Natal: Apa Yang Anda Kerjakan?
(Natal)
Agar PERMATA GBKP
- Mampu memaknai arti Natal yang sesungguhnya
- Mengkonsep Natal dengan baik, tahu apa yang dikerjakan (sudah memaknai arti Natal) dan menumbuh-kembangkan sukacita Natal dalam hidupnya
Metode: Diskusi dan Aksi
I. PENDAHULUAN
Memasuki bulan ini euphoria Natal sudah mulai terasa. Di beberapa gereja latihan-latihan sudah dilakukan untuk mempersiapkan berbagai tampilan seperti drama, koor, vokal grup, puisi yang akan dipersembahkan untuk emeriahkan perayaan Natal, banyak yang sudah sibuk mengadakan rapat untuk membicarakan tentang pelaksanaan perayaan Natal bahkan mungkin di bulan-bulan sebelumnya pun sudah, sibuk mempersiapkan dekorasi Natal, memikirkan apa yang akan dipakai saat Natal, dresscodenya warna apa? pengkotbahnya siapa? Makanannya apa? Makan bersama atau snack saja?. Dan masih banyak lagi hal-hal yang harus dipersiapkan untuk menyambut Natal. Tak hanya di gereja di tempat tempat umum pun hiasan-hiasan Natal biasanya sudah mulai menyemarakkan suasana. Selain itu kita juga sudah mulai disibukkan dengan persiapan-persiapan Natal. Agar kita tidak hanya terpengaruh euphoria Natal yang sesaat mari kita maknai arti Natal yang sesungguhnya dalam PA PERMATA GBKP kali ini dengan tema Natal: Apa yang anda kerjakan?, sehingga kita tahu apa sebenarnya yang harus kita kerjakan untuk menyambut hari kelahiran Sang Penebus.
II. ISI
Lukas 2:1-7 menceritakantentang kelahiran Tuhan Yesus, Sang Juruselamat dunia.Yesus lahir ketika kekaisaran Roma diperintah oleh Kaisar Agustus yang sebenarnya bernama Oktavianus, namun ia lebih dikenal dengan gelarnya Kaisar Agustus. Dibawah pemerintahan Agustus, kekaisaran Roma menguasai hampir seluruh daerah di sekitar Laut Tengah. Ayat 1 menjelaskan pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia.Pendaftaran atau sensus penduduk dilakukan untuk memperoleh data jumlah orang yang wajib membayar pajak. Semua orang harus dicatat di daerah asal mereka masing-masing. Menurut Lukas inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria. Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing-masing di kotanya sendiri. Demikian juga Yusuf yang berasal dari keluarga dan keturunan Daud, pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem untuk didaftarkan bersama dengan Maria, tunangannya yang sedang mengandung, Jalan dari Nazaret ke Bethlehem panjang dan sukar ditempuh. Mula-mula mereka terus menuju ke timur sampai mereka menyeberangi sungai Yordan di sebelah selatan danau Tiberias, kemudian jalan itu membelok ke arah selatan hingga sebelah timur kota Yerikho. Di situ mereka harus menyeberangi sungai Yordan lagi. Mula-mula jalan ini masih menyusur lembah Yordan, tetapi segera kemudian menempuh daerah tandus yang berbukit-bukit. Melalui Betania mereka terus menuju ke Yerusalem. Jauhnya Bethlehem dari kota itu masih ada 8 kilometer, jadi kira-kira dua jam perjalanan. Dan biasanya perjalanan dari Galilea ke Yudea memakan waktu kira-kita tiga hari lamanya. Hari-hari itu tentulah bukan sebuah perjalanan yang mudah bagi Yusuf dan Maria ditambah pula hati mereka yang penuh dengan perkara yang akan terjadi nantinya.
