Renungan Khotbah, Minggu 25 Oktober 2020

Mengajar dan Memberitakan Injil

Kisah Para Rasul 15: 30 – 35

15:30 Setelah berpamitan, Yudas dan Silas berangkat ke Antiokhia. Di situ mereka memanggil seluruh jemaat berkumpul, lalu menyerahkan surat itu kepada mereka.
15:31 Setelah membaca surat itu, jemaat bersukacita karena isinya yang menghiburkan.
15:32 Yudas dan Silas, yang adalah juga nabi, lama menasihati saudara-saudara itu dan menguatkan hati mereka.
15:33 Dan sesudah beberapa waktu keduanya tinggal di situ, saudara-saudara itu melepas mereka dalam damai untuk kembali kepada mereka yang mengutusnya.
15:34 (Tetapi Silas memutuskan untuk tinggal di situ.)

Perselisihan antara Paulus dan Barnabas
15:35 Paulus dan Barnabas tinggal beberapa lama di Antiokhia. Mereka bersama-sama dengan banyak orang lain mengajar dan memberitakan firman Tuhan.

Pekabaran Injil pada dasarnya merupakan satu bagian yang menjadi tanggung jawab seluruh orang Kristen, sebab Kristus sendiri hadir di tengah dunia dalam rangka memberitakan Injil kepada dunia. Sebagai orang-orang yang sudah menerima anugerah Allah, tentu kita wajib mensyukuri hal ini. Kita diselamatkan, bukan oleh perbuatan baik kita, tetapi semata-mata hanya oleh anugerah Allah yang sudah Allah anugerahkan kepada kita. Lalu bagaimana kita merespon anugerah Allah yang luar biasa ini?

Melalui nas ini, merupakan sebuah respon mengabarkan berita tentang Kerajaan Allah, dari hasil persidangan di Jerusalem. Keputusan persidangan telah memilih dan mengutus beberapa orang untuk bersama Paulus dan Barnabas, yaitu dua orang yang telah mempertaruhkan nyawanya karena nama Yesus Kristus, mereka adalah Yudas dan Silas. Penyampaian pesan surat penggembalaan secara lisan ini dalam rangka menanggapi keresahan jemaat dan memastikan agar penyampaian keputusan itu tidak keliru. Dengan penjelasan dua orang utusan itu, jemaat dikuatkan, dihiburkan, dan penuh sukacita. Kesempatan yang ada dipakai oleh Yudas dan Silas untuk tinggal dan memberikan pengajaran kepada jemaat Antiokhia, mereka menasehati mereka dengan firman Tuhan. Setelah beberapa waktu mereka diberangkatkan untuk kembali kepada yang telah mengutus mereka. Paulus dan Barnabas pun tinggal beberapa lama di Antiokhia, mereka pun terus mengajar dan memberitakan Firman Tuhan. Antiokhia menjadi pusat dari kekristenan di dalam separuh bagian Kitab Kisah Rasul dan terus menjadi salah satu kota terpenting kekristenan di dalam abad-abad awal perkembangan gereja. Antiokhia menjadi tempat yang begitu penting karena dia menjadi tempat pertama orang-orang percaya disebut Kristen. Inilah tempat di mana kekristenan yang masih bayi mulai bertumbuh dan menyebar.

Perintah Tuhan Yesus sudah jelas, yaitu supaya kita sebagai orang percaya memberitakan Injil. Memberitakan Injil bukan suatu himbauan tetapi adalah suatu keharusan, namun tidak dilakukan dengan terpaksa, melainkan dengan sukacita, karena ia sudah terlebih dahulu mengalami sukacita yang sejati dari Kasih Yesus Kristus yang telah memberi anugerah keselamatan yang sejati. Memberitakan Injil seharusnyalah menjadi pola hidup orang percaya, damai sejahtera karena Kasih Allah yang ia peroleh mengubah dan menggerakkan hidup orang-orang percaya untuk melakukannya dengan segenap hati. Ia tidak bisa tinggal diam melihat orang yang belum menerima Kasih yang sejati dari Allah. Hatinya akan timbul belas kasihan melihat domba-domba yang tidak bergembala, apalagi kalau kita sadar, bahwa Allah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kita. Pekabaran Injil yang dipahami sebagai upaya pengamalan nilai-nilai Kerajaan Allah, ukuran keberhasilannya bukanlah terletak pada bertambah atau tidaknya jumlah orang Kristen, melainkan apakah masyarakat hidup dalam sikap dan perilaku yang dijiwai nilainilai Kerajaan Allah atau tidak. Pekabaran Injil yang semacam ini menjadi berhasil ketika ketidakadilan, kekerasan, kemiskinan, kecurangan, pementingan diri, dan nilai-nilai lain yang bertentangan dengan nilai-nilai Kerajaan Allah menjadi berkurang di negeri ini. Dengan memperjuangkan terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah, kehadiran gereja dengan sendirinya akan dipandang sebagai berkat bagi masyarakat umum.
Renungan: Panggilan kita sebagai orang Kristen masa kini adalah menyadari panggilannya, yaitu setia menjadi pemberita, ”proklamator” kebenaran Kerajaan Allah, sehingga semua lidah mengaku bahwa Yesus adalah Juruselamat.

Pdt. Maslon Ginting

Warta Jemaat dapat diunduh pada link berikut: Momo 25 Oktober 2020