Renungan Khotbah, Minggu 30 Agustus 2020

Kaya Dihadapan Tuhan

Lukas 12: 13 – 21
Orang kaya yang bodoh

12:13 Seorang dari orang banyak itu berkata kepada Yesus: “Guru, katakanlah kepada saudaraku supaya ia berbagi warisan dengan aku.”
12:14 Tetapi Yesus berkata kepadanya: “Saudara, siapakah yang telah mengangkat Aku menjadi hakim atau pengantara atas kamu?”
12:15 Kata-Nya lagi kepada mereka: “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu.”
12:16 Kemudian Ia mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan, kata-Nya: “Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya.
12:17 Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku.
12:18 Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku.
12:19 Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!
12:20 Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti?
12:21 Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah.”

Ketamakan adalah keinginan untuk mendapatkan kekayaan secara “berlebihan”. Yang dimaksud dengan berlebihan ialah ketika seseorang “Mengingini yang menggantikan kerinduan akan Tuhan dengan kesukaan pada barang-barang.” Hal ini menunjukkan bahwa Tuhanlah yang harus diutamakan dalam segala sesuatu. Jadi, ketamakan adalah dosa dalam hati, yang kemudian berbuah dalam tindakan seseorang dengan cara hidup yang hanya mencari kekayaan dan menampung kekayaan duniawi untuk menyenangkan diri sendiri.

Tuhan Yesus memberikan perumpamaan tentang orang kaya yang bodoh untuk menjelaskan bahaya ketamakan dalam hidup manusia. Ada beberapa hal penting yang perlu kita perhatikan berkaitan dengan hal tersebut, yaitu :

  1. Setiap orang harus waspada terhadap bahaya ketamakan karena itu Yesus menggunakan kata: “berjaga-jagalah dan waspadalah”. Artinya, ketamakan dalam hidup manusia tidak bisa dianggap rendah, karena baik orang kaya maupun orang miskin, keduanya bisa terjangkit ketamakan
  2. Hidup manusia tidak bergantung pada harta yang dimilikinya. Manusia boleh saja memiliki harta sebanyak apapun, tetapi harus disadari bahwa kehidupannya itu tidak bergantung pada harta yang dimiliki, sebab hidup manusia itu milik Allah. Sebanyak apapun harta yang dimiliki, tetapi tidak akan bisa menambah usia seseorang barang sedetikpun,
  3. Tuhan adalah penentu kehidupan. Panjang – pendek usia seseorang bukan ditentukan oleh seberapa banyak harta yang dimilikinya. Usia manusia ada di tangan Tuhan. Tuhanlah sang penentu kehidupan manusia. Jadi, jangan ada manusia yang menyombongkan diri.

Bagaimanakah hidup kaya di hadapan Allah ?. Orang yang kaya di hadapan Allah adalah orang yang mau berbagi dengan penuh kasih , peduli dengan kesengsaraan sesamanya, sebab kekayaan yang dimiliki itu berasal dari Tuhan, maka diapun siap menggunakannya seperti yang Tuhan kehendaki. Kekayaannya juga untuk mengabdi kepada Tuhan sebagai wujud ucapan syukurnya atas berkat kekayaan yang diterimanya. Dengan demikian orang kaya yang seperti itu akan tetap rendah hati, jauh dari kesombongan dan ketamakan.

Jika terjadi seperti perumpamaan orang kaya yang bodoh itu, bukankah akhirnya orang tersebut akan berpendapat bahwa hidupnya menjadi sia sia.. Dan ketika dia mati, maka dia tidak bisa menikmatinya lagi. Bagaimana caranya supaya kita terhindar dari ketamakan? Dengan rela berbagi dengan sesama, dan tetap mengandalkan Tuhan dan bergantung sepenuhnya kepada Tuhan, dan bukan mengandalkan hartanya. Artinya, tetap berkeyakinan bahwa Tuhanlah yang mengatur hidupnya, dan berusaha agar harta yang dimiliki juga bermanfaat untuk orang lain dan untuk kemuliaan nama Tuhan. Tuhan Yesus memperingatkan agar berhati hati terhadap kekayaan dunia karena kekayaan akan membuat seseorang melupakan Allah dan mencintai kekayaan dunia.
Renungan: harus disadari bahwa orang yang kaya di hadapan Allah adalah orang-orang yang berbahagia. Maksudnya ialah orang yang tetap mengasihi Allah walaupun memiliki banyak harta benda, ataupun dalam keadaan berkekurangan, baik dalam keadaan suka maupun dalam keadaan duka, Allahlah yang terus dipermuliakan.

Pdt. Maslon Ginting

Warta Jemaat dapat diunduh pada link berikut: Momo 30 Agustus 2020