Ketika mereka sampai di Betlehem tiba waktunya bagi Maria dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung. Anak laki-laki sulung adalah sebutan menurut hukum seseorang yang mempunyai hak dan kedudukan khusus menurut Hukum Taurat (Ul. 21:15-17), yang dipersembahkan kepada Tuhan (Kel. 34:19) dan di dalam iman Kristen Yesus menjadi sulung di antara banyak saudara (Rom. 8:29). Maria mengenakan kain lampin kepada bayi Yesus, pakaian biasa untuk seorang anak yang baru lahir dan kalau biasa bayi orang-orang Israel ditaruh dalam semacam ayunan-gantung atau tempat yang tidur yang nyaman, tapi Yesus dibaringkan Maria di dalam palungan yang biasa digunakan sebagai tempat makan ternak karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan Sungguh kita dapat melihat keindahan rencana Tuhan yang agung namun dibungkus dalam kesederhanaan. Jauh dari hiruk pikuk dan hingar bingar kemeriahan pesta dunia tetapi sangat intim dan penuh kasih mesra dengan Penebusnya. Namun justru kelahiranNya yang jauh dari kemewahan dunia itulah yang membawa keselamatan dunia. Bahkan berita tentang kelahiranNya pun diberitakan kepada orang-orang yang dianggap hina bagi dunia, seperti gembala – gembala. Demikianlah kita dapat memaknai Natal yang sesungguhnya bukan terletak dari kemasan yang megah dan mewah tapi tentang kebesaran kasih Allah yang datang melawat umatNya, tentang ketaatan Anak Manusia menjalankan misi BapaNya bagi dunia dan tentang kerendahan hati manusia (Jusuf dan Maria) yang mau menyerahkan hidupnya dipakai untuk menyatakan kehendak Allah bagi dunia dan untuk kebaikan manusia lainnya. Natal bukan tentang pesta yang memuaskan diri kita, bukan tentang memikirkan diri kita sendiri, kelompok kita sendiri, sektor kita sendiri, gereja kita sendiri, Natal adalah tentang apa yang kita kerjakan berdasarkan kasih yang membawa kebaikan dan sukacita bagi orang lain dan kemuliaan bagi Empunya kehidupan.
III. APLIKASI
Setiap tahunnya kita memperingati Natal dengan berbagai perayaan – perayaan. Ibadah dikemas dengan menarik dan apik, gereja dihias dengan keindahan lampu pohon terang yang kelap-kelip dan berbagai pernak pernik. Natal seolah tidak bisa terlepas dari perayaannya yang ciamik, wajah-wajah jemaat dipenuhi senyuman yang cantik Tapi pertanyaannya “apakah yang kita kerjakan itu sudah benar-benar lahir dari pemaknaan Natal yang sesungguhnya?”, ataukah perayaan Natal kita hanya sekadar program tahunan yang seringkali meninggalkan sampah yang berserakan seusai perayaannya, program tahunan yang menghabiskan anggaran dana yang besar tanpa meninggalkan pengaruh positif yang besar, program tahunan yang meninggalkan ‘rasa tidak enak di dalam hati sesama Panitia, majelis jemaat dan jemaat karena persoalan-persoalan yang tidak seharusnya dipersoalkan seperti pembagian snack Natal yang dianggap tidak sama dan tidak merata, atau jemaat kurang puas kepada Panitia karena kotbah Pendeta yang tidak ada “lucu-lucunya”, atau soal pelatih koor dan anggota koor yang kesal kepada orang-orang yang jarang nongol waktu latihan tapi justru show off di hari perayaan, atau soal seragam sektor mana yang lebih bagus dan masih banyak lagi persoalan-persoalan yang justru mengaburkan makna Natal yang sesungguhnya. Natal: Apa yang anda kerjakan. Kalau Allah mengerjakan keselamatan bagi dunia dengan datang melawat umatNya, Yesus dengan kerelaan mengosongkan diriNya turun ke dalam dunia yang fana penuh dosa, mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama dengan manusia dan taat sampai mati di kayu salib (Fil. 2:6-9). Kalau Jusuf memilih mengerjakan rencana Tuhan di dalam hidupnya dengan menerima dan tidak meninggalkan Maria, tunangannya. Kalau Maria memilih mempersembahkan hidup dan rahimnya menjadi tempat berlindung dan saluran bagi Sang Juruselamat dunia lahir agar Natal itu sejati adanya. Sekarang pertanyaan itu sampai kepada kita, Natal: Apa yang anda kerjakan? tanyakanlah pada hati kita!
IV. DISKUSI DAN AKSI
- Berdasarkan Lukas 2:1-7, menurut anda apakah arti Natal yang sesungguhnya?
- Apa yang akan anda kerjakan untuk memaknai Natal tahun ini?
- Konseplah Natal tahun ini dengan baik, baik di gerejamu, di keluargamu dan bagi dirimu sendiri, tahu apa yang dikerjakan (sudah memaknai arti Natal) sehingga sukacita Natal itu tetap hidup di hati kita bukan hanya pada saat perayaannya saja tetapi selamanya.
V. USULAN LAGU
- Selidiki Aku
- Hai Dunia Gembiralah KJ No. 119
- Hai Kota Mungil Betlehem Kj No. 94
Pdt. Bertha Wandasari Sinukaban, S. Th
(GBKP Rg. Kutacane – Klasis Lau Baleng)