Bahan Sermon PJJ 02 Sept 2020

Nats: 1 Raja-raja 3:4-9
Tema: Muda dan Berhikmad. Nguda tapi Pentar.

3:4 Pada suatu hari raja pergi ke Gibeon untuk mempersembahkan korban, sebab di situlah bukit pengorbanan yang paling besar; seribu korban bakaran dipersembahkan Salomo di atas mezbah itu. 
3:5 Di Gibeon itu TUHAN menampakkan diri kepada Salomo dalam mimpi pada waktu malam. Berfirmanlah Allah: “Mintalah apa yang hendak Kuberikan kepadamu.” 
3:6 Lalu Salomo berkata: “Engkaulah yang telah menunjukkan kasih setia-Mu yang besar kepada hamba-Mu Daud, ayahku, sebab ia hidup di hadapan-Mu dengan setia, benar dan jujur terhadap Engkau; dan Engkau telah menjamin kepadanya kasih setia yang besar itu dengan memberikan kepadanya seorang anak yang duduk di takhtanya seperti pada hari ini. 
3:7 Maka sekarang, ya TUHAN, Allahku, Engkaulah yang mengangkat hamba-Mu ini menjadi raja menggantikan Daud, ayahku, sekalipun aku masih sangat muda dan belum berpengalaman. 
3:8 Demikianlah hamba-Mu ini berada di tengah-tengah umat-Mu yang Kaupilih, suatu umat yang besar, yang tidak terhitung dan tidak terkira banyaknya. 
3:9 Maka berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang faham menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat, sebab siapakah yang sanggup menghakimi umat-Mu yang sangat besar ini?”

Untuk menunjukkan ketaatan dan imannya Salomo mempersembahkan korban yang sangat besar di Gibeon. Ayat 4  mempersembahkan seribu korban bakaran, hal ini untuk menunjukkan hati dan imannya kepada Tuhan.  Tuhan menampakkan diri kepada Salomo dalam mimpi di Gibeon, dan menanyakan apa yang ingin dimintanya dari Tuhan. Jawaban Salomo menunjukkan bahwa dia orang sangat membutuhkan hikmat. (Hati yang Faham). =Kecerdasan spriritualita. Mengapa?

1)   Karena hanya orang yang berhikmat yang merasa dirinya kurang berhikmat. Tetapi siapa yang merasa sudah tidak perlu hikmat, justru sebenarnya adalah orang yang tidak berhikmat. Orang bodoh selalu merasa bahwa orang lain lebih bodoh dari dirinya sendiri.   Hikmat yang sejati bukan hanya diberikan, tetapi juga harus dipelajari dan dikenal lalu, diperaktekkan.

2)   Salomo diberikan tugas yang begitu berat, sebab Israel tegar tengkuk dan membawa Israel menjadi bangsa Tuhan. Itulah sebabnya dia meminta kemampuan untuk memberikan pertimbangan. Jikalau seseorang memberikan hatinya untuk umat Tuhan, maka segala yang diminta adalah untuk umat Tuhan, bukan untuk kepentingan dirinya sendiri.

3)   Orang berhikmat menyadari betapa berharganya hikmat itu  sebab akan banyak perkara yang harus dihadapi oleh setiap orang. Masing-masing orang memiliki pergumulan yang membutuhkan penyelesaian.  Salomo sadar bahwa tugas dan jabatan yang Tuhan berikan memerlukan kemampuan untuk mengambil kebijakan. Oleh sebab itu, ketika Tuhan menawarkan ‘yang utama’ baginya, maka salomo meminta ‘hati yang faham

Salomo senantiasa membangun hubungan dengan Tuhan melalui penyembahan yang benar, Salomo adalah keturunan dari seorang yang hidup dengan setia, benar dan jujur kepada Tuhan (ay.6), dan Salomo meminta yang diperlukan dalam hidupnya demi kemuliaan Tuhan

Manusia seperti dikejar banyak hal, dan tidak pernah puas akan yang ada, sehingga manusia dapat menjadi serigala bagi sesamanya. Suatu perkara menjadi sulit diperdamaikan hanya karena ketamakan manusia.   Manusia terkecoh oleh standar  dunia, manusia melangsingkan tubuhnya menjadi seperti tak makan, manusia mempercantik dirinya menurut yang menata.  Anehnya, yang tidak mampu berada pada ukuran-ukuran buatan manusia menjadi galau, merasa kecil, tak berharga. Padahal, ‘manusia si mampu’ itu pun tidak puas dengan dirinya. Manusia berlelah-lelah tanpa pernah berhenti mencapai ‘ukuran sukses yang tidak pasti’. Hidup dapat menjadi damai sejahtera bila manusia diliputi dengan hikmat, sebab dapat menuntun kita untuk bertindak dengan segala kebaikan.  Hidup adalah anugerah yang Tuhan limpahkan sehingga manusia mampu menjalani kehidupan ini dengan sukacita dan bagi kemuliaan Tuhan.

Temanta kerna Pengajaran tentang hidup yang bijaksana.

1.   Hikmat juga harus dinikmati dan memanfaatkan hikmat itu untuk keuntungan bersama.  Salomo mampu membawa umat Tuhan penuh dengan damai sejahtera, ketentraman hidup yang dicapai karena ada raja yang penuh hikmat, itulah yang dirindukan oleh Salomo. Permintaannya adalah demi kepentingan orang lain. Biarlah kita pun menggunakan segala hal yang Tuhan berikan untuk dipakai demi menjadi berkat bagi sesama. Biarlah umat Tuhan, yaitu gereja Tuhan, boleh mendapatkan berkat yang berlimpah melalui hikmat dari anak-anak Tuhan yang melayani gereja-Nya. Ketika kita meminta motivasinya adalah memuliakan Tuhan yaitu berguna bagi kita dan juga memberi arti bagi hidup orang lain.

2.   Hikmat Allah yang sejati dan sempurna adalah di dalam Kristus (1Kor. 2:7-8).  . Hikmat Allah yang menyelamatkan manusia melalui pengorbanan Kristus di kayu salib.  Kehinaan untuk memberikan kemuliaan. Ketaatan untuk menyelamatkan ketidaktaatan. Kekalahan untuk memberikan kemenangan. Inilah yang dilakukan Tuhan Yesus di kayu salib. Hikmat sejati adalah hikmat yang diberikan Kristus bagi gereja-Nya. Hikmat yang membuat kita memahami jalan keselamatan Allah, memberikan pengertian akan kasih Allah, dan memberikan alasan untuk hidup di dalam kesucian 

3.   Permata= Generasi pembangunan dan masa depan dalam menghadapi tantangan jaman : social, hukum dan IT. Melala saja cara-cara doni enda mengangkat diri lalu menghempaskannya jatuh ke dalam jurang kehancuran. Itulah pentingnya pengajaran yang benar terus diperdengarkan melalui keluarga, gereja dan dunia Pendidikan, agar anak-anak kita mampu menjadi anak yang bijaksana. Masih banyak orang tua kurang peduli terhadap tujuan masa depan keluarga, sehingga anak-anaknya banyak berjalan di jalan yang gelap. PWG harus terus berbenah melihat kebutuhan gereja dalam mengasah dirinya ketika berhadapan dengan banyaknya tantangan dan adanya peluang-peluang untuk di tangkap, sehingga kita mampu menjadi terang dan berkat bagi dunia ini.