
20:8 Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat:
20:9 enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu,
20:10 tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu.
20:11 Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.
Sebuah perjalanan yang panjang membutuhkan keteguhan hati agar menjadi perjalanan yang bermakna dan penuh arti. Bukan sekedar perjalanan untuk melalui waktu demi waktu, dan yang melelahkan. Seperti halnya umat Israel ketika keluar dari Mesir agar tetap mengikuti Tuhan sebagai penuntun dan sebagai pemelihara hidup. Allah juga telah memilih dan mengkhususkan Israel sebagai sebuah bangsa pilihan dan telah mengikat janji dengan nenek moyangnya yakni Abraham, Ishak, dan Yakub. Supaya perjalanan bangsa ini berlangsung dengan baik Tuhan memberikan sepuluh perintah-Nya sebagai konsekuensi dari pilihan untuk berjalan bersama Tuhan. Kesemuanya itu di tujukan agar tetap mampu menunjukkan ketaatan dan kasih kepada Tuhan.
Titah I mengingatkan dan mempertegas siapa Allah bagi bangsa Israel. Dialah Tuhan yang membebaskan bangsa itu dari perbudakan dan membawa mereka keluar menuju tanah perjanjian. Dialah satu-satunya Tuhan yang harus disembah dan Dialah menjadi Pusat menjadi dalam segala aspek kehidupan kita. Titah II mengajarkan bagaimana sikap kita kepada-Nya. Tujuan hidup orang percaya adalah mengasihi Allah dengan sepenuh hati sehingga tidak terjadi perselingkuhan iman akan berakibat buruk karena Tuhan akan memberi ganjaran atas penyelewengan itu bahkan sampai kepada keturunannya yang ketiga dan keempat. Hukum III mengajarkan bahwa nama Allah itu kudus sehingga manusia tidak boleh menyalahgunakan nama Allah demi kepentingannya, nama itu layak disebut dalam doa dan penyembahan. Hukum IV menekankan agar orang Israel membedakan, mengkhususkan, mengistimewakan, dan menguduskan (menyucikan) hari Sabat. Hari Sabat adalah hari di mana bangsa itu harus berhenti dari segala pekerjaannya dan memusatkan perhatiannya kepada hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan rohani serta mempererat hubungan pribadi dengan Tuhan. Hari ini juga menjadi perenungan bagaimana Allah memberi mereka kebebasan dari perbudakan bangsa Mesir, sehingga mereka semakin menyadari bahwa harus benar-benar sesuai perintah-Nya. Tuhan memberikan Hukum Taurat kepada bangsa Israel bukan untuk membuat bangsa itu hidup seperti robot yang dikendalikan Allah. Tujuan Allah adalah agar hukum ini (1) Mengatur tingkah laku, (2) Memberitahukan apa dosa mereka, (3) Membangkitkan kesadaran mereka (4) Mencegah mereka jatuh ke dalam perbuatan yang tidak dikehendaki Allah, (5) Menyadarkan mereka bahwa Tuhan adalah satu-satunya Allah bagi mereka yang penuh pengampunan, kasih karunia dan Penebus manusia. Hukum Taurat memang tidak menjadi jalan kesemalatan, namun sebagai penuntun bagi kita untuk sampai Kristus datang, supaya kita dibenarkan karena iman (Gal. 3 : 24).
Melakukan Hukum Taurat berarti kita menghidupi Hukum Kasih yang dirangkum melalui kehadiran Yesus, sebab Ia telah menggenapi Hukum Taurat sehingga melalui Dialah Allah akan berbicara kepada kita. Dengan melakukan perintah Yesus dan mengasihi-Nya, kita mengimani bahwa di dalam Dialah keselamatan kita. Biarlah mata kita senantiasa tertuju pada Kristus yang telah menyelamatkan dan melayakkan kita menjadi pewaris Kerajaan-Nya. Allah menyatakan kedahsyatan dan kemahakuasaan-Nya agar umat ciptaan-Nya mengenal Allah dan taat kepadaNya. Mari kita terus menerus menghayati dan memaknai setiap peristiwa yang terjadi dalam\ hidup ini sehingga kita semakin mengenal-Nya, semakin dekat dengan-Nya serta semakin mengerti kehendak-Nya.
Renungan: Meski ujung jalan masih tersembunyi, entah hampir sampai atau masih jauh tetaplah percaya, sebab Allah yang dahsyat membimbing langkah kita. Jalanilah hari demi hari sesuai maksud Tuhan, jangan takut dan ragu, tetapi setialah dalam iman, agar tetap mampu berdiri teguh.
Pdt. Maslon Ginting
Warta Jemaat dapat diunduh pada link berikut: Momo 07 Maret 2021
Tema: “Keleng Ate Man Dibata”
Bacaan: Matius 22: 37 – 40
Khotbah: Keluaren 20: 1 – 11
Pengkhotbah: Pt. Abdi Khalik Ginting
Peliturgi: Dk. Vinolya Ertha br. Ginting
Pembuka Ibadah & Pewarta: Pt. Jendangena Sembiring
Pemusik: Ruth br. Purba
Pemandu Lagu: Nd. Gita Ginting & Iin Eviyonisa br. Ginting
Persembahan Pujian: Hana br. Ginting & Claudine br. Sebayang
Operator LCD: Pt. Sergius Ketaren
Tim Streaming: Keshia br. Sebayang, Elia Sinuraya, Arianta Sembiring, Adela br. Perangin angin, Andreas Pelawi, Doddy Ginting, Mikael Pinem, Nehemia Ginting