PA Permata 04 Juni 2020

Bertekunlah

Si Man Ogen

Kisah Para Rasul 2: 41 – 47

Cara hidup jemaat yang pertama
2:41 Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.
2:42 Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.
2:43 Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda.
2:44 Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama,
2:45 dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing.
2:46 Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati,
2:47 sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.

Shalom Permata???

PA Online Permata

Sudah rindu untuk bersekutu bersama? Mendengarkan dan sharing Firman bersama?

Kami mengundang seluruh teman-teman Permata untuk bersama sama terlibat dalam PA Online yang akan diadakan pada:

?: Kamis, 4 Juni 2020
⏰: 19.30 WIB
?: Bertekunlah
?: Kisah Rasul 2: 41-47
?: Pt. Daniel Bastanta Sebayang

PA Online kali ini secara live menggunakan aplikasi ZOOM
Stay tune ya Permata dan jangan lupa ajak teman yang lainnya ya… see you!
Bujur.. Tuhan simasu-masu??

Agar PERMATA GBKP

  1. Mampu menjelaskan bahwa Roh Allah memengaruhi cara hidup jemaat
    mula-mula sesuai dengan teks
  2. Mampu mengidentifikasi ketekunan masing-masing dalam pengajaran
    dan persekutuan
  3. Mampu menyatakan komitmen untuk bertekun sebagai dampak dari
    karya Roh Allah

Metode : Diskusi

I. PENDAHULUAN
Banyak orang memberikan selintingan tentang Kekristenan belakangan ini. Misalnya saja Kristen KTP (Kristen Tanpa Pertobatan, Kristen Tanpa Pertumbuhan, dst) menjadi kata-kata yang lumrah. Status rupanya tidak berbanding lurus dengan fungsinya sebagai gereja yang hadir di dunia ini. Hal pertama yang harus diketahui adalah gereja secara pribadi mendapatkan artinya setelah ada komitmen untuk menyatu dan bersekutu dalam sebuah gereja secara persekutuan/organisasi. Perjanjian Baru tidak mengenal orang Kristen tanpa gereja. John Stott berkata, “Gereja berada di pusat kehendak Allah, kehendak yang disusun sebelum permulaan jaman, dijalankan sepanjang masa, dan akan disempurnakan di keabadian mendatang.” Karena itu kehadiran gereja sangatlah diharapkan dulu, sekarang dan yang akan datang. Maka pada kesempatan ini kita akan belajar dari ketekunan gereja perdana dalam beriman, bersekutu, bersaksi dan melayani bahkan mau mati demi imannya kepada Kristus Jesus. Apa rahasianya?

II. ISI
Apakah yang Allah harapkan dari gerejaNya dulu, sekarang dan yang akan datang? Pertanyaan merangsang kita untuk merenungkan kenapa Tuhan memanggil, memilih dan memakai kita dalam karya keselamatan yang Allah berikan ke dalam dunia ini. Belajar dari gereja perdana kita belajar banyak hal bahwa Allah tidak akan pernah memakai kita jadi alatNya tanpa memperlengkapi terlebih dahulu. Bagaimana Tuhan memperlengkapinya adalah dengan iman yang berdiri teguh menghadapi beratnya pikul salib Kristus dan bagaimana hidup itu tetap kuat saat ada persekutuan yang sehat dengan Allah dan sesama orang beriman untuk saling menguatkan.

Pesan gereja perdana ini akan menjadi refleksi pribadi bagi kita untuk bertekun dalam beriman. Cerita yang dihadapi berbeda, waktu dan tempat tidaklah sama tapi pesan yang disampaikan tetaplah relevan. Pesan teologis pada apa yang terjadi pada gereja perdana hendak disampaikan oleh dokter Lukas yang memberikan gambaran yang terjadi dalam diri orang yang telah mengalami pertobatan dan menerima Kristus Jesus menjadi Tuhan dan Juruselamatnya. Lukas menggambarkan bahwa gereja perdana ini bukan lahir dari perenungan, meditas atau buah pikiran filsuf tertentu tapi dari sebuah perjalanan yang mana Tuhan memakai orang biasa menjadi alatnya. Jalan yang ditempuh gereja perdana tidaklah gampang. Disana sini ada jalan yang tidak mulus, persaingan kemunafikan, amoralitas dan ajaran sesat yang menjauhkan jemaat dari imannya kepada Kristus Jesus sama seperti yang kita hadapi sekarang ini. Tapi yang pasti Tuhan tidak pernah tinggalkan gerejaNya. Lebih lanjut Lukas mencatat bahwa persekutuan orang Kristen (gereja) jika dengan serius menyesali dosa-dosanya dan membuka diri terhadap kuasa Roh maka secara dramatis akan mengubah cara hidup orang-orang itu. Jika masing-masing sudah diubahkan hidupnya maka persekutuan juga akan mengalami perubahan ke arah yang lebih baik.

Cerita tentang peristiwa Pentakosta (turunnya Roh Kudus ke atas para murid melalui simbol angin bertiup keras dan lidah-lidah api menghinggapi para murid) dan khotbah Rasul Petrus yang berpusat kepada Kristus Jesus menyebabakan adanya pertobatan besar-besaran kira-kira 3000 orang. Titik awal pertobatan yang besar ini butuh penanganan yang baik sehingga pertobatannya tidak pragmatis dan temporal saja. Jika diperhadapkan kepada tantangan iman mereka akan meninggalkan Kristus dan gerejanNya. Pertobatan ini harus ditangani, diajari dan dimuridkan sampai kepada tingkat kesempurnaan Kristus. Karena itu jumlah yang begitu besar ini harus bertumbuh dalam persekutuan yang sehat.

