Renungan Khotbah, Minggu 21 Juni 2020

“KERJA ADALAH IBADAH”

Kisah Para Rasul 16:11-15
16:11 Lalu kami bertolak dari Troas dan langsung berlayar ke Samotrake, dan keesokan harinya tibalah kami di Neapolis;
16:12 dari situ kami ke Filipi, kota pertama di bagian Makedonia ini, suatu kota perantauan orang Roma. Di kota itu kami tinggal beberapa hari.

Paulus di Filipi
16:13 Pada hari Sabat kami ke luar pintu gerbang kota. Kami menyusur tepi sungai dan menemukan tempat sembahyang Yahudi, yang sudah kami duga ada di situ; setelah duduk, kami berbicara kepada perempuan-perempuan yang ada berkumpul di situ.
16:14 Seorang dari perempuan-perempuan itu yang bernama Lidia turut mendengarkan. Ia seorang penjual kain ungu dari kota Tiatira, yang beribadah kepada Allah. Tuhan membuka hatinya, sehingga ia memperhatikan apa yang dikatakan oleh Paulus.
16:15 Sesudah ia dibaptis bersama-sama dengan seisi rumahnya, ia mengajak kami, katanya: “Jika kamu berpendapat, bahwa aku sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan, marilah menumpang di rumahku.” Ia mendesak sampai kami menerimanya.

Pekerjaan apapun, selama pekerjaan itu baik dan benar, lakukanlah dengan sungguhsungguh seperti kita melakukannya untuk Tuhan. Tuhan sanggup memberkati pekerjaan kita dan memberi kelimpahan, jika Dia berkenan atas usaha itu. Pekerjaan yang dianggap rendah sekalipun oleh manusia, akan berharga bagi Tuhan, jika kita melakukannya atas kasih dan rasa syukur dalam hidup kita. Semua pekerjaan dilakukan akan berarti di hadapan-Nya dan merupakan persembahan yang harum jika kita mempersembahkannya untuk Tuhan.

Lidia, adalah seorang wanita yang berprofesi sebagai penjual kain ungu, yang disebut memiliki sifat murah hati. Lidia berasal dari kota Tiatira, salah satu kota di Filipi yang dikenal sebagai kota industri dan perdagangan. Sebagai pedagang kain, Lidia bukanlah wanita sembarangan. Bisa dikatakan ia adalah orang yang mapan dan berhasil. Meski hidup dalam kecukupan Lidia tidaklah pelit dan kikir. Ia tidak menutup mata terhadap sesamanya, malahan menunjukkan kasih dan kepeduliannya terhadap orang lain. Ia membuka pintu rumahnya untuk memberi tumpangan kepada orang-orang yang melayani Tuhan. Memberi tumpangan adalah salah satu bagian penting dalam pelayanan dan bukti bahwa ia sangat mendukung pekerjaan Tuhan. “Muliakanlah Tuhan dengan hartamu,” (Am 3:9). Dilihat dari latar belakangnya, sesungguhnya Lidia adalah seorang non Yahudi, tetapi ia percaya kepada Tuhan dan imannya makin diteguhkan ketika ia mendengarkan berita firman yang disampaikan oleh rasul Paulus saat melakukan pelayanannya di Filipi. Akhirnya Lidia dan seisi keluarganya memberi diri untuk dibaptis. Kehidupan Lidia mampu menjadi berkat dan kesaksian yang baik bagi keluarga dan orang-orang yang ada di sekitarnya, sehingga ia mampu membawa seisi keluarganya percaya kepada Tuhan Yesus dan dibaptis sebagai tanda kehidupan baru di dalam Kristus. Dalam perkembangan dan pertumbuhan kekristenan di Filipi ia menjadikan rumahnya sebagai tempat ibadah.

Rahmat kehidupan yang sampai saat ini kita alami adalah hasil dari pekerjaan Tuhan. Meskipun demikian kita dituntut untuk ambil bagian dalam pekerjaan Allah tersebut, salah satu bentuknya adalah dengan bekerja. Apapun profesi dan pekerjaan yang kita lakukan kita mempunyai tanggung jawab yang sama untuk mengelola dan memelihara dunia ini. Lebih dari itu, bekerja merupakan salah satu bentuk panggilan dalam mewujudkan karya keselamatan Allah ditengah-tengah dunia. Dengan bekerja kita berpartisipasi dalam usaha mengelola dan mengembangkan alam ciptaan dimana kita tinggal. Dengan demikian, bekerja berarti turut ambil bagian dalam karya pengudusan atas apa yang telah direncanakan oleh Allah sejak dunia dijadikan.

Dalam melakukan suatu pekerjaan tidak hanya dibutuhkan kepandaian (skill) atau pengetahuan (head), namun juga di butuhkan spiritualitas sebagai hamba. Mengapa? Karena seorang hamba yang baik biasanya akan bekerja dengan hatinya (heart) dan ia menikmati apa yang ia kerjakan. Renungan: Ketika seseorang bekerja dengan hati, kemauannya akan lebih kuat, pikirannya akan semakin tajam dan kreatif untuk menciptakan ideide pelayanan. Produktifitas seperti itu tentunya akan membawa hasil kerja yang sangat luar biasa. Sudahkah kita mengenakan sikap sebagai hamba dalam bekerja dan melayani?

Pdt. Maslon Ginting

Warta Jemaat dapat diunduh pada link berikut: Momo 21 Juni 2020