Renungan dan Ibadah Minggu 07 Februari 2021

“Tuhan Memperbaharui Kekuatan Orang Percaya”

Yesaya 40: 27 – 31

40:27 Mengapakah engkau berkata demikian, hai Yakub, dan berkata begini, hai Israel: “Hidupku tersembunyi dari TUHAN, dan hakku tidak diperhatikan Allahku?”
40:28 Tidakkah kautahu, dan tidakkah kaudengar? TUHAN ialah Allah kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung; Ia tidak menjadi lelah dan tidak menjadi lesu, tidak terduga pengertian-Nya.
40:29 Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya.
40:30 Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung,
40:31 tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.

Burung rajawali memiliki kelebihan daripada burung lainnya karena pandangan mata yang tajam. Tuhan ingin kita memiliki pandangan yang tajam, perasaan peka dan kemampuan melihat sesuatu lebih daripada orang lain, yakni harus mempunyai kehidupan yang akrab dengan Tuhan. Dalam kehidupan sehari-hari, kita membutuhkan pandangan yang tajam, membutuhkan kejelian-kepekaan-ketajaman iman dalam tiap keputusan dan pilihan kita. Orang yang menanti-nantikan Tuhan akan diberi pandangan iman yang tajam sehingga tidak mudah diombang-ambingkan oleh persoalan/permasalahan yang terjadi.

Perasaan ragu dan tidak percaya pada kuasa dan kasih Tuhan maupun kekecewaan dan kemarahan karena merasa tidak dipedulikan sehingga kehidupan mereka mulai gelap dan buntu, dan hal ini dapat mengakibatkan imannya menjadi goyah bahkan padam. Karena tidak percaya, kecewa, dan bahkan marah kepada Tuhan, dalam upaya mengatasi dan memecahkan persolannya, orang lalu menjadi tidak peduli lagi kepada Tuhan. Keadaan seperti itulah yang dialami oleh umat Tuhan dimana umat-Nya sedang mengalami hidup penuh penderitaan di tanah pembuangan Babel, sebagai rakyat jajahan yang kalah perang. Sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat, mereka telah kehilangan eksistensi, kehormatan, dan harga dirinya. Di tanah pembuangan itu mereka diperlakukan sebagai budak, didiskriminasi, dihilangkan hak-hak kemanusiaannya, dan harus melayani kehendak bangsa lain yang menguasainya itu. Padahal, mereka menganggap dan percaya bahwa dirinya adalah umat pilihan Allah sendiri. Oleh sebab itu, mereka mulai meragukan Tuhan dan bahkan kehilangan kepercayaannya sehingga berucap, “Hidupku tersembunyi dari Tuhan, dan hakku tidak diperhatikan Allahku” (Yes 40:27). Dalam situasi yang penuh penderitaan itu, nabi Yesaya diutus Tuhan untuk menyalakan harapan dalam hati mereka, yaitu berita mengenai janji Allah untuk menyelamatkan umat-Nya. Melalui pemberitaan nabi Yesaya, Tuhan hendak mengingatkan kembali umat-Nya yang sedang menderita, terpuruk, dan kehilangan harapan, bahwa “Tuhan adalah Allah yang kekal, yang menciptakan langit dan bumi, yang tidak pernah menjadi lelah dan lesu, dan yang berkenan memberikan kekuatan kembali kepada yang lelah serta menambah semangat kepada yang tidak berdaya mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah” (Yes 40:31). Bagi mereka yang masih mau memercayai Tuhan dan menanti-nantikan-Nya, meskipun harus berlari dan berjalan dalam belantara kehidupan yang berat dan penuh gejolak, mereka tidak akan menjadi lesu dan lelah. Mereka akan tetap bertahan dan terus maju. Itulah janji Allah kepada umat-Nya, asalkan umatNya setia dan tetap mau menantikan dan mengharapkan pertolongan-Nya.

Ketika rajawali sedang terbang di tengah derasnya angin, dia dapat berhenti mengepakkan sayapnya, karena angin tersebutlah yang akan membawanya melesat ke tempat tujuan. Kita adalah manusia-manusia yang tidak dapat terbang tinggi apalagi dengan kekuatan sendiri. Kita membutuhkan kekuatan Roh Kudus yang memimpin, menguatkan, dan menyertai kehidupan kita. Jika kita mengandalkan kekuatan sendiri dan menolak kekuatan Roh Kudus, pastinya kita akan ‘mati’ di tengah perjalanan. Karena itu janganlah angkuh dan sombong oleh kekuatan dalam pencapaian, atau penghasilan yang diperoleh. Sebab kekuatan sejati hanya ditemukan di dalam Tuhan. Rendahkanlah dirimu dan terus andalkanlah Roh Kudus, kita jadi kuat.
Renungan: Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, (Zak 4:6)

Pdt. Maslon Ginting

Warta Jemaat dapat diunduh pada link berikut: Momo 07 Febuari 2021