William Barclay melihat ada 8 karakteristik gereja perdana pada waktu ini yang perlu kita lihat dalam bergereja masa kini yakni gereja itu mau belajar, mau bersekutu, mau berdoa, mau menunjukkan rasa hormat, banyak hal mukjizat terjadi, mau berbagi, mau menyembah, mau bersukacita dan disukai oleh banyak orang. Iman dan pertobatan ini mendapatkan tempatnya dalam ketekunan melipatgandakan diri dan kualitasnya. Ketekunan mereka membuahkan hasil yang memuaskan. Tiap-tiap hari Tuhan menambahkan jumlah mereka. Ketekunan mendapatkan artinya karena mereka tidak berjuang sendirian. Kekuatan para petobat baru itu ada dalam persekutannya dengan Tuhan, mengandalkan kuasa Roh dan persekutuannya dengan sesamanya orang beriman. Persekutuan yang menjadikan mereka bertumbuh. Yang menjauhkan diri dari persekutuan akan mendapati iman mereka semakin kerdil dan egois.

Lebih lanjut John Stott melihat ketekunan para petobat baru, murid dan para rasul ada dalam empat tanda dari gereja yang ada di Jerusalem. Pertama: gereja yang hidup adalah gereja yang belajar. “Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul.” Kita bisa mengatakan bahwa Roh Kudus membuka suatu sekolah di Jerusalem hari itu. Guru-gurunya adalah para rasul yang telah dipilih dan dilatih Yesus selama 3 tahun masa pelayanan-Nya. Dan ada 3000 murid di sekolah itu. Mereka yang percaya dan baru menerima Kristus tidak sedang menikmati pengalaman mistik yang membuat mereka mengabaikan akalnya, memandang rendah teologi. Meski orang-orang percaya itu menerima Roh Kudus, mereka tidak berpikir bahwa Roh Kudus saja jadi guru mereka. Tidak! Mereka duduk di kaki para rasul. Ketekunan kepada pengajaran para rasul sebagai guru mereka tanda semakin di dewasakan secara pengetahuan secara mendalam.
Kedua: mereka menjalin hubungan satu sama lain. Mereka bertekun dalam persekutuan itu. Kata Yunani untuk persekutuan adalah koinonia, yang menggambarkan kebersamaan kehidupan kekristenan kita. Kata koinonia ini menegaskan dua kebenaran yang saling melengkapi yakni apa yang kita nikmati bersama dan apa yang kita bagi keluar. Dalam persekutuan ini mereka saling mengasihi. Gereja yang hidup adalah gereja yang peduli.
Ketiga: mereka memiliki hubungan dengan Allah. Mereka menyembah Allah dan memecahkan roti dan berdoa, baik secara formal dan informal, dengan sukacita dan takzim. Gereja yang hidup adalah gereja yang beribadah.
Keempat: mereka menjalin hubungan dengan dunia. Mereka berusaha menjangkau orang luar melalui kesaksian dan penginjilan. Gereja yang hidup adalah gereja yang menginjili.

III. APLIKASI
Untuk mengalami pertumbuhan iman dan persekutuan yang sehat tidak perlu menunggu Roh Kudus datang. IA telah datang pada saat Pentakosta dan IA tidak akan pernah meninggalkan gereja. Yang pasti kita perlu bertekun dalam beriman dan bersekutu. Kita perlu merendahkan diri dihadapan Allah dan mendari pemenuhan, pengarahan dan kuasaNya.

Memang persoalan iman itu sesuatu yang bersifat pribadi itu sebabnya kita harus mengambil keputusan sendiri. Namun iman itu justru bertumbuh dalam persekutuan. Gereja yang sehat tidak haya mementingkan pengajaran, dan menambah pengetahuan tetapi juga aspek relasi atau persekutuan diantara angota-anggotanya. Janganlah pernah sesekali meninggalkan persekutuan pribadi dengan Tuhan begitu juga dengan sesama orang percaya. Rick Warren berkata bahwa gereja bertumbuh dengan kuasa Allah melalui usaha manusia yang terampil.

Penyertaan Allah nyata dari ketekunan gerejanya meningkatkan kualitas dirinya untuk berbicara tentang kasih Allah yang besar bagi dunia. Hidup yang diubahkan merupakan promosi terbesar dari sebuah gereja.

IV. DISKUSI

  1. Bagaimanakah kita bisa mencapai pertumbuhan iman yang diinginkan
    Allah dalam hidup kita?
  2. Mengapa diberbagai tempat di dunia ini ada gereja yang sedang
    berkembang dengan pesat dan di tempat lain terjadi pertumbuhan yang
    dangkal? Mari berbagi pengalaman dan pengamatan di lapangan!

V. USULAN LAGU

  1. KEE. NO. 204: 1-3 “Kata Ni Dibata”
  2. KJ. NO. 429: 1-3 “Masih banyak orang berjalan”
  3. KJ. NO. 446: 1-4 “SETIALAH”

Pdt. Daud R. Tuahta Sembiring, S. Th