Bahan Sermon PJJ 14 Okt 2020

Sehken Kekelengen (Minggu Diakonia).

1 Johanes 4:16 b-21

4:16 Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia. 4:17 Dalam hal inilah kasih Allah sempurna di dalam kita, yaitu kalau kita mempunyai keberanian percaya pada hari penghakiman, karena sama seperti Dia, kita juga ada di dalam dunia ini. 4:18 Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih. 4:19 Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita. 4:20 Jikalau seorang berkata: “Aku mengasihi Allah,” dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya. 4:21 Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya.

Memang jumlah orang yang percaya kepada Tuhan semakin meningkat, akan tetapi faktanya jumlah   manusia yang saling mengasihi akan semakin berkurang. Ditengah kompetisi hidup saat ini yang terjadi justru “homo homini lupus”= manusia menjadi serigala bagi manusia lain. Ketidak pedulian satu dengan yang lain, pembenaran diri, egoisme yang semakin meninggi, penghakiman, kebobrokan moral, semuanya ini dapat kita saksikan ditengah kehidupan ini. Manusia semakin jauh dari kehendak Allah yang  seharusnya saling mengasihi. Pengenalan akan Allah cenderung hanya pura-pura, mengasihi senantiasa dihubungkan dengan imbalan, untung rugi dan sebab akibat. Seharusnya sebagai orang yang percaya, mengasihi adalah jati diri kita, sebab Allah telah terlebih dahulu mengasihi kita.

1 Yohanes 16 :16b-21:

1.   Allah adalah Kasih :   

      PenyataanNya dan kesempurnaannya adalah di dalam Yesus Kristus. Kasih Allah tercermin melalui kehendakNya dinyatakan  dalam sukacita, damai sejahtera bagi umatNya.  Kasih Allah dinyatakan : Agape : kasih yang rela memberikan diri kepada orang lain,   Di dalam Alkitab baik PL maupun PB kasih yang dikehendaki Allah dari umatNya adalah kasih yang nyata dan terbuka serta menjangkau semua sesama, bahkan musuh sekalipun. Berbicara tentang kasih berarti berbicara juga tentang tanggung jawab.

2.   Kasih adalah berani dan percaya pada hari penghakiman. Orang yang mengasihi adalah orang yang berani menghadapi segala resiko bahkan segala konsekwensi  yang terjadi.  Percaya kepada hari penghakiman menunjuk kepada penyerahan diri kepada Allah  dengan keyakinan sebagai anak yang berharga dihadapan Allah, jika demikian pasti kita dipelihara dan diselamatkan.

3.   Kasih melenyapkan ketakutan. Ketakutan adalah bagian dari penguasaan dosa dalam diri manusia, karena bagi orang percaya tidak ada lagi yang perlu ditakuti sebab yang paling menakutkan yaitu “maut” telah dikalahkan didalam diri Yesus Kristus. Oleh karenanya,  orang yang berani adalah: setia  hidup bersama Yesus  sehingga orang percaya “berani tampil beda” karena sadar bahwa kita adalah umat pilihan.

4.   Mengasihi Allah harus terbukti dari sikap dan tindakan yang dinyatakannya dengan mengasihi. Perumpamaan orang samaria yang baik hati menunjuk kepada sesama manusia adalah secara universal yang tidak dibatasi oleh kondisi, situasi, suku, ras, agama. Perbedaan yang ada bukanlah untuk saling menghakimi tetapi  saling memperlengkapi yaitu dengan saling mengasihi. Jadi kasih itu hendaklah   didemonstrasikan bukan sekedar dibicarakan, sebab orang percaya selalu terikat dengan apa yang dipercayainya, dan berbuah dalam perpuatannya.

Perdamaian antara Allah dengan manusia menimbulkan dua perubahan  

a.   Perubahan Status: kita bukanlah lagi menjadi seteru Allah tetapi sekarang menjadi anak-anak-Nya.

b.   Perubahan Sikap: Allah terhadap manusia: dari murka menjadi belas kasih. Manusia terhadap Allah: dari memberontak menjadi tunduk dan mengasihi Allah. Itulah makna dari Allah mengasihi kita.

Maka kita mengasihi seperti Allah mengasihi kita. Mengasihi seperti Allah bukan sekedar  meniru cara atau polanya tetapi menerapkan kasih yang dipergunakan Allah sendiri yaitu agape: meskipun, walaupun. Penyakit orang Kristen adalah menukar atau memalsukan  bahkan membajak kasih Allah dengan kasih alamiah: eros, storge, dan filia: karena, sebab. Bila Allah mengasihi secara agape maka kita juga, artinya kita mengasihi sama seperti yang dimiliki Allah karena bersumber dari Allah. Sekarang ini sering kita mendemonstrasikan kasih Allah, justru yang terjadi adalah perilaku kebencian, kekerasan, dendam, kejengkelan, sentiment, ketiadaan pengampunan, serta perseteruan-perseteruan kita. Mengapa kita lebih suka menyimpan kemarahan dan dendam berlama-lama daripada mengambil sikap mengampuni atau meminta pengampunan dari orang lain?

Marilah kita hidup bersama-sama dalam kasih, supaya kitabersama-sama hidup dalam kasih itu sendiri”.

Itulah yang disaksikan Jusuf terhadap saudara-saudaranya. Memang kamu telah mereka-reka yang jahat, tetapi Allah mereka-rekanya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekaranng ini.yaitu memelihara hidup suatu bangsa yang besar. Kej 50:20