Renungan Khotbah, Minggu 16 Agustus 2020

Berserah Diri Kepada Tuhan

Kisah Para Rasul 9: 32 – 35

Petrus menyembuhkan Eneas dan membangkitkan Dorkas
9:32 Pada waktu itu Petrus berjalan keliling, mengadakan kunjungan ke mana-mana. Dalam perjalanan itu ia singgah juga kepada orang-orang kudus yang di Lida.
9:33 Di situ didapatinya seorang bernama Eneas, yang telah delapan tahun terbaring di tempat tidur karena lumpuh.
9:34 Kata Petrus kepadanya: “Eneas, Yesus Kristus menyembuhkan engkau; bangunlah dan bereskanlah tempat tidurmu!” Seketika itu juga bangunlah orang itu.
9:35 Semua penduduk Lida dan Saron melihat dia, lalu mereka berbalik kepada Tuhan.

Tidak dapat dipungkiri bahwa mujizat yang dilakukan oleh murid-murid Tuhan pada zaman gereja mula-mula memegang peranan yang sangat penting terhadap pertobatan orang – orang yang belum percaya. Banyak orang menjadi percaya dengan kuasa Tuhan setelah mereka melihat dengan mata kepala sendiri, atau mengalami sendiri mujizat kesembuhan yang dari Tuhan. Hal ini juga telah terjadi sejak Tuhan Yesus mengabarkan kabar baik dan membuat mujizat dimana-mana. Dari sejak zaman Tuhan Yesus hingga zaman modern saat ini, mujizat pun seharusnya tetap menjadi salah satu metode bagaimana orang yang belum percaya juga dapat menjadi percaya kepada kuasa Tuhan.

Petrus mengunjungi murid-murid Kristus di sana dan menyembuhkan seorang bernama Eneas. Ayat 33 mengatakan bahwa Eneas telah 8 tahun terkena penyakit lumpuh. Orang lumpuh beberapa kali dijadikan contoh untuk kemenangan belas kasihan Tuhan bagi umatNya. Dalam Yes33: 23; 35:6, dan Yer 31:8 orang lumpuh akan mendapatkan kekuatan dari Tuhan sebagai tanda pengampunan yang diberikan untuk memulihkan umat-Nya Tuhan akan menguatkan orang lumpuh sehingga kekuatan kaki mereka bahkan akan menjadi lebih besar daripada kekuatan kaki tentara-tentara bangsa-bangsa yang memusuhi Israel. Ini menandakan kekuatan Allah bagi yang paling lemah dari umat-Nya adalah jauh lebih kuat daripada yang paling perkasa dari bangsa-bangsa lain. Dengan demikian kesembuhan bagi orang lumpuh adalah tanda pekerjaan Allah memulihkan umat-Nya, dan pernyataan kuasa Allah bagi yang terlemah untuk mempermalukan mereka yang kuat. Siapakah yang dapat memulihkan Israel? Yang pasti adalah Yesus Anak Daud. Selama hidup-Nya di bumi, Kristus menyatakan diri-Nya sebagai Sang Mesias dengan menyembuhkan orang lumpuh, menyatakan tanda bahwa Dialah yang akan memulihkan Israel. Peristiwa itu membuat banyak orang berbalik kepada Tuhan. Petrus dengan otoritas begitu besar dan kuasa yang sangat kuat memberikan fokus kepada Tuhan Yesus. Perkataannya, “Yesus Kristus menyembuhkan engkau…” menjadi kunci kuasa pelayanan Petrus. Dia tidak ingin mengambil kemuliaan apa pun. Dia hanya ingin menyatakan kemuliaan Yesus Kristus.

Apakah kita merindukan kehadiran Tuhan memimpin jalan hidup kita? Apakah kita hanya mengandalkan belas kasihan Tuhan untuk mengangkat dan menolong kita dari hidup yang penuh kehancuran? Setiap peristiwa yang terjadi di dalam kehidupan manusia adalah kesempatan untuk menemukan makna, yang berguna untuk mengubah kehidupan menjadi lebih baik. Untuk itu perlu memiliki cara pandang yang benar dalam melihat peristiwa yang terjadi. Kita juga perlu berdoa kepada Tuhan agar segala sesuatu yang kita alami dan kerjakan bisa menjadi sesuatu yang berguna dan bermakna, dan juga mengubahkan kebaikan bagi orang-orang di sekitar kita.
Renungan: Misi setiap orang percaya adalah, oleh hidupnya orang lain dapat menerima dan menyaksikan kasih karunia Yesus Kristus. Inilah esensi dari hidup orang percaya: menjadi garam dan terang dunia. Karena itu, bangkitlah dan beranjaklah untuk memberitakan kemurahan dan kebaikan Tuhan setiap hari.

Pdt. Maslon Ginting

Warta Jemaat dapat diunduh pada link berikut: Momo 16 Agustus 2020