Renungan Khotbah, Minggu 12 Juli 2020

“Melakukan Perdamaian dengan Tulus”

1 Petrus 3: 8 – 17

Kasih dan damai
3:8 Dan akhirnya, hendaklah kamu semua seia sekata, seperasaan, mengasihi saudara-saudara, penyayang dan rendah hati,
3:9 dan janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci maki, tetapi sebaliknya, hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat. Sebab:
3:10 “Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu.
3:11 Ia harus menjauhi yang jahat dan melakukan yang baik, ia harus mencari perdamaian dan berusaha mendapatkannya.
3:12 Sebab mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada permohonan mereka yang minta tolong, tetapi wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat.”

Menderita dengan sabar
3:13 Dan siapakah yang akan berbuat jahat terhadap kamu, jika kamu rajin berbuat baik?
3:14 Tetapi sekalipun kamu harus menderita juga karena kebenaran, kamu akan berbahagia. Sebab itu janganlah kamu takuti apa yang mereka takuti dan janganlah gentar.
3:15 Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat,
3:16 dan dengan hati nurani yang murni, supaya mereka, yang memfitnah kamu karena hidupmu yang saleh dalam Kristus, menjadi malu karena fitnahan mereka itu.
3:17 Sebab lebih baik menderita karena berbuat baik, jika hal itu dikehendaki Allah, dari pada menderita karena berbuat jahat.

Sejak itu manusia dipenuhi kesusahan, ketakutan, dan pertikaian, masalah persoalan silih berganti. Sebenarnya dari hati yang terdalam semua manusia ingin hidup dalam kasih dan perdamaian. Tetapi hidup dalam kasih dan damai pada masa kini sepertinya sangat sulit ditemukan. Hal ini dibuktikan masih sering terjadi pertengkaran, permusuhan antar keluarga, dan antar sesama. Firman Tuhan mengingatkan dan mengajak kita terus untuk hidup dalam kasih dan damai dalam Kristus. Oleh karena itulah, kita terus diperlengkapi oleh Firman Allah agar perdamaian terus tercipta hanyalah dilandasi oleh kasih kasih Kristus.

Pertanyaan penting yang harus direnungkan ialah: “Apakah rahasia hidup dalam kasih dan damai itu?” Yakni tetap menjaga kesatuan dalam komunitas. Dalam suratnya kepada orang-orang Kristen di perantauan, Rasul Petrus dengan tegas berkata supaya hidup dalam kasih dan damai, yaitu hidup :seia sekata, seperasaan, mengasihi, penyayang, rendah hati, dan tidak membalas jahat dengan jahat. Sadarkah kita bahwa setiap orang yang percaya dan menerima Yesus Kristus menjadi Tuhan dan Juruselamat diberi kuasa menjadi anak-anak Allah, dan sudah menjadi warga kerajaan sorga Karena kita ini adalah buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. (Ef 2:10). Supaya kita memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib. Hidup dalam kasih dan damai ialah dengan berusaha untuk meminimalkan hal-hal yang dapat merusak komunitas persekutuan. Hal yang sering Tuhan ingatkan kepada kita menjaga lidah terhadap yang jahat, menjauhi yang jahat melakukan yang baik dan mencari dan berusaha mendapatkan perdamaian. Ingat bahwa ada pengawasan dari Tuhan atas kehidupan kita. Dengan mengingat hal itu akan mencegah kita dari melakukan hal-hal yang bisa membuat kasih dan damai hilang dari kehidupan kita Meskipun orang Kristen tidak mempunyai pemikiran yang sama dengan tepat, mereka harus memiliki kasih di antara satu dengan yang lainnya. Jika seseorang ingin hidupnya nyaman di dunia, dan memiliki hidup kekal, ia harus menjaga lidahnya dari yang jahat dan dari kata-kata yang menipu. Ia harus meninggalkan perbuatan yang jahat dan melakukan perbuatan yang baik, sehingga bisa mendatangkan damai sejahtera di antara sesama. Setiap orang meneladani kehidupan Yesus dan melakukan kebaikan haruslah dengan sempurna.

Orang percaya harus mampu menghadirkan kasih dan damai yang sejati bagi dunia ini, agar olehnya dunia dapat berdamai dengan Allah. Sebagaimana Kristus hadir dalam sejarah umat manusia, Ia mampu memperlihatkan sebuah perbedaan kualitas hidup yang tiada taranya. Tuhan Yesus mampu menyentuh hati orang-orang dalam lingkungannya dengan sentuhan kasih-Nya yang melimpah ruah. Ia memperlihatkan bagaimana caranya mengasihi orang berdosa dan mengampuni mereka. Bahkan dengan kasih-Nya tak terbatas Ia telah mengampuni orang yang telah menghina, memfitnah, menganiaya, dan memusuhinya.
Renungan: Mengapa orang Kristen harus membawa kasih dan damai? Karena memang itulah yang diperintahkan Yesus. Jadi, marilah kita lakukan.

Pdt. Maslon Ginting

Warta Jemaat dapat diunduh pada link berikut: Momo 12 Juli 2020