Renungan Khotbah, Minggu 29 November 2020

Bersiaplah! Supaya Masuk Raja Kemuliaan

Mazmur 24: 7 – 10

24:7 Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan terangkatlah kamu, hai pintu-pintu yang berabad-abad, supaya masuk Raja Kemuliaan!
24:8 “Siapakah itu Raja Kemuliaan?” “TUHAN, jaya dan perkasa, TUHAN, perkasa dalam peperangan!”
24:9 Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan terangkatlah kamu, hai pintu-pintu yang berabad-abad, supaya masuk Raja Kemuliaan!
24:10 “Siapakah Dia itu Raja Kemuliaan?” “TUHAN semesta alam, Dialah Raja Kemuliaan!” Sela

Allah tidak pernah menyatakan diri-Nya dengan segala keperkasaan dan kemegahan-Nya saja, tetapi sebaliknya yakni menyatakan diri-Nya sebagai Allah yang berkarya. Allah juga tidak meninggalkan ciptaan-Nya tetapi terus memelihara-Nya. Ia tidak sama seperti tukang arloji yang setelah selesai membuatnya kemudian arloji itu akan berputar dengan sendirinya. Sebaliknya Allah tetap ada melingkupi segala yang telah diciptakan-Nya, dan meskipun dosa sudah masuk dan merusak tatanan kehidupan ciptaan, tetapi Allah tetap setia menunjukkan pemeliharaan-Nya sampai sepanjang zaman.

Daud memulai Mazmur ini dengan memperkenalkan siapa Tuhan Allah Israel. Perhatikanlah bahwa yang menang perang itu adalah Raja Daud. Seyogianya yang dielukan ketika memasuki kota adalah Raja yang menang perang. Tetapi, itu tidak dilakukan Daud. Nama pribadinya tidak disebutkan sama sekali. Sebaliknya ia hanya menyebut nama Tuhan Allah Israel dan memberi pengakuan bahwa raja itu bukanlah Daud tetapi Allah yakni Raja di atas segala raja. Menyambut kehadiran Tuhan dalam hidup ini haruslah melalui pengakuan bahwa Dialah Raja kemuliaan, Raja di atas segala raja. Sehingga tahta hati kita sekalipun, singgasananya adalah
milik Tuhan. Dialah yang harus bertahta di hati kita bukan diri dan ego kita, sebab tidak ada yang layak menandingi kemuliaan-Nya. Gerbang berabad-abad adalah simbol telah banyak pengalaman, acapkali berguna dan diperlukan, kekadirannya dibutuhkan dll. Kehebatan gerbang penyambut megah penyambut tamu ini dipadang tidak layak menyambut kehadiran yang mahamulia. Raja kemuliaan adalah Tuhan kita dalam Yesus Kristus yang sudah menjelma menjadi manusia dan yang telah mengalahkan kuasa dosa. Artinya dalam Yesus kita mendapatkan kebenaran dan keselamatan yang sejati. Pintu-pintu gerbang adalah kita semua, “Angkatlah kepalamu, … dan terangkatlah kamu,” maknanya adalah doa, pujian dan penyembahan dalam persekutuan secara terus-menerus. Kekuasaan Allah bukan hanya bagi orang-orang percaya saja, tetapi berkuasa di seluruh dunia ini. Karena itu semangat dan kesetiaan ibadah bukan saja berada dalam ruangan saja, tetapi juga melalui kehidupan yang benar ketika berada di luar ibadah. Sebab ibadah merupakan rangkaian kehidupan yang tidak pernah terputus dengan jalan kehidupan kita sehari hari.

Tidak ada yang layak menandingi kemuliaan Tuhan. Seharusnya kita bersyukur, sebab dalam ketidaklayakan ini, kita masih bisa melayani, itu semuanya karena kita dilayakkan Tuhan, kita masih bebas memuji Tuhan, bisa beribadah, bukan karena kita mau berkorban dalam waktu, tenaga dan materi. Sama sekali tidak Pemahaman ini harusnya menjadi pemahaman orang percaya.

Merayakan minggu Adven pertama ini, kita harus membuka diri terhadap pertobatan sebagai jalan damai dengan Tuhan. Semua orang harus berbenah dari kondisi kehidupan yang berantakan dan ‘sakit’ itu, sehingga orang berusaha membangun suatu refleksi kehidupan yang sungguh sungguh taat dan memahami tentang “Allah yang datang untuk merangkul dan memulihkan semua ciptaan sebagai pembaharuan dalam kehidupan kita. Tuhan Yesus berdiri di depan pintu hati kita, ia hendak masuk dan bertakhta di dalamnya untuk memerintahkan damai sejahtera bagi setiap orang yang membuka pintu hatinya bagi Raja Kemuliaan itu. Mari membuka pintu hati, sebab Yesus Kristus hendak bertakhta di dalamnya.
Renungan: Sungguh suatu penghiburan yang besar, karena Allah mau tinggal dan hendak membangun hidup kita. Oleh karena itu sebagaimana tanah liat ditangan tukang periuk, hendaklah kita selalu siap sedia untuk dibangun terus dalam kebenaran Tuhan.

Pdt. Maslon Ginting

Warta Jemaat dapat diunduh pada link berikut: Momo 29 November 2020