Persembahan Yang Terbaik Bagi Tuhan
Bilangan 15: 17 – 21
15:17 Lagi berfirmanlah TUHAN kepada Musa:
15:18 “Berbicaralah kepada orang Israel dan katakanlah kepada mereka: Apabila kamu masuk ke negeri, ke mana kamu akan Kubawa,
15:19 maka apabila kamu makan roti hasil negeri itu haruslah kamu mempersembahkan persembahan khusus bagi TUHAN.
15:20 Tepung jelaimu yang mula-mula haruslah kamu persembahkan sebagai persembahan khusus berupa roti bundar; sama seperti persembahan khusus dari hasil tempat pengirikanmu, demikianlah harus kamu mempersembahkannya.
15:21 Dari tepung jelaimu yang mula-mula haruslah kamu menyerahkan persembahan khusus kepada TUHAN, turun-temurun.”
Bagaimana cara kita melakukan ibadah yang sejati? Dengan tidak mengikuti kehidupan duniawi, tetapi mengikuti perilaku yang lahir dari akal budi yang telah diperbarui Tuhan. Akal budi yang diubahkan ini akan memimpin hidup kita dalam kehendak-Nya. Pertanyaan penting yang mungkin menjadi poin perenungan bagi kita sekalian melalu bacaan Alkitab hari ini adalah : Apakah hidup secara total sudah kita persembahkan kepada-Nya? Jika hidup kita sepenuhnya pun sudah kita persembahkan kepada Tuhan, tidaklah menjadi hal yang berat untuk mempersembahkan apa yang dimiliki karena semua yang ada pada kita pun berasal dari padaNya.
Melalui teks Khotbah Bil. 15:17-21, kita melihat bagaimana Tuhan memerintahkan umatNya dengan memberi aturan untuk mendisplinkan untuk memberi persembahan sebagai tanda menghormati Tuhan yang sudah membebaskan mereka dan memberi kesempatan untuk hidup dan berdiam di negeri yang dijanjikan Tuhan. Hasil tanah pertama yang harus dipersembahkan secara khusus bagi Tuhan adalah Persembahan Pesta Panen (Kerja Rani) jika dihubungkan dengan Ul. 26:9-10. Layak dan sudah sepatutnyalah bangsa Israel mempersembahkan persembahan khusus bagi Tuhan yang telah membebaskan, menuntun dan memberikan negeri yang berlimpah susu dan madu untuk mereka diami. Bangsa Israel diperintahkan untuk merayakan dan mempersembahkan Pesta Panen (Kerja Rani) untuk mengingatkan bangsa ini bahwa Allah-lah yang memiliki segala tanah yang didiami bangsa ini (bdk. Im.23:10 ; Im.25:23). Ini merupakan sebuah wujud pengakuan bahwa Allah-lah yang empunya segalanya. Jika kita memperhatikan kehidupan para leluhur kita, khususnya orang Karo, pada masa lalu, setiap kali panen (rani sipemena) hasilnya (page mbaru) akan segera dipersembahkan (itaruhken) kepada kalimbubu karena memang dalam konsep budaya karo : Kalimbubu adalah “Dibata ni idah”. Demikian juga jika kita bandingkan dengan suku lainnya, contoh: orang Hindu/Bali dan Cina, yang terbaiklah (yang super) yang dipersembahkan ke kuil atau tempat sembahyang.
Melalui Firman Tuhan hari ini kita diajak untuk : tetap bersyukur dan merasakan kebaikan Tuhan dalam kehidupan ini, sekalipun di tengah situasi sulit, akibat dampak pandemi Virus Covid-19 yang berdampak kepada kehidupan perekonomian kita. Mungkin ada yang sudah sekian lama harus menutup usahanya, mungkin ada yang hanya menerima gaji 50 %, atau bahkan ada yang kena PHK. Tapi sebagaimana Nuh yang bisa melewati “badai” äir bah dan mempersembahkan persembahan syukurnya atas pemeliharaan Tuhan sehingga terus memberikan persembahannya dengan tujuan adalah menyenangkan hati Tuhan. Demikian juga hari ini kita dipanggil dan diajak untuk tetap bersyukur dan yakin akan pemeliharaan Tuhan. Bawalah persembahan yang menyenangkan hati Tuhan di tengah situasi sulit sekalipun! Justru inilah bukti iman yang luar biasa ketika kita sanggup bersyukur dan mempersembahkan yang terbaik untuk Tuhan, sekalipun berada di tengah situasi & kondisi yang tidak baik. Apapun situasi dan kondisi saat ini, yakin dan percayalah Allah tetap baik bagi dan tetap memelihara kita.
Renungan: Mempersembahkan persembahan Kerja Rani yaitu dengan mempersembahkan yang terbaik dan yang sepatutnya kepada Tuhan karena kita percaya jika kita ikut mempermuliakan Tuhan, dan siapa yang menghormati Tuhan ia juga akan dihormati.
SELAMAT KERJA RANI!
Pdt. Maslon Ginting
Warta Jemaat dapat diunduh pada link berikut: Momo 27 September 2020